Perang Dingin

3.1K 119 3
                                    


Setelah perkelahianku sama Ifan, aku mulai berhenti bicara dengannya. Bahkan saat kita bertemu di rumah, aku pura-pura tidak mengenalnya. Ifan pun melakukan hal yang sama dan menganggap seolah-olah aku ga ada.

Walaupun Gilang udah terang-terangan memilihku, tetapi Ifan masih tidak bisa menerima keputusan Gilang. Hampir setiap hari Ifan selalu berusaha mendekati Gilang lagi saat di kampus dan terkadang membuat Gilang sibuk dengan mengajaknya mengerjakan tugas bersama.

Tentunya hal itu membuatku sangat cemburu melihat Gilang dan Ifan masih sering bersama di kampus. Ifan juga selalu sengaja mengupload kegiatan apapun bersama Gilang di instagram storynya. Seperti sengaja ingin membuatku terbakar cemburu.



***
(3 Minggu Kemudian)



Ga terasa sudah 21 hari peperanganku dan Ifan berlangsung. Aku sengaja lebih sering menghabiskan waktuku dengan tinggal di apartment agar menjauh dari Ifan.

Hari ini memang jadwalku untuk bertemu Gilang di apartment. Sepulang sekolah aku membeli beberapa makanan kesukaan Gilang untuk nanti kita nikmati bersama.

Gilang : 16.25
Put lo mau makan apa nanti?

Putra :
Ga usah ka, gue udah beli kok

Gilang :
Yah ga bilang
Ya gapapa gue beli juga biar banyak

Putra :
Nanti ga kemakan ka mubazir

Gilang :
Udah santuy
Buruan mau makan apa?

Putra :
Ya udah gue pengen pasta aja deh ka

Gilang :
Oke put nanti gue bawain ya

Putra :
Makasih ya ka :)

Jam 6 sore akhirnya Gilang tiba di apartmentku dengan membawa berbagai jenis makanan. Ia langsung merapihkan meja makan dan menata semuanya.

"Put sini ayo makan" teriak Gilang.

"Wah ada lilinnya juga, candle light dinner nih kita?" jawabku sambil berjalan ke meja makan.

"Hahaha biar bagus put, kali-kali romantis gapapa kan"

"Gapapa banget ka, tiap hari juga boleh" jawabku sambil tersenyum.

Kita langsung menyantap hidangan yang ada di atas meja. Saat makan, kita membicarakan banyak hal-hal seru. Sampai saat makananku hampir habis, Gilang terlihat salah tingkah dan memanggil namaku.

"Put......"

"Kenapa ka?" tanyaku.

"Gue mau ngomong serius"

"Ya ngomong aja ka" balesku penasaran.

"Gue sayang sama lo put, gimana kalo kita pacaran aja?"

"Hmm... gue belum mikirin sampe sejauh itu sih ka, harus sekarang jawabannya?"

"Terserah lo sih put, emang lo gamau kita pacaran?"

"Mau sih ka tapi kasih gue waktu dulu ya" jawabku.

"Lo masih ragu ya?"

"Jujur sih iya ka tapi dikitlah"

"Ragu kenapa put?"

"Gue gatau lo udah move on atau belum dari Ifan.. gue takut juga jangan-jangan gue cuma jadi pelarian aja, salah ga sih ka kalo gue mikir gitu?" tanyaku lagi.

"Wajar kok put, gue juga lagi coba buka lembaran baru, lo ngertilah put 2 taun tuh ga sebentar tapi gue juga gamau selamanya harus stuck sama Ifan"

MY UNCLE'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang