pt.10

7.2K 972 331
                                    

[TO GET HER]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[TO GET HER]

Cara terbaik untuk tidak sakit hati adalah berpura-pura bahwa kau tidak memiliki nya. Tidak ada. Tidak punya. Kurasa prinsip itu harus segera ku pakai, harus segera ku jadikan pedoman. Tawa orang-orang mengiringi langkah ku meninggalkan tempat dimana luka hari ini ku dapat. Tapi tenang saja, aku tidak berjalan dengan menunduk. Aku tidak berjalan sambil menangis. Tapi ini, marah? Sakit? Aku tidak tahu. Perasaan ini bercampur, dan membuatku bingung. Seperti ada gumpalan karbon dioksida di dalam paru-paru ku hingga membuat aku sesak.

Aku marah, ya. Tujuh puluh persen aku marah pada diri sendiri, dan tiga puluh persen nya aku marah pada monster sial itu. Kenapa aku hanya memberi nya tiga puluh? Karena bagaimana pun aku yang salah. Aku yang salah karena membiarkan cinta ini tumbuh, padahal tetap—aku adalah orang yang punya kendali penuh atas aku.

Aku tahu bahwa cinta selalu lahir dari hubungan yang intensif. Terasa aneh bahwa aku tidak memiliki hubungan seperti itu dengan Taehyung. Kami dekat hanya karena nafsu? Dan kenikmatan sementara yang menjebloskan ku dalam lubang lara. Aku tidak memungkiri bahwa ada sedikit unsur emosional dan fisik di dalam hubungan kami, tapi hanya sebatas itu. Hanya sebatas itu.

Aku selalu menanamkan pada diriku sendiri bahwa aku tidak boleh terlalu tinggi menerbangkan ekspektasi, agar aku tidak jatuh terlalu jauh ketika relaitas menghadirkan kenyataan. Tapi tetap saja, Jane si dungu ini hanya pintar berteori. Aku memang hanya pandai bicara dan miskin pengalaman. Mungkin karena ini, aku merasa sangat sakit hingga menangis pun tidak bisa?

Langkah ku berhenti di depan kamar gelap milik kakak kembar nya. Ku dorong pintu ini dan lampu warna biru menyambut indera penglihatan ku.

"Yeol-ah, nyalakan lampu sekalian kalau kau mau masuk." Suara yang hampir mirip dengan milik Taehyung, hanya saja suara itu punya efek menenangkan setiap aku mendengarnya. "Yeol?"

Dia berdiri. Dan raut wajah nya berubah saat dia melihatku di depan pintu. Aku tidak bicara apapun, dia pun tidak. Skenario ini seperti sudah terbayang di dalam otak nya, hingga membuatku tidak perlu menjelaskan apa-apa. Taehoo sunbae berjalan mendekat, lalu berdiri di hadapan ku dengan keadaan yang masih gelap. Jarak kami hanya sekitar tiga langkah, dan aku melangkah maju memangkas jarak itu.

Dia tidak bereaksi apapun. Dia tidak juga memeluk ku, dia benar-benar hanya diam menunggu apa yang ingin ku lakukan.

"Aku boleh kesini." Ucapku lirih, aku menatap dada nya karena tinggi kami yang berbeda. "Sunbae berkata untuk kesini, saat aku butuh apa-apa."

Taehoo sunbae masih tidak mengatakan apapun. Aku hanya bisa merasakan kesenyapan di dalam ruangan ini. Kesenyapan yang perlahan membuat air mata ku akhirnya datang juga. Aku mendekat sekali lagi, satu langkah lagi hingga kini kami tak berjarak. Kemudian aku meletakkan kepala ku pada dada nya, hanya bersandar—hanya membagi sesuatu berukuran berat yang membuat sekujur hati dan perasaan ku lelah.

to get her ; together. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang