pt.9

8.2K 1K 492
                                    

[w a r n i n g]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[w a r n i n g]

Ini sulit. Aku ini harus pergi. Mendorong nya jauh dari dekatku, melenyapkan nya dari hidupku. Tapi ini benar-benar sulit. Aku merasa seperti sudah di penjara. Aku merasa sudah terjebak, dan tidak ada yang bisa menolongku dari semua keindahan mimpi buruk ini. Tidak ada yang tahu, bahkan diriku sendiri. Perasaan ini telah tersulam erat pada hatiku dengan baik. Mekar setiap harinya. Dan hal itulah yang membuatku tidak bisa menolak.

Yang ada hanya cinta yang semakin terbuka, cinta yang semakin kuat menghujam; setiap kata pergi ku tetapkan sebagai niat. Barangkali, karena aku memang telah mencintai nya dengan segala keterlanjuran; pasrah adalah satu-satunya hal yang bisa ku lakukan.

"Jane.." dia memanggilku, suaranya parau. "Kau mendengarku?" aku mengangguk.

Aku tidak ingin berkedip, tapi aku takut mataku akan sakit jika aku tidak melakukan nya. Kalian tahu kenapa aku tidak ingin berkedip? Wajah itu sangat sempurna, sampai aku tidak rela menyia-nyiakan 400 milidetik pun untuk melakukan nya. Entah berapa kali aku tersihir, entah sudah berapa kali aku selalu terpana setiap melihat wajahnya dari dekat.

Ciuman nya benar-benar mematikan ku. Aku benar-benar tidak berdaya, mataku terpejam kuat—ketika ku rasakan tangan nya berada di leherku, membelai nya dengan penuh kelembutan. Lalu ku rasakan jemari nya turun. Taehyung meraba seragam ku yang saat ini tertutupi sweater tebal, ia berusaha menyibak nya. Apa yang harus ku lakukan?

Kalian pernah merasa membeku dalam waktu dan tak bisa melakukan apapun? Sementara di hadapan kalian, telah tersaji bahaya besar yang mengancam? Aku sedang melakukan itu sekarang. Aku membeku, dua tangan ku terasa seperti jeli. Tak punya tenaga untuk melawan nya.

"Kau menangis?" Taehyung berhenti, dia mengangkat wajah nya hingga membuat tatapan nya terkunci padaku. Aku menggeleng menjawab kalimat itu. "Kau menangis." Kalimat nya di ulang, namun kali ini tidak memiliki tanda tanya di belakang nya.

"Kau melarangku menangis sekarang?"

"Tidak. Tentu tidak. Apa kau tidak ingin melakukan ini?" secara sadar kepala ku menggeleng, menolak kalimatnya. Kurasa aku sudah gila. "Lalu kenapa kau menangis?"

"Aku hanya bingung." Jawabku. Dan dia hanya diam.

Aku mencintai apapun tentang nya dan itu menyakitkan. Beberapa rencana sudah ku siapkan ketika aku terpaksa pindah kesini. Ada beberapa hal yang ingin ku raih, ada beberapa hal yang ingin ku rasakan dan capai. Perasaan seperti ini tidak ku harapkan hadir di kehidupan ku yang baru bersama ayah. Tapi setelah aku bertemu dia, setelah aku bertemu Taehyung semua hal berubah. Itu seperti, masa depanku abu-abu. Semuanya selalu berganti dan bergeser.

"Aku tidak mengerti kenapa kau harus bingung. Tapi apa kau tahu.." dia menggantung kalimat nya, kemudian membelai rambut ku yang jatuh menutupi mata. "Aku lebih suka saat kau menangis dari pada saat kau tersenyum."

to get her ; together. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang