Chapter 14

3.6K 349 44
                                    


Selama rapat berlangsung Seokmin tidak bisa berkosentrasi, ia hanya melamun sembari memainkan pena di tangannya. Menggigiti pena itu sembari diam-diam mengecek ponsel di bawah meja.

Ini sudah tiga hari semenjak kejadian 'di dalam mobil'. Tiga hari ini, Seokmin tidak mendapat telepon dari Kakak perempuannya seperti biasa. Biasanya wanita itu sangat cerewet mengingatkan Seokmin untuk menjemput putranya di tempat les. Tapi sudah tiga hari ini dia tidak menelepon. Apa Soonyoung memberi tahu kedua orang tuanya? Pikir Seokmin.

Tidak. dia tidak akan berani melakukan hal itu. Seokmin memberikan jawaban pada pertanyaannya sendiri.

Seokmin sedikit khawatir. Ketika mengantarkan Soonyoung pulang ke rumahnya, keadaan anak itu tidak terlalu baik. Apa keadaannya memburuk? Seokmin menggelengkan kepalanya. Kenapa juga ia harus sangat mengkhawatirkan anak itu?

Tapi kepalanya tidak bisa berhenti memikirkan anak itu! Walaupun ia tidak menginginkannya, namun kepalanya terus berputar memikirkan anak remaja itu. Ada apa denganku?

Melemparkan pena di tangannya, ia mengacak-acak rambutnya sendiri dengan gusar. Semua orang di meja rapat mengarahkan mata mereka ke arahnya.

"Seokmin-ssi, bagaimana pendapat anda?"
Salah satu orang di meja bertanya padanya.

Sejak awal rapat dimulai ia sama sekali tidak mendengarkan apa-apa! Jadi, bagaimana ia tahu isi diskusi ini?! Seokmin benar-benar tenggelam dalam pikirannya sendiri, ia mengabaikan segala sesuatu di sekitarnya, bahkan dalam rapat rutin ini.

"Ap-apa....?"
Seokmin bertanya dengan wajah bodoh. Ia benar-benar tidak tahu apa-apa tentang isi pembicaraan di rapat ini.

.

.

Sebenarnya, selama dua hari setiap pulang bekerja, Seokmin akan diam-diam pergi ke tempat les Soonyoung. Dia memarkirkan mobilnya agak jauh dari gedung itu, duduk di dalam mobil, diam-diam memperhatikan anak-anak yang keluar dari gedung les. Namun, selama dua hari Seokmin menunggu secara diam-diam, ia sama sekali tak melihat sosok Soonyoung. Bocah manis yang sudah ia tiduri secara paksa itu.

Seokmin mengamati satu persatu anak yang keluar dari gedung les mahal tersebut. Namun, ia tidak bisa menemukan sosok Soonyoung di antara mereka. Bahkan Seokmin menunggu di dalam mobil sampai tempat itu benar-benar sepi, berharap Soonyoung akan keluar dari gedung les-nya. Tapi menunggu sampai malam pun, sampai gedung itu menjadi gelap karena seluruh lampu telah dipadamkan, ia tidak bisa melihat anak itu. Keponakannya.

Mungkin Soonyoung masih dalam keadaan terguncang. Dia mungkin sengaja tidak berangkat ke tempat les karena menghindari Seokmin? Anak itu pasti masih sangat trauma dan ketakutan. Entah itu anak perempuan atau anak laki-laki, pasti juga akan merasakan hal yang sama, trauma dan ketakutan jika mengalami hal seperti itu. Pria berengsek yang tega memperkosanya bukanlah orang lain, orang ini tidak lain adalah adik kandung ibunya sendiri. Paman-nya. Lebih parahnya adalah mereka berdua sama-sama laki-laki!

Alasan Seokmin diam-diam pergi ke tempat les Soonyoung, tidak ada maksudnya lain. Ia hanya ingin tahu keadaan anak itu, malam itu, di dalam mobil, ia telah 'melakukan' beberapa ronde dan itu sangat kasar. Anak itu juga terluka cukup parah. Seokmin merasa sedikit bersalah. Tapi, bukan berarti ia menyesal. Menyesal tidak ada gunanya 'bukan? Semuanya sudah terjadi. Dan malam itu juga ia sangat menikmati tubuh anak remaja itu.

Entah mengapa Seokmin sangat ingin melihat Soonyoung. Ia ingin tahu keadaannya, melihat, apakah dia baik-baik saja? Apakah dia mengobati luka di bagian yang ia 'masuki' Itu? Jika luka itu tidak diobati, kondisinya bisa menjadi buruk. Mengingat itu adalah pertama kalinya bagi Soonyoung, dan Seokmin 'melakukannya' dengan kasar, tidak memberinya ampun.

UNCLE [SEOKSOON FANFICTION] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang