[TO GET HER]Kemarin aku tidur cepat. Disini tidak ada siapa-siapa, padahal aku masih ingat semalam aku melihat Taehoo duduk di samping ranjang ku. Apa itu mimpi? Jam menunjukkan pukul 4. Masih teramat pagi untuk bisa di sebut pagi. Aku merasa tubuhku sudah baik-baik saja, walaupun dokter belum memperbolehkan ku untuk pulang. Rumah sakit ini membosankan, aku benci bau obat.
Kemarin, Jane menemaniku seharian. Sebelum nya aku belum terbiasa mendengarkan cara bicara nya yang tanpa jeda seperti rel kereta. Tapi sekarang aku menemukan hal itu sebagai daya tarik nya. Sebelum ada komitmen yang kami buat, aku memandang nya sebagai gadis menyebalkan yang tidak bisa di abaikan. Sekarang setelah aku mengenal nya, aku menemukan nya. Ya, nyaman yang sudah lama ku cari.
Dia satu paket. Dia bisa sangat dewasa, seperti manusia yang punya segudang pengalaman. Bisa sangat menggemaskan sampai aku ingin menggigit pipi nya, dan menyebalkan—kurasa sifat ini selalu mengikuti kedua sifat nya yang lain. Aku tidak sadar aku sedang tertawa hanya karena membayangkan wajah nya. Aku sudah merindukan nya, dan ini gila.
Ku raih ponsel yang ada di atas meja, sambil mencoba menyalakan nya—aku meraih gelas air putih karena aku merasa tenggorokan ku sangat kering. Saat ponselku sudah benar-benar menyala, saat itu juga aku tersedak. Ku temukan wajah nya yang menghias wallpaper ponsel ku. Iya wajah nya. Bukan pose yang cantik, bukan. Dia tampak seperti penguin di dalam foto ini, bibir nya maju dengan mata yang terarah ke atas. Dia menambahkan 'lihat ini kalau merindukan ku' pada foto itu. Benar kan? Dia bisa sangat menggemaskan sekaligus menyebalkan. Satu paket.
Tidak sadar sudah berapa lama aku memandangi wajah jelek nya, sinar matahari mengintip menyapa ku lewat teralis jendela. Hangat, seperti hati ku sekarang. Begini kah rasanya lega? Rasanya kemarin aku masih berutang pada hati ku karena memenuhi nya dengan kebencian. Sekarang, aku merasa ringan. Untuk memanggil orang itu ayah, atau untuk memulai lagi sensasi debar yang sudah lama tidak ku rasakan.
Ponsel berdering membuyarkan lamunan ku. Nama Jane tertera pada layar ponsel, ibu jari ku dengan cepat menggeser tombol hijau. Disana dia terlihat baru bangun, bahkan mata nya masih belum sepenuh nya terbuka. Dia memberiku senyuman seolah tahu bahwa aku merindukan nya.
"Kurasa kita punya telepati," ucapnya dengan suara serak, "Aku merasa kau sudah bangun dan sedang merindukan ku. Jadi aku menelfon mu."
"Siapa yang kau katakan sedang merindukan mu? Aku?"
"Cih, tidak usah begitu. Aku tahu kau merindukan ku. Kau bahkan mengangkat nya di dering pertama. Masih saja mengelak." Ucapnya padaku, kali ini dengan mata terbuka. "Aku akan ke Rumah sakit setelah pulang sekolah. Aku tidak bisa membolos lagi karena aku sedang sibuk mempersiapkan pameran fotografi untuk ulang tahun sekolah kita nanti. Aku bekerja keras bersama Taehoo oppa."
"Dia tahu bahwa adik nya sedang sakit tapi dia bahkan tidak menampakkan hidung nya disini." dia mengernyitkan dahi. "Aku bahkan lupa wajah nya."
"Kau itu bodoh atau bagaimana?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
to get her ; together.
Fanfiction[smut] Taehyung mengambil nya dari ku. Sesuatu yang seharus nya tidak menjadi milik nya. Cr cover : Pinterest/oidis.site