pt.6

9.8K 1.1K 432
                                    

[TO GET HER]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[TO GET HER]

Barangkali seseorang mesti berhenti. Aku harusnya berhenti, menghentikan nya. Tapi bagaikan seseorang yang sudah terkena ilmu sihir, aku tidak bisa melepaskan mata yang kini sedang menatapku. Keadaan telah kian buram, aku terjerembab dalam pesona nya yang tidak bisa ku tolak.

Perlahan kurasakan tangan nya membelai pipi ku, matanya menatapku seolah sedang menyalurkan bagaimana perasaan hatinya sekarang. Oh? Apakah benar dia punya perasaan?

Angin suit. Dedaunan jatuh pada permukaan kolam air panas dimana kami berendam. Aku tidak mau menerka-nerka apa yang akan ia lakukan—tapi disini, aku adalah orang pertama yang meraih tangan nya dan menyatukan genggaman tangan kami. Menggenggam nya erat, seoalah aku takut dia menghilang atau ini cuma adegan di dalam mimpi saja. Tapi suara nya...

"Apakah kau sudah tersentuh.. oleh orang lain?" aku memalingkan muka, tidak mau menatapnya. "Shhh.. lihat aku."

"Kenapa kau bertanya?"

"Jawaban mu menentukan apa yang akan ku lakukan padamu setelahnya."

"Kenapa kau harus menunggu jawaban ku untuk melakukan hal yang kau mau?" tanyaku, dia hanya menatapku. "Kau kan Tuan seenaknya. Apa pedulimu padaku?"

"Bagaimana jika ku katakan kalau aku peduli? Apa yang akan kau lakukan?" dia mendekatkan tubuh kami, tidak sengaja aku berteriak..um, mirip desahan. "Apa. Yang. Akan..." ucapan nya berhenti, tangan nya beralih pada bibirku dan mengucapnya. "..kau lakukan?"

"Me-menamparmu."

"Menamparku?"

"Kau pantas mendapatkan nya!"

Dia justru tertawa, dia menertawakan ku dan hal itu justru menyulut api amarahku semakin besar. Ketika aku ingin menamparnya sungguhan, tangan nya meremat pinggangku—dia menarikku sehingga kami berpelukan, dalam posisi yang aneh. Aku berusaha keras menghilangkan pikiran ku, menghilangkan pikiran kotorku pada apa yang ku rasakan dibawah sana. Tidak, aku tidak mau membayangkan apa yang ada disana.

"Tamparan bukanlah sesuatu yang akan membuatku berhenti, Jane." Jawabnya, dan dia menyeringai ketika melihatku menelan ludah. "Atau.. kau mungkin juga tidak akan sanggup melakukan nya, karena.. kau akan menyukainya."

Aku bergerak tidak nyaman dalam dudukku. Dan gerakan ku membuat wajah nya terlihat aneh dengan sorot mata yang sayu. Ku lihat dia menjilat bibirnya, sembari sesekali menutup mata dan menghela napas banyak-banyak.

"Fuck!"

"Kau mengumpatiku?!" tanyaku sedikit membentak. "Kenapa dari banyak orang, aku harus bertemu dengan manusia bermulut kotor sepertimu!"

"Takdir?"

Pipi ku merona, dan aku tahu bahwa dia tahu. Kenapa peremuan harus terlahir dengan hati yang seperti ini? Kenapa Tuhan menciptakan kita dengan hati yang mudah sekali di buat berbunga?!

to get her ; together. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang