.
.
Soonyoung tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pria di depannya. Semakin hari dia terlihat semakin tampan. Dilihat dari sisi mana pun dia semakin tampan, bagaimana Soonyoung tidak semakin jatuh cinta padanya?
Saat ini pria itu sedang berlutut di depannya, dengan hati-hati membalut luka di perutnya dengan perban baru. Soonyoung duduk di tepian tempat tidur, ia menunduk untuk menatap wajah serius pria di depannya. Tetesan air jatuh dari rambutnya yang basah, tubuhnya mengeluarkan aroma sabun yang harum dan lembut, Seokmin bahkan bisa mencium aroma mint setiap kali anak ini bernapas. Seokmin merawatnya seperti merawat seorang anak. Kadang-kadang dia juga seperti seorang teman untuk Soonyoung, namun di lain waktu dia juga bisa menjadi seorang kekasih yang memanjakannya. Seokmin bisa menjadi apapun untuk Soonyoung-nya.
Punggung, dada, leher terlihat jelas tanda merah sisa kegiatan panas mereka semalam. Ini hanya di bagian yang terlihat. Seokmin membuat beberapa di bagian tubuh Soonyoung yang tersembunyi, hanya ia sendiri yang bisa melihatnya.
"Syukurlah, lukanya cepat sembuh ... "
Ucap Seokmin selesai membalut luka Soonyoung dengan perban. Ia meraih kaus di samping Soonyoung, membantu anak itu memakai kausnya."Ini karena kau yang sudah merawatku dengan baik."
Kaus itu melewati kepalanya, dan wajah Seokmin sudah berada tepat di depan wajahnya. Wajah Soonyoung tidak bisa untuk tidak memerah. Pipinya dipenuhi semburat merah muda yang lucu.
Seokmin hanya diam, untuk waktu yang lama ia hanya menatap wajah anak itu. Perlahan, kedua tangannya menyentuh wajah anak itu, telapak tangannya menempel di pipi hangat yang memerah.
Dengan mulut sedikit terbuka, Soonyoung hanya bisa menatap wajah tampan pria di hadapannya. Jantungnya sekali lagi mulai berdegup kencang.
"Kwon Soonyoung ... aku ingin merawatmu untuk selamanya ...."
Bisik Seokmin di depan wajahnya.Perlahan ia mendekatkan wajahnya, mendaratkan bibirnya di atas bibir mungilnya anak itu. Soonyoung memejamkan kedua matanya merasakan manis dari ciuman pria itu. Memabukkan sampai rasanya ia ingin tenggelam dan tak ingin kembali.
Seokmin mendorong tubuh anak itu hingga ia kini terbaring pasrah di bawahnya. Menciumnya dengan lembut dan dalam, setiap lumatan, isapan, bahkan belaian, Seokmin ingin menunjukkan apa yang ada di hatinya, bagaimana ia sangat mencintai anak ini, menginginkannya.
Sepertinya sudah tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan perasaannya pada anak ini.
Ia mungkin sudah menjadi gila karena terlalu mencintai anak ini.
.
.
Ketika Soonyoung bangun dari tidurnya, ia mendapati tempat di sebelahnya kosong. Mereka berciuman untuk waktu yang lama, mereka berpelukan sampai Soonyoung tidak tahu kapan ia jatuh tertidur di pelukan Seokmin.
Soonyoung keluar dari kamar untuk mencari Kekasihnya. Ya, Pria itu sekarang sudah menjadi Kekasihnya. Ia berjalan cepat menuruni tangga. Jam di dinding menunjukkan pukul 4 sore. Di luar masih sangat cerah, cuaca hari ini sangat bagus.
"Seokmin-ah! Lee Seokmin!"
Soonyoung terus memanggil namanya. Berjalan ke dapur untuk mencari pria itu.Di pintu kulkas ia menemukan secarik kertas yang ditempel menggunakan magnet hiasan pintu kulkas berbentuk buah pisang.
'Aku pergi ke luar sebentar. Aku segera pulang. Jangan ke mana-mana, tetap di rumah.'
Itu seperti pesan untuk anak kecil yang ditinggalkan sendirian di rumah. Soonyoung cemberut. Ia membuka kulkas dan mengambil susu kotak rasa cokelat.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNCLE [SEOKSOON FANFICTION] ✔️
FanfictionKwon Soonyoung, remaja 16 tahun yang sangat membenci paman-nya sendiri, Lee Seokmin. Pria 35 tahun yang menjalani hidup dengan berhura-hura, tidur dengan lelaki sewaan yang ia bayar untuk memuaskan hasrat seksualnya. Suatu hari, kakak perempuannya...