Bab 08

1.1K 116 29
                                    

.

.

.

.

.

__________

"mistake and love"

__________

Sungguh Aprodhite di dunia nyata. Bahkan tidak dapat Sehun pungkiri sejak pertama kali melihat Luhan, darahnya berdesir dan perasaanya menghangat. Tidak pernah sekalipun merasakan hal itu sebelumnya, lantaran terlalu sibuk belajar demi cita-citanya yang sekarang ini sudah terwujud.

Luhan satu-satunya yang membuat malamnya yang sepi selalu tergambarkan kenikmatan sejak Sehun menyentuhnya. Seperti yang dia akui sendiri, bahwa siapapun yang melihatnya akan tertarik dengannya, begitu juga dengan Sehun.

Memiliki leher yang panjang, kulit yang putih mulus dan dia wangi, bahkan tanpa wewangian sekalipun. Sehun selalu memuji kesalahannya yang fatal, tidak pernah menyesal, sekalipun suatu saat nanti Luhan akan tahu siapa dia sebenarnya.

Mendekati Luhan yang merah padam namun begitu menggiurkan layaknya wine yang sudah di olah seratus tahun yang lalu oleh leluhurnya, yah, Sehun memiliki ladang anggur di surganya yang dia namai I"isla dell'amore,dahulunya adalah kepunyaan kakeknya dan diwariskan kepadanya bahkan sebelum Sehun lahir.

"katakanlah aku kurang ajar menyamaimu dengan wine kita tadi, rasanya sungguh fantastis dengan pesona menggelitik melalui syaraf hingga berlabuh di hati yang menghangat jadinya" Luhan menyimak apa yang Sehun katakan. "dan resikonya membuat kita mabuk dan lupa diri" lanjutnya.

"aku tidak mabuk, tapi membenarkan ucapanmu sebelumnya Sehun" Luhan menimpali Sehun.

"aku menghormatimu Deer" setelahnya Sehun meraih kemeja putih miliknya yang kebetulan tergeletak sejak tadi di atas ranjang.

Memasangkannya kepada Luhan, terlihat lucu karna Luhan tenggelam olehnya. "jangan buktikan apapun Luhan" kata Sehun memasangkan kancing kemeja itu satu persatu.

Sungguh begitu jelaskan apa yang tersirat dari wajah Luhan, atau Sehun memiliki kemampuan membaca fikiran, entahlah, namun Sehun benar, Luhan hendak membuktikan apakah pria rupawan yang menatapnya kini benarkah Willis.

Luhan tidak menyauti Sehun, matanya masih fokus pada manik hitam kelam itu. aku saja yang bodoh, bahkan banyak pria lain diluaran saja yang memiliki kornea sama dengan Willis atau Sehun.

"ma-maafkan aku Sehun, wine membuatku lupa diri dan-"

Sehun menginterupsi Luhan dengan menggelengkan kepalanya. "sudah ku katakan bukan tadi?" ujar Sehun. Luhan mengangguk.

"kalau begitu anggap saja kau mendapatkan bonus dengan melihatku yang bertelanjang,mu-mungkin saja hal semacam ini berguna saat tugas kita nanti" Luhan kewalahan mencari alasan yang mungkin Sehun bisa menebaknya itu jelas dipaksakan.

Sehun tidak mau menjawab, bertindak lebih dengan memungut celana pendek Luhan dan memberikan padanya. "istirahatlah, aku akan keluar sebentar" ujar Sehun.

mistake and love "HunHan" endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang