Temennya Zaki (1)

44.2K 810 5
                                    



(Beberapa Bulan Kemudian)


Awalnya Zaki sering mengajak salah satu temennya bermain ke rumah, namanya adalah Maulana.

Karena sering bertemu di rumah, lama kelamaan aku pun menjadi akrab dengannya. Ditambah Lana (Maulana) juga sering menginap di rumah nenekku sampai berminggu-minggu.

Untungnya nenekku selalu mengizinkannya, mungkin karena Lana berasal dari keluarga yang kurang mampu. Sehingga ia lebih memilih tinggal di rumah nenekku besama Zaki, sekaligus untuk menghemat ongkos ke sekolahnya.

Semenjak ada Lana di rumah, aku merasa seperti memiliki seorang kakak. Karena Lana orangnya sangat baik dan sopan, membuatku senang padanya. Bahkan ia sering menemaniku bermain atau mengajakku jalan-jalan dengan motornya.

Dari segi fisik Lana memiliki badan yang tinggi seperti Zaki, mencapai 176cm. Mukanya sih biasa aja, ga ganteng ga jelek juga dengan rambut yang berponi ke samping. Badannya juga kurus, ga ada otot yang terlihat menonjol. Di kaki dan tangannya ga ditumbuhi bulu sama sekali, semuanya terlihat mulus di kulit coklatnya.

Awalnya aku bersikap biasa aja ke Lana, ga ada perasaan apapun yang membuatku tertarik padanya. Selain sikapnya yang baik dan ramah.




***




Siang itu aku sedang menonton TV di dalam kamarku. Lalu Lana datang menghampiriku ke kamar.

"Put lagi gabut ga?" tanya Lana sambil duduk di sebelahku.

"Lumayan sih, kenapa emangnya bang?"

"Jalan-jalan yu naik motor" ajak Lana.

"Ayo bang, aku juga pengen belajar nyetir motor"

"Iya nanti gue ajarin yah"

Lalu kita pergi jalan-jalan ke daerah rumahnya. Kebetulan di dekat rumah Lana terdapat sebuah lapangan yang memiliki banyak bukit dan berlumpur. Lana mengajakku bermain disana, kita bermain offroad dengan motornya. Memang bermain kotor-kotoran merupakan hal yang menyenangkan.

"Pegangan yang kenceng put" kata Lana sambil menancap gas motornya.

"Iya baaaaaaang" tanganku langsung memeluknya erat.

Kita bermain di atas lumpur dan meloncat di gundukan tanahnya. Berasa sangat seru bermain motor ala offroad seperti itu. Bahkan sampai beberapa kali kita terjatuh di atas lumpur sehingga membuat badan kita menjadi kotor.

Sampe ga terasa hari mulai sore, kita bermain sangat lama dan badanku udah dipenuhi lumpur.

"Put ke rumah gue dulu kali ya kita bersih-bersih" ajaknya.

"Boleh bang biar nanti ga dimarahin mama pulang kotor-kotoran gini"

Lana langsung mengajakku ke rumahnya yang ga terlalu jauh dari sana. Setibanya di rumahnya, Lana mengenalkanku ke nyokapnya.

"Bu ini Putra ponakannya Zaki" ucap Lana ke nyokapnya.

"Oh iya, sini masuk-masuk" jawab nyokapnya dengan ramah.

Nyokap Lana sangat ramah padaku, ia langsung membuatkan minuman dingin untukku dan memberikan beberapa cemilan ringan.

Rumah Lana memang terlihat kecil dan seperti bangunan jaman dulu, hanya terdapat 3 kamar di dalam rumahnya.

Kemudian Lana mengajakku ke belakang rumahnya, karena memang kamar mandinya berada di luar rumahnya. Di dalam kamar mandinya terdapat sebuah sumur yang hanya ditutupi dengan terpal.

MY UNCLE'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang