[TO GET HER]
Semua yang ku katakan adalah kejujuran. Aku tidak memungkiri bahwa aku membenci nya, tapi rasa benci yang ku miliki padanya tidak bisa mengalahkan rasa ku untuk peduli. Aku peduli padanya. Aku ingin.
Dia tersesat. Sama seperti ku. Yang membuat adanya perbedaan disini adalah aku memiliki ayah sebagai lentera saat aku berada di gelapnya rasa sepi. Tapi dia tidak punya siapapun. Dia benar-benar sendirian. Tidak, dia membiarkan dirinya sendiri untuk menjadi sendirian.
Aku bisa tahu kalau paman Minhyuk menyesal. Aku bisa tahu jika Taehoo sunbae mencintai nya sebagai adik. Mereka berdua memiliki rasa rindu yang besar kepada Victory, tapi sayangnya—orang ini telah membangun dinding pertahanan nya setinggi mungkin. Orang ini tidak membiarkan mereka berdua menolong nya, orang ini memang ingin sendiri. Dia mungkin sudah terbiasa menyembunyikan emosi nya, membiarkan dirinya tersesat dalam dunia nya yang menyedihkan.
"Kenapa.. kenapa kau peduli?"
Tatapan mata nya melembut. Dia masih berdiri, lalu aku meraih tangan nya agar dia sejajar dengan ku. Sudah tidak ada emosi di sana, di dalam mata nya yang saat ini sedang menatapku. Aku suka saat dia menatapku, aku suka saat dia memperhatikan ku.
"Karena aku ingin." Jawabku, aku melihat kebingungan dari mata nya. "Aku membenci mu. Tapi aku peduli padamu."
Aku belajar dengan cepat selama dua hari setelah mengenalnya. Taehyung ataupun Victory, dia adalah seseorang yang memiliki mentalitas negative. Dia gampang tersinggung, dia suka salah mengartikan ucapan orang—dan dia pemarah. Sangat pemarah.
Lantaran semua hal itu, kata-kata mungkin tidak akan cukup menguraikan segala bentuk rasa peduli ku padanya. Hal itu terbukti, saat aku mendengar dia menertawakan ku. Tawa yang terdengar seperti sebuah nada ejekan.
"Rasa peduli yang kau banggakan itu adalah kata lain dari rasa kasihan mu padaku." Aku tersenyum, dan memilih diam. "Aku tidak butuh."
Dia butuh dan aku tahu. Dia butuh aku disini, karena itu aku memilih diam daripada tersinggung ketika mendengar semua penolakan yang dia katakan. Aku meraih punggung tangan nya yang saat ini berdarah, dia memperhatikan ku—tidak menolak, hanya diam dan memperhatikan.
"Kenapa.. kenapa kau suka untuk terluka?" ucapku padanya sambil membelai punggung tangan nya yang terluka. "Kenapa kau suka untuk sakit?"
"Hanya untuk memastikan." Aku mengangkat kepala ku, "Hanya untuk memastikan kalau aku masih manusia. Kalau aku tidak kebas dengan rasa sakit."
"Apa sakit?"
"Kau bicara tentang tangan ku? Ya..aku menghancurkan pigora kaca dengan tangan ini."
"Aku bicara tentang hatimu."
Setiap manusia pasti punya rahasia yang rapat-rapat mereka simpan. Ada yang bisa berdamai dengan tenang dan menjaga nya. Ada juga yang terkekang, seolah dikunci oleh rahasia yang mereka simpan sendiri. Dan aku tahu Victory ada pada opsi kedua. Dia dikunci oleh rahasia masa lalu nya, dia dikunci oleh kesedihan yang dilahirkan oleh rasahasi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
to get her ; together.
Fanfiction[smut] Taehyung mengambil nya dari ku. Sesuatu yang seharus nya tidak menjadi milik nya. Cr cover : Pinterest/oidis.site