.
.
Ketika jarum jam masih menunjukkan pukul 03:00 pagi, Seokmin meninggalkan vila. Langit masih gelap pada saat itu. Dengan langkah tertatih-tatih, ia harus berjalan cukup jauh untuk bisa sampai ke halte bus terdekat. Hati nuraninya merasa bersalah, ia ingin melihat wajah kedua orang tuanya; ingin pulang dan memastikan bahwa mereka baik-baik saja.
Ia ingin mengatakan kepada mereka bahwa ia bersalah. Mengatakan kejujuran pada mereka bahwa ia mencintai Soonyoung, ingin merawat anak itu; menjaganya dan hidup bersamanya.
Tidak ada gunanya bersembunyi dan menutupi kenyataan yang ada. Perasaan dan ketulusannya untuk Soonyoung tidak bisa disembunyikan dan ditutupi. Mungkin hari ini dan besok ia bisa menyembunyikan dan menutupinya, tapi, bagaimana di masa depan? Apakah ia masih bisa terus bersembunyi dan menutupinya? Hubungan mereka pada akhirnya akan diketahui. Sekarang ataupun nanti, hasilnya tetap sama,
orang tua mereka akan terluka.
Di masa tua mereka, pasangan itu lebih banyak menghabiskan waktu mereka hanya berdua. Putri mereka telah memiliki keluarga dan sibuk sebagai pengacara, bahkan ketika dulu dia belum menikah, dia jarang memiliki waktu bersama keluarga. Sedangkan putra kedua mereka telah dewasa dan memiliki pekerjaan yang sangat sibuk. Seokmin anak laki-laki, dia sudah dewasa, memiliki dunia-nya sendiri; dunia luar lebih nyaman baginya daripada di rumah orang tuanya yang hangat. Walaupun di luar dia seorang bajingan yang bisa tidur dengan siapapun, membayar laki-laki manapun yang dia inginkan, tapi, Seokmin masih menjadi anak berbakti untuk kedua orang tuanya. Setiap bulannya ia tidak pernah lupa untuk selalu mengirimkan uang pada kedua orang tuanya.
Sebagai seorang anak, ia pikir memberikan uang sudah cukup untuk membuat orang tuanya bahagia. Dengan uang itu, mereka bisa membeli apapun yang mereka inginkan; makanan, pakaian, atau hal-hal lain yang mereka butuhkan. Namun, Seokmin tidak pernah mengetahui. Uang yang selalu ia kirim setiap bulan, semua itu masih utuh di dalam buku tabungan. Tidak berkurang satu digit pun.
Orang tuanya hanya menginginkan kehadirannya, menunggunya pulang ke rumah untuk sekadar melihat keadaan mereka. Betapa sulitnya bertemu dengan putra mereka sendiri? Mereka benar-benar merindukannya. Namun, sebagai orang tua, rasanya berat menuntut hal-hal seperti ini dari anak mereka yang sudah dewasa. Setelah akhirnya mereka mengetahui Seokmin adalah seorang gay, akhirnya mereka mendapatkan jawaban mengapa putranya menjauh dari keluarga...
Ketika ia sampai di rumah, itu sudah pukul 08:00 pagi. Kedua orang tuanya sedang duduk di ruang keluarga, menonton berita pagi. Ibu sedang mengupas jeruk untuk Ayah; pria paruh baya itu sedang menonton televisi dengan sangat serius, mengunyah perlahan jeruk di dalam mulutnya. Pemandangan yang harmonis dan hangat.
Ketika ibu mengangkat kepala, dia menemukan putranya berdiri di sana, menatapnya dengan kekhawatiran di matanya. Wajah itu penuh luka lebam, namun, ia masih bisa tersenyum untuk menyapa ibunya.
Ekspresi terkejut dan cemas melintas di wajah wanita paruh baya tersebut, namun itu hanya bertahan selama beberapa detik. Ekspresinya kembali normal seolah tidak ada yang terjadi. Dia pandai menyembunyikan perasaannya, tidak pernah sekali pun menunjukkan kekecewaan atau kesedihannya di depan putranya.
Seokmin hanya berdiri di sana, tidak tahu harus berbuat apa. Ia tahu kedua orang tuanya sudah mengetahui semuanya. Namun, mereka bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa.
Ibunya segera berdiri dari sofa, gerakan itu membuat Ayah mengangkat kepala mengikuti arah pandang istrinya. Ia terkejut melihat putranya berdiri di sana dengan wajah penuh luka lebam, terlihat sangat kacau; bajunya kusut dan ada beberapa bercak darah. Namun begitu, dia masih memaksakan tersenyum untuk kedua orang tuanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNCLE [SEOKSOON FANFICTION] ✔️
FanfictionKwon Soonyoung, remaja 16 tahun yang sangat membenci paman-nya sendiri, Lee Seokmin. Pria 35 tahun yang menjalani hidup dengan berhura-hura, tidur dengan lelaki sewaan yang ia bayar untuk memuaskan hasrat seksualnya. Suatu hari, kakak perempuannya...