Gagal Move On

8.8K 292 24
                                    


Sejak mengetahui kebenaran bahwa Gilang dan Ifan memiliki hubungan yang special, aku menjadi sangat bingung. Disatu sisi aku udah sangat baper sama Gilang tapi aku masih marah karena ia membohongiku.

Aku betul-betul gatau harus berbuat apa. Apakah aku harus melupakan Gilang atau harus memperjuangkannya. Tetapi aku mengakui emosiku saat itu masih sangat labil. Maklum aku masih SMA dan selalu bodoh dalam membuat keputusan.



***
(Hari Senin)



Aku harus melanjutkan kegiatanku seperti biasa. Bangun pagi, berangkat ke sekolah, berkumpul bersama teman-temanku, mengerjakan tugas dan lain-lainnya. Walaupun hatiku masih rusak, tapi aku berusaha mencari kesibukan lainnya.

Sampai malam harinya aku masih mencari kesibukan diluar rumah. Memang 3 hari ini aku lalui dengan berat. Bohong kalau aku bilang ga memikirkan Gilang, rasanya hanya Gilang yang selalu ada dipikiranku.

Setelah seharian diluar rumah, akhirnya moment yang paling aku benci pun tiba. Yaitu harus pulang ke rumah dan sendirian di kamarku. Saat sedang sendirian rasanya sangat sulit untuk melupakan Gilang.

Jam 23.00
—————-

Aku masih terjaga sambil mendengarkan lagu-lagu coldplay kesukaanku. Memang saat sedang galau aku sering mendengarkan lagu-lagu band asal inggris itu.


"Line line line"

Gilang : 23.05
Put gue di depan rumah lo
Please keluar dulu bentar

Aku yang penasaran buru-buru berjalan ke jendela kamarku. Dari kejauhan aku melihat Gilang sedang berdiri di seberang rumahku. Tapi saat itu jiwa egoisku sangatlah tinggi, aku berusaha untuk menahan rasa baperku dan kembali tiduran di atas kasur.

Gilang : 23.25
Put tolong keluar dulu
P
P

Aku hanya membaca chatnya dan tetap menghiraukannya. Bahkan Gilang menelefonku berkali-kali tapi selalu aku reject. Satu sisi aku kasihan padanya dan sangat ingin menemuinya, tapi satu sisi aku masih sangat kesal padanya.

Sampai jam terus berputar, aku masih mematung di atas kasurku.

Gilang : 00.10
Put angkat telefon gue
Kasih gue waktu sebentar aja


"Duh gimana ya? Kasian banget udah 1 jam ka Gilang di depan rumah, lagian dia berani banget dateng kesini nanti kalo ada Ifan pasti rame, ah bingung banget gue" pikirku dalam hati.


Karena ga kuat menahan rasa baperku, akhirnya saat HP ku berbunyi lagi aku angkat telefon dari Gilang.

"Apa?" tanyaku.

"Lo gabisa keluar dulu put sebentar?"

"Gabisa" jawabku jutek.

"Please put temuin gue bentar aja"

"Gue ngantuk"

"Put gue salah, gue harus ngobrol sama lo"

"Udah ya gue mau tidur" balesku sambil menutup telefonnya.

Jujur hati kecilku sangat ingin menangis karena sejahat itu sama Gilang. Aku kembali berjalan ke jendela dan menatapnya dari kejauhan. Sampai hampir 2 jam Gilang menunggu di depan rumahku, barulah ia pergi.


MY UNCLE'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang