Chapter 29 : Bandara dan Patah Hati

1.4K 193 30
                                    

Woojin berdiri sambil masukin tangan kiri ke sakunya, nungguin seseorang yang akhirnya bakalan dia lihat lagi. Iya, dia nungguin Chungha soalnya udah janjian. Chungha juga bilang kalau dia mau bahas sesuatu. Woojin nggak tau pastinya bakalan bahas apa, tapi cowok itu mau semuanya selesai. Antara dia dan Chungha, dan gak bikin Yiseul risih.

Akhirnya cewek yang hampir empat tahun gak dia lihat itu muncul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya cewek yang hampir empat tahun gak dia lihat itu muncul. Sambil bawa koper gede dan tas yang tersandang di punggungnya. Chungha. Woojin nyamperin Chungha, bantuin buat bawa koper cewek itu.

“Hai.” sapa Chungha, agak pangling karena Woojin udah berbeda sejak terakhir kali mereka ketemu.

“hai.” balas cowok itu sambil senyum, tapi gak natap Chungha.

Woojin akhirnya natap cewek itu, yang sekarang jauh lebih pendek dan jauh lebih mungil.

“Kurusan kamu, gak makan di sana?”

Kata-kata Woojin barusan langsung bikin Chungha kangen. Kangen Woojin yang kayak gini, omongannya yang pedes tapi terselip perhatian disana.

“Kemana kita?” tanya Woojin kemudian.

Chungha sadar, trus celingak-celinguk.

“restoran aja, aku mau cerita sekalian.”

“Oke.”

Woojin jalan duluan, Chungha besarin langkahnya buat nyamain langkah kaki Woojin. Chungha merhatiin cowok itu dari samping. Woojin yang sekarang udah beda, udah lebih rapih penampilannya gak terlalu urakan kayak dulu. Udah lebih tinggi, gak terlalu kurus dan kayaknya semakin berwibawa.

“Tinggi kamu sekarang berapa?” tanya Chungha.

“Yang jelas kamu masih lebih pendek.”

“Heh!”

“Kenyataannya gitu kan kaaaak.” - Woojin.

“Jangan dipanggil kakak, kamu kan tau aku ga-”

“Iyaaa, gak suka dipanggil kakak. Iyaaa.”

Chungha senyum lagi. Woojin masih inget.

Kalau kayak gini, jiwa jiwa ingin menikung hadir lagi di diri Chungha.

“Makan disini aja?” Woojin berheti di depan restoran yang masih di area bandara.

“Iyaa, gapapa deh.”

Woojin akhirnya masuk duluan. Emang dari dulu dia selalu kayak gitu, apa-apa selalu duluan kalo sama Chungha dan sampai sekarang tetap gak berubah. Cowok itu akhirnya memilih tempat yang deket sama kaca, biar ada yag bisa ditatap di luar sana.

Pelayan datang sambil bawa buku menu, mereka mesen lalu ngobrol lagi setelah pelayan minta diri.

“Orang tua kamu udah dikabarin?” tanya Woojin.

What We Can Do 2 || Park Woojin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang