twelve

1.1K 132 20
                                        

sudah 2 minggu berlalu namun V belum juga melihat sosok Jin yg sangat ingin ia temui.

beberapa hari yg lalu V mendengar percakapan kedua orangtuanya.
ya Mr.Kim bercerita kepada istrinya mengenai orientasi gender yg Seokjin suka.

Mrs.Kim berseri-seri mendengarnya, sebelum akhirnya wajahnya murung karena Seokjin mempunyai pasangan.

"ya..Yeobo..! biarkan. tak mungkin juga Seokjin melajang dan menunggu V sampai dewasa kan?"

"nee.. arrayo. geundae... uri V.. huftt.. pasti V sangat sedih kan?"

V tersenyum kecut mendengar percakapan ini. 
'yah tidak mungkin ia menungguku belasan tahun.haha'  wajah V murung.

♡♡♡

"Eomma.. V boleh ke rumah Jin hyung?"

eomma nya nampak berpikir sejenak. "sebentar ya, eomma akan telpon ke Jin Hyung dulu, dia ada dirumah atau tidak"

"ah.. tidak perlu eomma..! V lihat ada mobil Hyung di depan rumahnya"

"oh benarkah? baiklah.. V boleh kesana. jangan membuat Jin Hyung repot ya"

"ne eomma"

V segera berlari menuju rumah Seokjin. memasuki gerbang hitam besar yg tak terkunci. dan sekarang ia berdiri di depan pintu rumah Seokjin yg tidak tertutup rapat.

"kenapa dia sangat ceroboh. ck ck ck"

"Seokjin hyung? hallo?"

V perlahan memasuki rumah Seokjin karena ia tidak mendengar sautan apapun dari si pemilik rumah.

ia melewati ruang tamu dan dapur, kemudian menemukan  pintu ber cat putih yg sudah pasti kamar Seokjin. ia bergegas menuju pintu itu.
dan lagi.
TIDAK TERKUNCI

'ish.. benar-benar tidak berubah sedikitpun'

V mengintip sedikit di dalam kamar dan terkejut dengan pemandangan yg ia lihat.
Seokjin berdiri menghadap cermin bertelanjang dada. dan hanya menggunakan celana boxer.
namun bukan itu yg membuat V terkejut melainkan wajah Seokjin yg terpantul dari kaca.
bekas memar di pipi nya,
dan bibir yg masih mengeluarkan sedikit darah. Seokjin nampak mengerang kesakitan saat berusaha mengobati luka nya sendiri.

"JIN HYUUUNGGG!"

"aaahhh kamjag!"  Seokjin membalikkan badannya dan melihat seorang anak kecil yg berdiri di ambang pintu dengan mata melotot.

"Aaahh Viiiiiiiiiii.. kau membuat Hyung kaget"

Seokjin berjalan mendekati V dengan tersenyum manis. namun sayangnya senyum itu tertahan karena luka di bibirnya, Seokjin berjongkok dan memeluk anak kecil favoritnya ini.  "hyung gwaenchanayo?"
V membalas pelukannya sangat erat dan terlihat sangat jelas ia panik.
V mengelus perlahan kepala Seokjin dan itu membuat Seokjin tertawa karena menerima perlakuan seperti ini dari seorang anak kecil.

ia melepaskan pelukannya dan menatap V sayu "weo Vi?  Hyung baik-baik saja"

V mengetikkan lidahnya menatap Seokjin kesal.  "ini semua apa?"

"hm?" Seokjin membelalakkan matanya dan mempoutkan bibirnya perlahan.

"hyung tau maksudku"

"tapi hyung tidak mengerti"

"ini"  V menyentuh pipi Seokjin. dan menatap bibir seokjin yg masih berdarah. perlahan ia meneteskan airmatanya
"siapa?"  ia menatap mata Seokjin dengan wajah sembab "siapa yg melakukannya?"  ia mengelus pipi itu sekali lagi.

"oh? V.. w..wae?  kenapa menangis? hyung tidak apa-apa. ini bukan apa-apa"
Seokjin mulai panik melihat V menangis dihadapannya. ia tidak pernah bermain dengan anak kecil sebelumnya. jadi ia tidak tahu bagaimana cara mengatasi seorang anak kecil yg sedang menangis. terlebih sepertinya ia sendirilah yg membuat anak ini menangis.

"babo!"

"huh? aa...ap...apa?"

"aku berusaha menjagamu, aku selalu menangkapmu saat kau terjatuh. aku selalu menaruh cream anti nyamuk di tasmu kau pikir untuk apa?"

"huh?" Seokjin mengerjapkan matanya beberapa kali.

"ya.. bahkan nyamuk saja tak ku biarkan menggigitmu. tapi bagaimana... bagaimana bisa kau terluka seperti ini"

V menangis keras. menangis sejadi-jadinya.
membuat Seokjin ternganga. ia diam membatu. kata-kata yg V ucapkan membuatnya mengingat seseorang yg ia cintai dulu.

"V.. apa yg kau katakan?"  Seokjin mengerjapkan matanya sayu. ia menahan airmatanya agar tidak menetes.  'ani ani.. tidak mungkin V adalah dia'

"hiks.. sudahlah.. hyung.. istirahatlah"
tangan kecil V menarik lengan Seokjin. dan Seokjin menuruti nya.
V menuntun Seokjin ke tempat tidur.
sejenak ia melepaskan tangan Seokjin dan berlari kecil menuju kasur. ia menepuk-nepuk ringan kasur Seokjin, memastikan tidak ada hewan kecil, debu ataupun barang-barang kecil yg dapat membuat Seokjin terluka.

"sudah bersih. kemarilah"
ia melentangkan satu tangannya agat Seokjin meraih tangan itu.

Seokjin hanya ternganga mengerjapkan matanya berkali-kali.
tidak percaya dengan apa yg anak kecil di depannya ini lakukan.
'bagaimana bisa anak seusia dia berperilaku seperti orang dewasa?'

V memegang kedua bahu Seokjin dan merebahkannya untuk tidur.Seokjin mengikuti semua yg V lakukan. ia hanya ingin tau apa yg ada di otak anak sekecil ini.
perlahan V menarik selimut yg besar itu susah payah. agar dapat menutupi badan Seokjin. V menutup seluruh badan Seokjin dan menyisakan bagian kepala.

"tidurlah hyung. aku akan kemari lagi nanti"  V menunduk mencium kening Seokjin dan kemudian tersenyum melihat Seokjin sebelum akhirnya ia meninggalkan kamar itu dan menyisakan Seokjin yg bengong. ia benar-benar tak habis pikir dengan apa yg V lakukan.

♡♡♡

Only One and himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang