11

513 41 17
                                    


Keesokan harinya, Jinwoo dan Jennie nampak begitu canggung, Jennie tak berani menatap lantang wajah Jinwoo seperti biasanya begitu juga Jinwoo yang nampak salah tingkah, ia merasa bersalah juga pada Jennie.

Ia berpikir, setan apa yang telah merasukinya semalam sampai-sampai ia nekat mencium bibir Jennie.

Sesaat setelah mendengar pintu kamar mandi terbuka, ia melihat sosok Jennie yang sudah memakai pakaian lengkap untuk pergi ke universitas nya. Jinwoo pun memberanikan diri untuk berbicara pada Jennie dengan cara, Jinwoo menghadang Jennie ketika akan merias diri, Jennie terkejut dengan apa yang dilakukan Jinwoo. Ia masih teringat akan kejadian semalam dan Jennie merasa entah kenapa merasa malu harus bertatap muka dengan Jinwoo.

"Jennie, errr aku umm aku minta maaf atas kejadian semalam, aku sangat kacau hingga aku tidak bisa mengendalikan diriku, mianhae" ucap Jinwoo dengan berani.

Jennie yang menunduk perlahan ia bisa menatap pria itu, pria yang telah mencuri ciuman pertamanya. Jujur ia bukannya marah, hanya saja itu sangat aneh untuknya, biasanya bibirnya hanya mencium Jisoo, kini bibirnya dicium oleh orang lain.

"Nee, tak apa, lagi pula sebelumnya kita juga pernah berciuman bukan??"

Jinwoo diam tapi juga merasa bersalah, ia ingat perkataannya dulu saat upacara pernikahannya dengan Jennie, bahwa ia tidak akan pernah mencium gadis didepannya itu lagi, tapi semalam itu apa??

"Aku.. aku bisa memahami keadaanmu semalam, dan juga maafkan aku yang terlalu menyudutkanmu, tindakanku ini terlalu membuatmu frustasi jadi maafkan aku" lanjut Jennie yang juga meminta maaf.

Jinwoo mengangkat kepalanya, tiba-tiba kedua tangannya meraih tangan Jennie dan menggenggamnya erat. Wajah gelap itu kini ada sinarnya lagi, Jinwoo tersenyum cerah dan menyakinkan Jennie.

"Kau tidak salah, aku yang salah, aku ceroboh, tidak tahu tempat, dan tidak tahu diri. Aku tahu aku ini menjijikkan aku berjanji akan lebih berhati-hati lagi, aku janji hubunganmu dengan Jisoo akan aman, aku janji!!"

Kalimat Jinwoo membuat Jennie terdiam, menjijikkan?? Bukankah dirinya juga sama menjijikkannya??

Jennie membalas genggaman tangan dari Jinwoo dan meremasnya pelan. Ia tersenyum manis dan itu artinya masalah telah selesai.

Namun satu masalah yang masih ia pikirkan..

"Jinwoo, kurasa Daddy ku akan segera tahu semuanya, aku belum siap jika harus kehilangan Jisoo, aku takut, aku belum bisa sepenuhnya normal, bagaimana kalau mereka tahu, bagaimana jika Jisoo tahu sebenarnya??"

Jinwoo pun melepas genggaman tangannya dan menepuk pelan kedua bahu Jennie dan menatap mata gadis itu, untuk menyakinkan semua akan baik-baik saja.

"Kajja, kita sarapan lalu berangkat" ajak Jinwoo.

---

Di mobil Jinwoo berpikir, mungkinkah semua akan berakhir?? Dirinya dengan Mino akan berakhir??

"Yaakk!! Jangan melamun, aku tidak mau mati konyol, kau mengerti supirr!!!?" Seru Jennie yang menyadarkan lamunan Jinwoo.

"Aishhh, kau kembali seperti biasanya, menyebalkan" balas Jinwoo.

Jennie tersenyum dan menahan tawa, "Ahh ya, bagaimana dengan rencana kemarin, kau mau membuktikan??"

"Rencana?? Rencana apa??" Tanya Jinwoo dengan wajah innocent nya.

"Dasar pikun, rencana ingin membuktikan jika Mino dan Jisoo itu straight!!"

"Hmm, tapi aku sudah percaya jika Mino tulus mencintaiku" ucap Jinwoo dengan percaya diri.

ROAD TO STRAIGHT (Complete) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang