[TO GET HER]
Bumi punya miliaran orang. Dan setiap orang di bumi punya gaya berpikir sendiri-sendiri. Mereka punya sudut pandang sendiri tentang dunia, tentang cara menghadapi badai yang datang menyapa kehidupan mereka. Dan dalam banyak nya miliaran orang itu, akan ada satu orang yang mungkin bisa mirip dengan mu. Bukan replika yang sama dengan mu, tetapi padanya—kau bisa merasa nyaman untuk bersandar. Seolah dia akan mengerti tanpa kau harus bersusah-payah menjelaskan. Padanya kau akan merasa, dia adalah orang yang selama ini kau cari. Pada nya kau merasa, dia bisa mengisi bagian kecil dari hati mu yang selalu kosong. Pasti akan ada, walau tidak tahu kapan datang nya.
Taehyung adalah orang itu. Orang yang baru saja ku gambarkan. Orang yang selama ini ku cari. Aku sudah menyadari nya, kami memang mirip. Hanya saja, dia lebih lugas dalam mengekspresikan kekesalan nya. Tidak berpura-pura baik-baik saja, atau berpura-pura bahwa dia bisa mengerti atas apa yang terjadi. Dia jujur, tidak seperti aku.
Iya, aku suka berpura-pura.
Aku selalu mengatakan pada diri ku bahwa aku bisa mengerti. Tapi tidak, aku tidak mengerti. Aku selalu berpikir, mungkin ini yang terbaik. Tapi tidak, ini bukan jalan terbaik yang bisa di pilih.
Aku tidak pernah membayangkan bahwa orang tua ku akan berpisah, bahwa aku akan hidup hanya dengan ayah. Aku kecewa tentu saja, tapi tidak seperti Taehyung yang bisa jujur—aku tidak akan bisa melakukan nya. Aku tidak akan bisa melukai ayah dengan mengatakan bahwa aku kecewa atas keputusan mereka.
Kadang-kadang aku menatap cermin. Dan aku melihat setengah dari ayah dan setengah dari ibu pada wajah ku. Mereka menatapku balik, lewat pantulan cermin itu. Aku adalah sebuah produk dari cinta mereka selama ini, sebuah bukti bahwa perasaan itu ada. Ya, dulu. Sekarang? Jane adalah produk yang menjadi pengingat pernikahan mereka yang telah gagal. Sebuah fakta yang membuatku tidak lagi suka bercermin.
"Taehyung.."
Sentuhan jari-jari ku membuat nya mengerjab. Kami sudah sampai di halaman rumah ku sepuluh menit yang lalu. Selama sepuluh menit itu juga, aku hanya menatap nya. Ku biarkan dia terlelap sembari mengagumi bagaimana wajah tampan itu tenang dalam tidur, ku amati bagaimana damai dia tidur di tengah carut-marut keadaan yang baru saja dia alami. Aku tidak berani membangunkan, dan hanya membiarkan nya bergelut dalam mimpi yang aku yakin disana jauh lebih baik daripada disini. Dia sempat tersenyum, tipis—tapi tetap saja, itu senyuman yang jarang ku lihat dari nya.
"Ini bukan Here House." Suaranya serak, dia mengusak kelopak mata nya sebelum menatapku. "Ini rumah mu."
"Memang."
"Antarkan aku ke apartement Jimin."
"Tidak." Taehyung menatapku, ku kira dia akan marah. Tapi dia justru menundukkan kepala. Sebuah hal langka, karena dia tidak berbalik membentakku. "Aku tidak akan membiarkan mu pergi ke tempat itu, tidak disaat kau sedang seperti ini. Kita masuk, hum? Menginaplah disini."
KAMU SEDANG MEMBACA
to get her ; together.
Fanfiction[smut] Taehyung mengambil nya dari ku. Sesuatu yang seharus nya tidak menjadi milik nya. Cr cover : Pinterest/oidis.site