Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~♥~
"Lo boleh pilih dan bawa apapun yang lo pengenin. Khusus hari ini, gue yang traktir."
Mendengar tawaran yang sangat menggiurkan keluar dari mulut Jenna itu jelas bikin mata Taehyung berbinar-binar. Awalnya, Taehyung pengen beli banyak makanan aja untuk stock dirumahnya, tapi langsung dia urungin ketika tiba-tiba mata mereka berdua bertemu.
"Beneran?" Taehyung senyum penuh arti.
Jenna cuma ngangguk aja.
"Oke."
"Ambil aja yang lo mau."
"Gue mau—" Taehyung udah nentuin pilihannya, "ini!" dan tiba-tiba dia megang pergelangan tangan Jenna, langsung bawa cewek itu keluar dari minimarket yang ada didekat apartemen Jenna.
Mata Jenna udah membelalak— bingung dan juga kaget. Ini kenapa Taehyung malah milih dia? Bukan malah milih makanan atau apapun karena hari ini Jenna yang traktir semuanya.
Ini benar-benar bikin dahi Jenna mengeryit karena sekarang mereka berdua udah ada di taman— tempat dimana Jenna diputusin oleh Yoongi satu bulan yang lalu.
"Kenapa kesi—"
Belum sempat menyelesaikan omongannya, Taehyung udah nempelin telunjuknya di depan bibir Jenna— menandakan biar Jenna diem dulu, jangan berisik.
"Sebelum lo banyak tanya, biarin gue ngomong dulu."
Jenna akhirnya cuma bisa setuju, dia ngangguk aja meskipun rasanya jengkel setengah mati sama Taehyung.
"Dua hari yang lalu gue udah ke dokter."
"Ngapain?"
"Periksain jantung gue—"
Jenna mau ketawa aja rasanya, tapi dia tahan.
"Apa hasilnya?"
"Positif."
Bikin Jenna langsung ternganga, dia kaget aja karena tiba-tiba Jantung Taehyung jadi nggak sehat.
"Positif gima—"
"Positif naksir lo."
Deg!
Dan hening langsung menyelimuti keduanya. Hanya embusan angin yang berbisik lirih ditelinga. Hawa malam semakin dingin dan perlahan menusuk sampai ke tulang. Hingga berakhir dengan Jenna yang mendudukan dirinya di ayunan tempat dimana ia menangis karena mantannya.
Namun, kali ini Jenna nggak nangis. Dia tertawa; terbahak. Sampai membuat Taehyung mengusap wajahnya kasar— merasa dipermainkan oleh keadaan.
"Kenapa?" tanya Jenna yang seperti bertanya pada dirinya sendiri.
