Bab 4

11.8K 792 0
                                    

Alexia terdiam mendengar ucapannya. perjanjian? haruskah dia menerima perjanjian itu? Tapi, dia menginginkan supaya dapat melihat, walaupun hanya bayangan. Alexia pun menggangguk menerima perjanjian itu.

"Baik. Aku terima," ujarnya lirih.

"Panggil aku, Aksa," ujar pangeran tersebut.

"Ba-baik, Aksa," balas Alexia.

Aksa berdiri dan merapikan pakaiannya. dia pun meninggalkan Alexia sendiri di kamar yang megah milik Aksa. Terdengar pintu tertutup, kepalanya menoleh ke asal suara. Alexia terdiam memikirkan apa yang akan dia alami selanjutnya.

Alexia berjalan ke arah balkon kamar dan langsung menerima hembusan angin yang sepoy-sepoy. Dia memejamkan matanya menikmati sejuknya angin yang menerpa dirinya, kicauan burung di mana-mana, suara air mengalir terdengar di indera pendengarannya. Alexia yakin, di sekitar kerajaan ini ada kolam yang di aliri air mengalir. 

Alexia berusaha menajamkan insting vampirenya, dia dapat merasakan kerajaan lucifer ini tidak seseram yang dia dengar. Kerajaan ini cukup indah, besar, dan nyaman. Alexia kembali masuk ke kamarnya dan mencoba mengelilingi kamar. Tangannya menyentuh sebuh lukisan yang lumayang besar tertempel di dinding. Dia pun meyakini, lukisan itu milik Aksa.

Kakinya melangkah ke pintu kamar. Dia ingin berjalan-jalan keluar menghirup udara segar, tapi dia takut karena tidak ada yang dia kenali di sini. Namun tiba-tiba, pintu terbuka dan masuklah seorang pelayan membawa nampan makanan.

"Salam, Queen. Pangeran meminta saya memberikan makanan ini untuk anda," ujar pelayan itu.

"Terimakasih.  Dan, jangan panggil aku dengan sebutan itu, panggila saja aku Alexia," ujar Alexia lembut.

"Maaf, Queen. Saya tidak bisa, karena itu sudah peraturan kerajaan," ujar pelayan itu.

"Baiklah, siapa namamu?" tanya Alexia.

"Panggil saja saya Sani, Queen," ujar pelayan itu, Sani.

"Bisakah kamu menemani aku keliling istana?" tanya Alexia.

"Tentu, Queen." Pelayan itu pun mengajak Alexia berjalan-jalan keliling istana.

Ketika keluar, Alexia merasakan suasana istana yang sangat ramai seperti akan ada perayaan. Orang-orang yang sibuk belalu-lalang membuat Alexia bingung. Dia terus mencoba merasakan keadaan sekitar dan memutuskan bertanya kepada Sani karena penasaran.

"Sani. Kenapa istana terlihat sibuk sekali?" tanya Alexia.

"Nanti malam adalah penobatan Pangeran Aksa sebagai Raja, Queen, dan mengumumkan bahwa anda adalah calon Queen Kerajaan Lucifer," ujar Sani menjelaskan.

Alexia kaget. secepat inikah Aksa akan mengumumkannya? Dia merasa rendah karena dia tidak bisa melihat. Alexia hanya diam dan melanjutkan jalannya. Sani mengajak Alexia ke sebuah taman kerajaan. Ketika memasuki taman, harum semerbak bunga memenuhi penciumannya. susana sejuk membuat dia sangat nyaman. Kupu-kupu yang berterbangan di sekitar bunga yang mekar menambah keindahan taman tersebut.

Dia berjalan dan duduk di bangku taman menikmati suasana. Dia sangat ingin dapat melihat seindah apa taman ini, tapi itu tidaklah mungkin karena dia buta. Sampai hingga sore menjelang, Sani pun mengajak Alexia untuk kembali ke istana karena nanti malam akan ada perayaan besar.

***

Malam pun tiba, Alexia sudah siap dengan gaun yang dikenakannya. Sani yang melihat penampilannya pun terpukau karena kecantikan Alexia. Sani bertepuk tangan karena sangking terpukaunya.

"Queen, kau sangat cantik. Pangeran pasti akan terpukau melihatmu," ujar Sani.

"Semua orang mengatakan aku sangat cantik, sedangkan aku tidak pernah melihat wajahku yang kalian katakan cantik itu," lirih Alexia.

Sani terdiam mendengar ucapan Alexia. Hatinya terhenyah. Sangat disayangkan, dibalik wajah cantiknya dia tidak dapat melihat.

"Aku yakin Queen, suatu saat nanti kau pasti dapat melihat," ujar Sani.

"Aku menunggu saat itu tiba," ujar Alexia tersenyum.

***

Kini sudah saatnya Alexia datang ke aula. Dia berjalan menuruni tangga dengan di temani Sani dan satu pelayan lagi. Kaki cantiknya menuruni tangga dengan anggun namun hati-hati.

Dia mulai gugup bertemu banyak kalangan. Mengingat dirinya yang sangat kecil di antara mereka membuat banyak kalangan pasti tidak menyukainya.

Tibalah dia di depan pintu aula. Perajutit pun membukakan pinta aula nan besar dan menjulang tinggi. Seluruh pasang mata langsung mengarah padanya membuat tangannya terkepal dan berkeringat dingin.

Aksa yang melihat kedatangan Alexia pun menghampirinya dan membawanya ke atas singgahsana.

"Baiklah. Di acara penobatan ini, saya akan memperkenalkan calon Queen yang akan pendampingi saya memimpin kerajaan ini."

Terdengar bisik-bisik tidak suka karena Alexia yang buta. Namu, dengan kekuasaannya. Suka tidak suka, mereka harus menerimanya. Jika melawan, dianggap sebagai pemberontak dan mendapat hukuman tiga ratus kali cambukan yang di aliri api.

Mengingat hukuman cambukan itu, membuat seluruh kaum terpaksa menerimanya. Walaupun tidak seluruhnya menolak, ada sebagian orang yang menerimanya karena Alexia memiliki kecantikam yang luar biasa.

Penobatan pun dilakukan dan mereka melakukan juga ritual pengikatan darah. Dengan ikatan darah tersebut, Aksa juga memberikan sedikit kemampuannya kepada Alexia agar dia dapat melihat walaupun hanya bayangan.

Karena ritual ikatan darah yang Aksa lakukan, dia tidak sadar jika kerajaannya dalam bahaya.

Lucifer of MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang