21.40 pm kst.Ceklek,
Cowok itu langsung tersenyum kotak andalannya seakan sedang memamerkan deretan gigi-gigi rapinya ketika yang tersayang bukain pintu buat dia.
"Hai, sayang!" sapa cowok itu— Kim Taehyung, yang datang-datang langsung mencuri satu kecupan dipuncak kepala pacar manisnya, "gimana hari ini? Udah cukup buat kangen banget banget banget sama aku belum?" Taehyung lalu nunjukin beberapa kantong plastik yang isinya makanan yang tadi sore udah dia janjiin.
Yooranya malah mempoutkan bibir. Matanya berkaca-kaca. Ini udah malam, dan Yoora nggak nyangka aja jika Taehyung masih sempat datangin dia sambil bawain semua makanan yang tadi di janjiin.
Yoora cuma belum terbiasa jika pacarnya bersikap manis seperti itu. Yoora belum siap. Belum siap buat selalu perang sama jantungnya yang akan berdetak dengan kencang ketika serangan cinta dari Taehyung datang secara mendadak seperti malam ini.
"Hahaha— kenapa mukanya merah banget gitu? Kamu lagi malu ya, Ra?" Taehyung lalu terkekeh gemas ketika pacarnya itu udah kayak kepiting rebus.
"Iihh! A-aku nggak malu, Taehyung!" Yoora lalu balik badan, melangkahkan kakinya duluan buat ninggalin Taehyung yang masih ada di ambang pintu.
"Kalau nggak malu, lalu kenapa mukanya merah?" Taehyung ikut jalan dibelakangnya—ngekorin Yoora buat masuk ke dalam rumah cewek itu.
Yoora menghela napasnya panjang, "Ck, habisnya kamu main cium-cium gitu aja, kan aku kaget, kan aku belum terbiasa. Kalau sampai ada yang lihat gimana coba?!" omel Yoora yang langsung duduk di sofa ruang tamu.
Sukses bikin Taehyung ketawa ngakak lagi, "Udah kebelet kangen sih. Jadinya kan susah buat nahan biar nggak nyium kamu."
Dan dari dalam kamar tiba-tiba Yoongi teriak kencang, "DEK, INGET KATA KAKAK. PACARAN YANG SEHAT! KALAU TAEHYUNG MAIN KOTOR, JANGAN KASIH!" begitu katanya.
Membuat Taehyung dan juga Yoora sukses diam seribu bahasa. Nggak tahu lagi harus ngomong apa karena suasana jadi canggung— mencekam, kayak dirumahnya Yoora ini banyak hantunya.
"B-bunda sama Ayah lagi dirumah?" Taehyung tanya gitu.
Yoora lalu geleng kepala, "nggak kok. Bunda lagi nemenin ayah lembur di kantor."
"Hah, hampir aja!" Pun Taehyung mengelus dadanya, berasa lega banget karena untung ayah sama bundanya Yoora lagi nggak ada dirumah. Kalau cuma Yoongi yang denger soal cium-cium tadi sih nggak masalah, nah kalau sampai orang tuanya Yoora juga ikut dengar? Bisa kelar deh hidupnya.
"Kamu takut?" goda Yoora.
"Aku? Takut? Kim Taehyung takut? Aduh, ya jelas takut-lah. Kalau mereka sampai denger dan aku disuruh putus aja sama kamu, gimana? Emang kamu mau? Aku sih nggak mau." ucap Taehyung dengan tenang, sambil sibuk bukain makanan yang tadi dia bawa.
Nggak tahu lagi, Yoora denger itu cuma bisa ketawa. Tapi ketawanya tuh ketawa yang dibuat-buat untuk nutupin ke'grogiannya karena lagi-lagi Yoora jadi tahu jika Taehyung bisa sampai se-takut itu— takut dipisahin dengan paksa— takut nggak direstui orang tua— takut kalau nggak bisa selamanya sama dia.
Ah!
Bisa gila Yoora lama-lama. Taehyung dan mulut manisnya itu memang— askajdjsndjsjakahdjs, susah dijelasin.
"Aaaaak dulu~" Tiba-tiba Taehyung nyodorin satu dimsum udang ke mulut Yoora, "harus habis biar mukanya nggak tegang-tegang banget, hahaha—" sialan, ejekan Taehyung itu bikin Yoora hampir tersedak dimsumnya sendiri.
Dan beberapa menit kemudian, mereka berdua masih terlalu fokus untuk ngisi perutnya yang sama-sama kelaparan dengan sedikit obrolan ringan di dalamnya seperti biasa— agar keduanya lebih memahami satu sama lain.
Setelah mereka selesai makan sampai nggak tersisa sedikitpun. Taehyung langsung pindah duduk di sebelahnya Yoora yang lagi kekenyangan. Senyum-senyum nggak jelas gitu sambil sesekali noel-noelin pipi dan nepuk-nepuk perut buncitnya Yoora.
Yang di ganggu jelas kesal. Yoora nggak tahan lagi buat nggak jitak Taehyung sampai pacarnya itu merintih kesakitan.
"Aduh— kamu sama pacar sendiri kok jahat sih, Ra?!" protes Taehyung pura-pura marah.
"Ya habisnya nyebelin! Udah tahu pipi sama perutku buncit, masih aja di ejekin!"
"Yang ngejek siapa sih? Kan aku cuma gini-giniin—" ini Taehyung langsung praktekin noelin pipi sama perutnya Yoora lagi, "masa gitu aja dibilang ngejek sih?"
"Terserah! Bodo amat! Aku mau marah!" galak Yoora yang akhirnya geser duduknya biar agak jauh dari Taehyung.
"Pacar sendiri digalakin, diambekin, dijitakin. Tapi kalau sama mantan yang namanya Ubin itu— Hahahihi bareng, diajak ketemu, diajak curhat." Taehyung ikut geser duduknya juga biar lebih jauh, sampai mepet sofa pokoknya, "coba sama aku, duh bener-bener dunia ini nggak adil!" lanjut Taehyung sok ngedrama.
Yoora melirik tajam Taehyung, "ihhh nggak gitu! Kenapa sih bawa-bawa dia lagi?!"
"Ya karna kamu kalau sama aku sukanya marah-marah terus."
"Yaudah maaf!"
"Males."
"Tuh kan!"
"Cium dulu baru dimaafin." Taehyung ngomongnya sengaja dipelanin biar Yoongi nggak dengar.
"Yang lain kecuali itu!"
Taehyung mikir bentar, "Hmmm— pegel nih, pijit enak banget kayaknya... "
Yoora cuma bisa memutar bola matanya jengah, ada-ada saja kelakuan pacar jaman sekarang, "yaudah sini deket—"
Cup—
"—an..." lanjut Yoora masih dalam mode syok.
Iya. Itu Taehyung baru aja ngecup bibirnya Yoora tanpa ada rasa bersalah sedikitpun. Ya soalnya rindu sih, kalau Yoora nggak mau kasih cium, kenapa nggak dia aja yang nyium? Kan jadi simpel, orang-orang aja yang kadang bikin semuanya jadi lebih rumit.
"Udah cepetan pijetin sambil ceritain gimana harimu, Ra? Kalau hari ini sih aku capek— capek kangenin kamu... "
Dan itu adalah kata-kata andalan Taehyung yang nggak pernah absen dari mulutnya. Nggak ketemu langsung, nggak dichat, nggak ditelpon, pasti di setiap malamnya Taehyung akan tetap rajin menanyakan hal itu.
Taehyung, kalau udah sayang. Beuh, bakalan dijaga sampai mati deh.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love, Taehyung ¦ Kth
Fanfiction[COMPLETED] "Saat kamu mencintai, Taehyung. Saat itu juga kamu akan kehilangan akal sehatmu." ⚠️ non-baku. ©Taeyamm, 12 Januari 2019.