Last Year Before go to Academy
(Akira's Version)
10 Oktober 5001
Pukul 09:15
Akira POV
Hai! Hai! Hai! Para pembaca sekalian! Ada yang kangen sama aku? Eh... Nggak ada?
Hiks, sakit hati aku, kalian JAHAD!
Tiba-tiba Author menyambung telepati dengan Akira
(A/N : Udah cukup dramanya woi!)
Eh, iya Thor, jangan marah-marah lah, nanti cepat tua.
(A/N : Ni orang nggak pernah kenal tabok kayaknya_-×)
Emang nggak pernah pun :v
(A/N : mau di tabok ya?)
Eh eh eh, nggak dong.
(A/N : ya sudah, lanjut)
Dan Author memutuskan telepati nya dengan Akira
Iye iye.
Dah, kita lanjut aja ya?
Soooo, sekarang aku lagi latihan pedang. Biasa aja kan?
Tapiiiiii, keterampilan pedangku udah diatas rata-rata anak Bangsawan lainnya lho.
Nah, untuk berlatih pedang memang susah. Tapi lebih susah lagi belajar sihir. Sihirku, uhmm, bisa dibilang rendah, hanya tingkat Beginner.
Saat Papa tau itu, dia marah-marah!
'Kau ini! Lihat anak bangsawan lain! Mereka bahkan sudah mencapai Intermediate!' gitu katanya.
Aku nggak punya jadwal khusus. Yang penting aku masih mau belajar dan berlatih.
"Tuan muda, Ayah anda memanggil anda ke ruangannya," kata seorang Kasim.
"Baik, aku akan segera kesana," kataku. Akupun merapikan rambutku lalu keluar dari lapangan latihan.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk," kata suara dari dalam, yang ku tebak itu suara Papa.
"Permisi Papa, kenapa Papa memanggilku?" tanyaku langsung To The Point'.
"Ah, Akira. Papa ingin bertanya, kau mau Pill MP reload atau Hp Potion I?" tanya Papa.
Hmmmmmmm, yang mana ya?
"Akira rasa, Hp Potion I lebih bagus deh Pa. Kan aku bukan Mage, sihirku juga nggak bagus-bagus amat, jadi aku pilih Hp Potion I," kataku setelah kupikirkan apa guna dua barang itu.
"Hmm, baik. Kasim, bawakan 50 Hp Potion II ke kamar Akira," tunggu, apa?!
"Itu hanya tes, kau pasti sudah tau kalau harga Pill lebih mahal dibandingkan Potion, Papa hanya mengetes apakah kau bisa menjawabnya atau tidak. Awalnya Papa kira kamu mata duitan, ternyata tidak, baguslah," kata Papa. Heh, jadi aku lulus nih?
"Akira," panggil Papa.
"Ya? Apa lagi Pa?" jawabku.
"Menurutmu, bagaimana cara membunuh tersadis?" kata Papa. Eeeh, tak salah nih? Tersadis? Hehe, itukan keahlian kami bertujuh.
"Hehe," kataku sambil mengeluarkan aura jahat.
Entah mengapa, aku rasa Papa merinding karena aura yang ku keluarkan
"Pertama, beri musuh itu Poison atau Pill yang akan menghancurkan tulangnya namun tidak membunuhnya sehingga dia masih hidup. Lalu, Kutuk dia sehingga kulitnya akan terasa sangat panas namun tak terbakar. Kemudian, cabik-cabik dia menggunakan pisau tumpul. Selanjutnya tusuk lambungnya hingga cairannya keluar. Lalu injak-injak musuh itu dengan kuda. Nah, yang terakhir, tusuk selangkangannya dengan Tombak. Jika musuh belum mati, jambak rambutnya hingga putus dari kepalanya. Kalau masih belum mati juga, kuliti dia hingga dagingnya terlihat," kataku.
Papa hanya terdiam di tempatnya dengan mata dan mulut terbuka lebar. Mungkin dia tidak menyangka kalau aku akan memikirkan cara membunuh musuh seperti itu.
"Ah! Aku sampai lupa! Kalau masih tidak mati juga, beri dia sengatan listrik dengan tegangan sekitar 20 volt. Nah kalau masih belum mati juga walaupun sudah menggunakan cara itu, lilit tubuhnya dengan tanaman berduri beracun, terakhir Bakar!" sambungku.
Papa ku makin melongo mendengarnya.
"Sudahlah, sepertinya kau lebih sadis daripada Pangeran Elvano," kata Papa ku lalu dia menghela nafas.
"Eh, itu tidak mungkin Pa, Elvano itu, Dia, lebih sadis dan licik dari pada semua orang yang ku kenal selama ini," kataku menggerakkan tanganku ke kanan dan ke kiri dengan cepat.
"Benarkah?" tanya Papa.
"100% benar," kataku.
Sepertinya Papa sedikit merinding mendengar Pernyataan ku tentang Elvano. Tapi Pernyataan itu benar kok.
Yang orang-orang bingung itu cuma karena Elv selalu kelihatan seperti anak polos biasa. Bukan psikopat yang akan membunuh orang dengan cara seperti tadi.
"Hmm, kau boleh kembali ke kamarmu," kata Papa.
"Baik Pa, Terima kasih atas hadiahnya," pamit ku.
"Hm," jawab Papa singkat.
Akupun pergi ke kamarku. Aku pun makan di balkon kamarku saja. Memang kamarku cukup besar sampai ada balkonnya.
Hmm, apa kabar mereka 'bertujuh' ya?
600+ kata
Author Note
Pendek kah? Ya iya lah, kan ini cuma sebagian dari Chapter 7.
Adakah yang bisa menebak siapa saja 'tujuh' orang itu? Yang bisa jawab Comment ya!
Keep Voment!
Sampai jumpa next update!
Nos vemos!
-Tata 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Re:Overpowered : The Elf Journey [DROPPED]
Fantasia[DROPPED!!!] Seorang anak laki-laki berumur 13 tahun mati dibunuh kekasihnya. Karena ia adalah jiwa yang langka dan memiliki bakat langka, malaikat melakukan perintah-Nya lalu mereinkarnasinya ke dunia yang ia jaga. Apakah ia dapat bertahan? Atau ia...