Chapter 10 : Your Smile..

26 6 12
                                    

Senyumanmu..
Yang indah bagaikan candu.
Ingin trus kulihat walau,
dari jauh.
***

"Dor, hehe. Aku balik." ucap Karis sambil tersenyum dan duduk di depanku.

Aku terdiam bak patung. Kenapa dia tahu aku ada disini? Ia mengambil minuman teh dan memberikannya padaku.

"Kamu haus ga? Nih, ini minuman favorit ku lho!"

"Tapi aku gak suka teh.." jawabku dan kembali menatap kertas.

"Mau aku beliin apa? Susu? Atau yoghurt?" Oh tolong, jangan ganggu aku hari ini.

"Aku ingin pergi, hehe. Bye." Dengan cepat, Karis menahan ku pergi, memegang tanganku dan menariknya.

"Jangan pergi dulu. Aku belum denger kamu cerita. Hari ini, boleh ya cerita sedikit?"

"Cerita gimana? Tahu kan aku orangnya gimana? Udah lah, ganggu mood aja." ucapku.

Kalian tahu, bagaimana ekspresi yang dipasang oleh Karis? Baby Face! Oh no, he's cute and sweet aw.

Eits, dia punya emaknya, jangan direbut.

"Oke oke aku cerita sekarang ya?" Wajah Karis pun langsung bersemangat.

"Aku ini campuran. Akang percaya ga? Kalau sebenarnya ayahku itu orang Jepang, dan ibuku orang Sunda. Nah, Akang bisa nebak kan? Makanya kenapa aku sering disebut sipit, or whatever that, karena ya aku campuran dari mereka, gituu~"

"Hah serius? Masih gak percaya ah." jawabnya.

"Masih ragu? Aku itu kadang suka kelepasan pake bahasa Jepang."

"Kamu bisa bahasa Jepang?"

"Lah iyalah wong bapakku orang sono."

Ia tertawa sedikit dan meminum teh nya kembali.

"Pernah ke sana dong?"

"Iya pernah sih, cuma pas masih kecil. Dan pemandangan disana indah banget."

"Yaudah, kapan-kapan kita kesana yaa."

Hah?

"Oh ya, btw, suka anime ga?"

"Apa? Anime? Baru denger."

Ia pun mengeluarkan handphone nya dan menunjukkan sebuah film padaku. Your Name. Itu film kartun apa gimana? Tapi grafik nya bagus banget gila.

"Sugoii! eh. Sorry kelepasan lagi." Karis pun tertawa terbahak-bahak.

"Kamu lucu banget ngomong pake bahasa Jepang. Coba coba sekali lagi, haha!"

"Lagi ngebully atau apa sih?" tanyaku sinis.

"Yaudah iya lanjut nonton aja ya."

Ia memberikan handphone nya padaku. Aku menontonnya dengan serius. Tanpa subtitle pun sebenarnya aku bisa mengerti, tapi sedikit.

Durasi dalam film itu kurang lebih 1 jam 40 menit. Selama itu?

"Udah ah, nanti lagi dilanjutin nya."

"Kamu belum nonton yang baper nya ya?" Pertanyaan mu itu membuatku penasaran, mas.

"Serius nanti lagi. Jadi kangen Jepang kan.."

Aku sedikit cemberut dan Karis tersenyum lembut. "Rindu? Nanti kesana ya? Mau kan?"

"Mau banget! Janji ya?" ucapku penuh semangat.

"In syaa allah.." jawabnya.

Hah, khayalan ku makin meluas sekarang..
***

Pukul 20.00 WIB, saat dimana waktu belajarku akan dimulai, aku mendapatkan notif pesan masuk. Untuk sementara waktu, aku memakai handphone nenekku untuk berkomunikasi dengan teman-teman.

雨 (𝐡𝐮𝐣𝐚𝐧)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang