20.45 pm kst."T-taehyung— hiksss—"
"L-loh, Ra? K-kamu kenapa?"
Taehyung jelas panik bukan main ketika buka pintu ternyata yang bertamu malam-malam gini si pacar cantiknya. Yoora datang sambil nangis dengan penampilan khas bangun tidurnya.
"Hikksss— i-itu— minta tolong bayarin taxinya dulu, aku nggak bawa uang— hikss—"
Taehyung makin curiga aja dibuatnya. Dia lalu ngangguk, nyuruh Yoora masuk ke rumahnya dulu, baru kemudian dia jalan keluar buat bayar taxinya.
"Jadi, sayangku ini kenapa?" tanya Taehyung setelah dia udah masuk lagi ke dalam rumah dan mendapati Yoora yang masih nangis nggak berhenti-berhenti.
Yoora lalu natap Taehyung sekilas, "T-taxinya udah dibayar?"
Taehyung ngangguk.
"Hikss— makasih."
"Jadi?"
"B-besok aku ganti. Janji!"
"Nggak usah, Yoora." Taehyung duduk deket Yoora, "kenapa kamu kayak gini?" tanyanya lagi mencoba sabar.
"P-pokoknya aku ganti! A-aku udah banyak ngerepotin kamu." ucap Yoora tanpa mau ceritain sebab kenapa dia datang-datang dengan kondisi mengenaskan seperti itu.
Sebisa mungkin Taehyung nahan rasa penasarannya. Dia tahu kalau Yoora belum mau cerita, dia nggak mau maksa, soalnya nanti beberapa jam lagi pasti Yoora cerita sendiri tanpa diminta. Taehyung mau jadi pacar yang baik aja sekarang— menyediakan pundaknya untuk tempat bersandar paling nyaman.
Taehyung lalu elus-elus kepala Yoora yang lagi nyandar dengan nyaman dibahunya, "Ra, kamu mau nggak jadi yang nomor 2?" tanyanya tiba-tiba, bikin Yoora berhenti nangisnya dan langsung duduk diposisi semula.
"K-kenapa tanya gitu?!"
Taehyung malah senyum-senyum, balikin kepalanya Yoora biar sandaran dibahunya lagi meskipun Yoora sedikit berontak, "Maksudnya jadi nomor 2 di urutan kartu keluarga kita nanti, Ra. Mau ngga?"
Krik,
Krik,
Krik,
Merasa diabaikan, Taehyung langsung berdiri karena malu, "a-aku buatin minum du—" waktu dia mau jalan buat ke dapur, Yoora malah ketawa ngakak kenceng banget.
"HAHAHAHA— Apasih, basi banget!"
Iya, Yoora ketawanya telat banget. Emang kebiasaan loadingnya kelamaan, pakai mikir dulu baru ketawa. Duh, untung Taehyung sayang pakai banget.
"iisssssh—" Taehyung duduk lagi, cemberut.
Lihat pacarnya kesel kayak gitu, Yoora langsung peka— peluk Taehyung tiba-tiba dari samping, "nggak boleh marah. Nanti cepet tua. Nanti nggak ganteng lagi!" katanya.
"Ya ha—"
Cup!
Sukses bikin Taehyung ngeblush. Dia pegangin pipi kanannya yang dikecup Yoora, habis itu natap Yoora malu-malu.
"Nakal."
"Biarin!"
Taehyung lalu cubit kedua pipi gembul Yoora, "ini pipi kiri ngga sekalian di sun juga, hmm?"
Yoora geleng kepala, "nggak mau, biar iri, biar pipi kiri ngajak baku hantam pipi kanan kamu!"
Awalnya nggak paham sama sekali, tapi akhirnya Taehyung ketawa aja buat menghargai lawakannya Yoora— cup, Taehyung tiba-tiba kecup bibir mungilnya Yoora, dia kemudian senyum tipis, "kalau bibir kita aja yang baku hantam gimana, Ra?"
"Eum—" Yoora mikir bentar, habis itu dia malah nutup matanya, "ayo, aku udah siap lahir batin."
Dan, nggak perlu dijelaskan panjang lebar lagi. Mereka kini udah melakukan aksi paling manis bagi pasangan kekasih. Saling melumat dengan lembut hingga Taehyung menekan kepala Yoora agar lebih memperdalam ciuman manis mereka.
Setelah ciuman mereka terlepas, Taehyung peluk erat Yoora, membisikan kata-kata yang tambah membuat pipi Yoora memanas, "sayang— sayang banget sama kamu, Ra."
"A-aku juga kok." balas Yoora pelan.
"Juga apa?" Taehyung sengaja lepasin pelukannya biar bisa lihat wajah Yoora dengan jelas— dan, ternyata wajah pacarnya itu udah sangat memerah. Gemes banget rasanya dia pengen cium lagi.
"S-sayang kamu juga! Banget!" Yoora langsung memalingkan wajahnya karena malu.
Ya tapi percuma aja karena Taehyung keburu gemes pengen ngarungin Yoora. Dia narik lagi tubuh Yoora buat dipelukin baru setelahnya tubuh mereka udah Taehyung goyangin ke kanan dan ke kiri.
"Kapanpun kamu mau cerita, aku siap buat dengerin, Ra." ujar Taehyung buat pastiin kalau dirinya siap jadi pendengar yang baik buat Yoora. Sekali lagi, dia nggak mau paksa Yoora buat ceritain kenapa datang kerumahnya malam-malam sambil nangis.
Yoora ngangguk, dia makin membenamkan kepalanya di dada bidang Taehyung, nggak tahu juga dia kenapa dadanya Taehyung semakin lama semakin bidang, "malam ini aku boleh nginep ya sayang?"
Waduh,
Gawat.
Taehyung langsung membeku ditempat karena baru kali ini dia nginepin seorang cewek yang statusnya adalah pacarnya. Sebenarnya nggak masalah karena rumah itu cuma Taehyung sendiri yang ninggalin. Cuma masalahnya, dia nggak yakin sama dirinya sendiri.
"N-nanti bunda sama ayahmu marahin aku kalau tahu kamu nginep disini?"
"Mereka nggak dirumah. Kakak juga pergi."
Taehyung sedikit lega, "y-yaudah, kamu tidur dikamarku aja. Biar aku tidur dikamar satunya."
Yoora malah geleng-geleng kepala, "nggak mau. Takut. Nggak mau tidur sendiri!" rengeknya.
"Lalu?"
"Kamu temenin."
"Ha?"
"P-please—"
"Ra, kamu yakin?"
Yoora ngangguk semangat.
"O-ok. Tapi aku nggak bisa jamin."
"Jamin apa?" Yoora lepasin pelukannya dengan wajah bingung.
Taehyung cuma senyum jahil aja, dia langsung berdiri sambil gandeng tangan Yoora, "ayo gosok gigi dulu sebelum tidur." katanya tanpa ada niat buat jelasin apa yang sebenarnya dia ucapin.
Jamin— buat nggak bakal lepasin pelukannya sampai pagi, maksud Taehyung.
🌚
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love, Taehyung ¦ Kth
Fanfiction[COMPLETED] "Saat kamu mencintai, Taehyung. Saat itu juga kamu akan kehilangan akal sehatmu." ⚠️ non-baku. ©Taeyamm, 12 Januari 2019.