Chapter 15

3.5K 332 85
                                    


Soonyoung semakin menekan punggungnya ke kepala ranjang. Tubuhnya gemetar dan air mata jatuh di pipinya. Seokmin merangkak mendekat, dan meraih dagunya.

Walaupun ketakutan sampai tubuhnya gemetar, namun matanya tak bisa lepas dari mata Pria ini. Seakan ada magnet kuat yang menariknya untuk menatap mata Pria dewasa ini.

"KE-mphh...."
Ketika Soonyoung akan berteriak untuk mengusir Seokmin keluar, dengan gerakan cepat, telapak tangan Seokmin membekap mulutnya. Soonyoung menatap wajah Pria di hadapannya dengan mata melebar yang merah dan berair.

"Orang tua kita ada di lantai bawah.. Kau ingin mereka dengar, dan mengetahui semuanya?"
Kata Seokmin mengancam.

Tentu saja Soonyoung tidak ingin orang lain mengetahui apa yang telah terjadi di antara dirinya dan Paman-nya. Ini adalah hal yang sangat memalukan. Bukan hanya karena mereka sedarah, namun juga jenis kelamin mereka sama. Mereka sama-sama lelaki.

Jadi, walaupun di sini ia adalah korban, tapi Soonyoung akan menutupi hal ini. Akan menutupinya bahkan sampai mati.

Soonyoung menyusut ketakutan dengan ancaman Seokmin itu. Perlahan Seokmin melepaskan tangannya yang membekap mulut Soonyoung, dan anak ini patuh, tidak mencoba untuk berteriak ataupun berontak.

Seokmin memutar kepalanya, seperti sedang mencari sesuatu di kamar Soonyoung.

"Kau masih menyimpan salep yang waktu itu aku belikan?"

Soonyoung tidak berniat untuk menjawab. Dia hanya menundukkan kepala, menghindari menatap wajah pria dewasa itu.

Seokmin turun dari tempat tidur, ia berjalan ke arah meja belajar di depan tempat tidur. Berdiri di depan meja belajar, Seokmin mengacak-acak semua barang di atas meja, membuka semua laci di meja itu. Soonyoung diam-diam mengangkat kepalanya menatap punggung Seokmin.

Seokmin mengambil tas punggung Soonyoung yang digantungkan di samping meja belajar. Membuka resleting tas itu dengan kasar, Seokmin mengaduk-aduk isi tas. Merasa kesulitan, Seokmin menumpahkan isi tas ke atas meja. Tube salep berwarna putih jatuh di atas meja. Salep yang waktu itu Seokmin belikan saat seseorang memukul wajah Soonyoung.

Mengambil salep ke dalam genggamannya, Seokmin berbalik dan berjalan kembali ke arah tempat tidur. Melihat Seokmin berjalan mendekat, Soonyoung menggeser tubuhnya mundur. Namun ia bahkan tidak bisa bergerak sedikitpun, punggungnya sudah menempel di kepala ranjang, tidak bisa lari lagi.

"Sebaiknya kau tidak melawan, aku hanya ingin mengobatimu, mengerti?"
Seokmin naik ke tempat tidur. Merangkak mendekati tubuhnya Soonyoung yang masih panas karena demam.

Soonyoung sudah tidak berani membuat suara apapun. Ia takut orang tua mereka di lantai bawah akan bisa mendengar suaranya. Jadi, ia hanya bisa menutup mulut rapat-rapat.

"lepaskan celanamu."
Perintah Seokmin.

Soonyoung mengangkat kepalanya terkejut. Menatap Seokmin ketakutan.

"Aku hanya ingin menerapkan ini.."
Kata Seokmin sembari mengangkat salep di tangannya.

Soonyoung membeku, ketakutan.

Seokmin kembali berbicara. Nada suaranya terdengar tidak sabar.
"Kau yang membukanya atau aku?"

Namun bahkan sebelum kata-kata itu memudar di udara, Seokmin sudah menarik tubuh Soonyoung ke depan.

"Ah!"
Soonyoung memekik kesakitan.

Seperti seorang penjahat yang dilumpuhkan, Seokmin memaksa Soonyoung untuk telungkup. Menarik kedua tangan Soonyoung, Seokmin menahan kedua tangan itu dibalik punggung. Membuat Soonyoung benar-benar tidak bisa bergerak sedikitpun.

UNCLE [SEOKSOON FANFICTION] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang