eleven

1K 130 14
                                        

.
.
"appa! apakah appa tau Kim Taehyung?"

"Kim Taehyung?"

"humb"

"sepertinya pernah mendengar nama itu. tapi entahlah. appa kurang yakin. weo?"

"hehe animida"

"darimana kau dapat nama itu V?"

"mimpi"

"mimpi? yg seperti apa?"

V diam sejenak sebelum akhirnya memberikan jawaban kepada Appa nya "V lupa. haha"

'aku belum bisa mengatakannya Appa. aku harus memastikan sendiri, apa hubunganku dengan Kim Taehyung'

flashback mimpi

Seokjin berada di sebuah ruangan dan duduk disana memegang tangan seseorang yg sangat ia cintai.
ia terus menatap orang itu. dan meneteskan airmata melihat betapa lemahnya orang yg biasanya sangat ceria, dan banyak tingkah kini terbaring tak berdaya di sebelahnya. selang pernafasan terpasang dihidungnya.
bibirnya pucat. sepucat wajahnya.
ia belum meninggal. tapi keadaannya kritis. coma.

sedangkan jiwa Kim Taehyung pun masih disana. ia berdiri bersandar di tembok. melihat Seokjin yg sudah terlihat sangat kacau. ia tak tau harus bagaimana. ia sudah berusaha untuk masuk ke dalam tubuhnya. namun tetap gagal.

'Taehyung~ah.. bisakah kau mendengarku?"
Kim Seokjin yg sedari tadi hanya memandang tubuh Taehyung membuka suaranya. membuat Taehyung kaget dan berjalan mendekat.  "ne Seokjin! aku bisa mendengarmusayangnya kata-katanya tak dapat di dengar oleh Seokjin.

"Taehyung. kenapa kau tidak juga bangun? apa kau sedang bermimpi indah?"  ia bergumam menatap Taehyung. tiba-tiba ia merasakan nyeri di dadanya. tak sanggup melihat badan yg terkulai tak berdaya. seokjin meneteskan airmatanya lagi.
"uljima uljima Seokjin" Taehyung benar-benar stress melihat keadaan Seokjin.

"Taehyung.. apa kau sudah lelah bersamaku? kenapa tak menjawab?
maafkan aku Taehyung. aku tau aku sangat cerewet. aku suka bercerita panjang lebar dan kau tetap mendengarkannya walaupun lelah bukan..?
makanya... bisakah kau mendengarkanku sekali lagi saat ini?"
hening

"Seokjin aku mendengarmu. sampai akhir pun aku akan selalu bersedia mendengar semua ocehanmu. bagaimana bisa kau menanyakan apakah aku lelah" ia sudah lemas untuk membalas ucapan seokjin.

"aku sering menunjukkan sikap cuek padamu. aku sering menempel pada teman-temanku. aku tau kau cemburu. aku tau kau selalu menahan amarahmu. tapi kau masih tetap bertahan atas kelakuanku.
untuk alasan itu... maafkan aku,
aku hanya sangat suka melihat ekspresimu saat cemburu. melihatmu posesif, itu sangat membuatku senang, karena artinya kau mencintaiku bukan?...
hening tak ada jawaban

"babo! tentu saja aku sangat mencintaimu Seokjin!"

Only One and himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang