Chapter 1 : MPLS

161 18 2
                                    

Dibawah basah langit abu-abu
Kau dimana?
***

Aku terbangun dengan suasana rumah yang bisa dibilang sibuk. Ini hari pertamaku masuk sekolah baru. Mereka sibuk mempersiapkan bekal, segalanya yang aku butuhkan saat itu. Ayahku pergi ke garasi. Dengan tergesa-gesa, ia memanaskan motornya dengan kencang.

"Ayah, jangan terlalu keras ngegasin motornya. Berisik nih." omel Ibuku yang sedang mendengarkan lagu India melalui Speaker Bluetooth milik Kakek ku.
"Iyah maaf, ayah buru-buru juga kan?" Ayahku segera mengeluarkan kendaraannya dari garasi menuju luar rumah.

"Ada lagi yang tertinggal, Teh?"

"Gaada kayaknya, udah siap semua."

Setelah semua siap, aku meminta restu kepada Kakek, Nenek dan Ibuku yang melihatku sambil menunjukkan senyum manisnya itu. Dengan suara yang lembut, Nenekku mengusap kepalaku dan mengatakan sesuatu yang membuatku bersemangat.

"Nyampe sana, harus nurut yaa. Jangan cari masalah sama kakak kelasnya, terutama sama guru." Aku menganggukan kepala dan tersenyum padanya.

Aku berangkat dengan cuaca yang begitu dingin. Jaket tebal pun menghampiri seluruh bagian badan atas ku. Tidak lama, aku segera menaiki kendaraan beroda dua itu.

"Teteh berangkat dulu yaa, Assalamu'alaikum!"
***

Dijalan, aku terus saja melamun. Tidak ada sepatah katapun yang dikeluarkan oleh kami berdua. Setelah hampir dekat, aku mencium aroma yang sangat menggangu, dan langsung dialihkan oleh pertanyaan Ayahku.

"Teh, tau gak temen yang bareng sama teteh masuk ke sekolah ini?"
"Gatau, emang siapa yah?" Bau ini membuatku harus menutup hidung.
"Aliya, itu temen pas kecil kamu. Jadi ya, Teteh masih punya temen ngobrol disana."

Ayah pun membelokkan motornya ke sebelah kanan, tepat gerbang masuk sekolah itu. Dan kami disambut oleh tim OSIS yang sedari tadi berada di gerbang.

Aku diturunkan di dekat parkiran motor. Ayahku sempat bertanya apakah aku harus ditemani atau tidak, tapi aku jawab tidak. "Ayah, disini udah ada Aliya kok, jadi teteh ada temen. Ayah bisa langsung pulang."

Sesaat kemudian, seluruh siswa yang sudah hadir, harus berkumpul membuat barisan di lapangan yang luas. Sekarang ini, pembagian kelas. Aku bersama temanku tadi terus berpegangan tangan. Dan..

"Kelas IPA-1, Aliya Triya Kurnia, Ahmad ..... , Zahwa Nurrahman."

Tidak ada namaku disitu. Temanku sudah pergi duluan, sedangkan aku masih berdiri di sini. Beberapa saat kemudian, namaku benar-benar disebut dengan penyebutan nama yang salah. Aku segera pergi, mengikuti teman-teman yang lainnya di depanku. Tidak jauh ku berjalan, aku dan rombongan ini sampai ke 3 kelas yang disatukan. 'Akan seperti apa hari ini?' batinku bertanya-tanya sendiri.
***

Aku tidak mengenal siapapun saat itu, karena temanku satu-satunya hanya Aliya, yang kini duduknya jauh didepan ku.

"Adik-adik, tolong untuk tasnya, bisa disimpan di tempat kalian duduk. Kakak kasih waktu 5 menit untuk persiapan. Setelah itu, kalian harus pergi ke lapangan. Upacara akan segera dimulai." Seorang pemuda yang tinggi memberiku kesempatan untuk bersiap-siap.

'Lho? Dimana jam tanganku?' Dengan sendirinya, tanganku meraba seluruh bagian dalam tas. Karena ruangan ini cukup gelap, terpaksa aku mengeluarkan semua isi tasku.

"Waktu hanya tersisa 1 menit lagi. Dalam hitungan ke 5, kalian harus sudah ada di lapangan sekarang. 1.." Tatapan yang menyeramkan itu membuat ku panik. Aku langsung memasukkan semua barang-barang dengan acak. Setelah ku bereskan tasku, aku langsung berlari ke lapangan dengan cepat.
***

雨 (𝐡𝐮𝐣𝐚𝐧)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang