first 16

273 16 0
                                    

"hai.." sapa nya

"saya?" jawab sissy

"iya, sendirian?"

"sama temen kok, itu dibelakang"

sissy menunjuk arah ruri dan lainnya disana

"oh, oh iya, saya netto" sapanya

"netto? yang isi bersih bukan" ledek sissy

"nah itu dia.. menurut saya juga itu"

"ah.. okeh, saya sissy"

"oh sissy, ehmm... boleh meminta nomor ponselmu?"

"boleh"

setelah saling bertukar nomor
netto membahas beberapa tentang sissy

"oh iya kamu rumahnya dimana?"

"saya di daerah sjiwa"

"oh dekat berarti sama gelora sjiwa ya.. kalo gak salah itu daerah rumah kamu di belakang lapangan bola kan?"

"oh iya.. disana.."

"oh, dekat kan sama rumah kosong yang yaa cukup besar sih"

"em.. iya.."

sissy yakin yang dimaksud netto adalah rumahnya

"lalu bagaimana dengan rumah besar itu ya.. bukannya lumayan jika dirawat ya"

"em.. iya sih"

sissy hanya menjawab dengan bingung untung saja anto dan poppy mendekatkan dirinya..

"si?" sapa poppy pelan

"ehm eh iya ini kenalin, temen ku"

"hai, netto"

"poppy"

"anto"

"em... salam kenal, oh iya nanti pulang biar saya antar, sendirikan?" tanya netto

"sa....."

"sendiri kok, iya sendiri" jawab poppy

"ah iya, kami ada perlu lain jadi gak bida bareng, jadi dia pulang sendiri" sambar anto

"anto, poppy" bisik sissy

"yaudah, daripada sendiri kan, sama saya"

"dia berangkat bareng saya jadi pulang juga bareng saya" jawab ruri

tibatiba saja ruri menyambar mereka

"oh okay, temen kamu juga?" tanya netto

"eh, iya ini temen ku.."

"ruri" ucap ruri memberikan tangannya

"netto"

"saya aftah"

"netto"

ruri memandangi wajah imut netto namun kesan imut tetap tampak sekalipun bertubuh macho itu

"yaudah saya duluan si" ucap netto

"oh iya"

"bye"


"ucccch imut nya itu, tapi tangannya gede, pasti ngegym, yakin gue" gerutu poppy

melihat poppy ikut mengagumi lelaki itu, mendadak aftah mendukung ruri cemburu, karna tadinya aftah ingin menertawai ruri karna cemburunya itu

"dasar, siapa sih dia" ucap aftah

"tauk" jawab ruri

"lah lu ngapa ngikut kesel"

"kesel, sok cakep tampangnya"

"bilang aja lu iri"

"iya.. gak gitu juga"

beberapa hari berlalu
ketika sissy dan ruri diundang untuk bertemu dengan salah satu pengusaha yang akan memesan baju bernuansa levis untuk acara pertunangan

sesampainya dikantor

"bisa bertemu dengan manager nya?" tanya sissy

"sudah ada janji?"

"sudah, kami dari levis mode.."

"oh silahkan langsung dilantai dua paling pojok"

"okehz terima kasih"

saat mengetuk pintu ruanganmanager disana

"masuk"

"siang pak"

"siang.."

melihat dibalik kursi adalah netto, sissy kaget

"loh"

"loh, sissy, kamu toh yang punya brand levis"

"iya.. saya, sama ruri"

"oh sama dia"

"iya.."

"silahkan duduk"

"makasih..."

netto mulai memikirkan konsepnya kepada sissy dan ruri namun ruri sedang tak berkonsetrasi.. ia sibuk dengan api cemburunya

"oh jadi intinya kan mode levis, untuk dekorasi putih, ada motif sedikit dari levis jadi untuk acaranya bisa pakai yang ini untuk wanita.. perpaduan kain putih pada bagian rok mininya dengan levis yang menyatu dengan rok"

Kota MatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang