Hari-hariku terus berjalan dengan penuh kebahagiaan. Hubunganku dan Gilang terus berlanjut walaupun dibelakang layar. Entah kenapa saat itu aku sangat dibutakan oleh cinta. Aku selalu menomor satukan Gilang dibanding apapun.***
(2 Minggu Kemudian)Hampir setiap 2 hari sekali aku selalu bertemu Gilang. Biasanya Gilang menghampiriku ke sekolah atau aku yang ke kampusnya. Lalu kita pergi bersama menghabiskan waktu berduaan. Mulai dari nongkrong di caffe, nonton bioskop, hunting foto, bermain di game master, sampai pergi ke puncak Bogor hanya untuk menikmati suasana pegunungan. Rasanya seperti dunia milik berdua.
Hari ini aku pulang cepat ke rumah karena ga ada rencana pergi bersama Gilang. Aku sampai di rumahku jam 4 sore. Setelah beristirahat sebentar, aku langsung mengerjakan tugas-tugas sekolahku yang menumpuk.
"Tok tok tok tok" suara ketukan di pintu kamarku.
"Puuuut....."
"Iya masuk aja" jawabku berteriak.
Ternyata sore itu Ifan datang ke kamarku. Sebenernya aku masih males untuk bertemu Ifan dan masih sangat kesal padanya. Tapi aku harus bisa menahan emosiku dan menjaga hubungan baik dengan pamanku ini.
"Kenapa?" tanyaku jutek.
"Aku mau minta maaf put"
"Buat apa?" tanyaku.
"Mau minta maaf aja aku udah bohongin kamu, udah bikin kamu kecewa juga kan" jawab Ifan.
"Santai aja sih, kaya baru pertama aja kamu bikin aku kecewa"
"Jangan gitu dong put, aku serius mau minta maaf, masa kita sodara deket tapi jadi musuhan gini"
"Aku udah maafin kok, jadi udahlah santai aja" balesku.
"Jadi kita damai nih?" tanya Ifan memastikan.
"Iya... aku udah biasa aja kok sekarang"
"Bener ya put, aku gamau kita jadi jelek cuma gara-gara masalah kemaren. Terus soal Gilang gimana?" tanya Ifan lagi.
"Ya ga gimana-gimana, kita temenan aja kaya biasa"
"Emangnya kamu udah ga baper sama dia?"
"Engga udah temenan biasa aja kan. Kalo kamu sendiri gimana?" tanyaku penasaran.
"Ya gitu aja put, aku masih bingung"
"Bingung terus... udah sih fan serius gih sama orang, ga cape apa kamu ONS (one night stand) terus sama orang-orang"
"Bukan gitu put. Aku lagi gamau terikat aja sama orang" jawab Ifan.
Sebenernya aku cukup bingung sama orang seperti Ifan. Ia gamau terikat sama orang tapi gamau juga melepaskan orang. Emang ciri-ciri buaya hidup kaya gini nih.
"Ya udah fan gimana kamu aja, kamu udah taulah apa yang terbaik buat diri kamu sendiri" balesku.
"Iya put, makasih ya udah mau maafin aku lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNCLE'S
RomanceBercerita tentang seorang keponakan yang menyukai pamannya sendiri. Memang sejak kecil Putra sudah mengagumi pamannya. Saat dewasa barulah banyak cerita yang terjadi diantara mereka. 75% berdasarkan kisah nyata 25% ditambah / karangan penulis Selam...