Chapter 3 : Me?

54 10 2
                                    

Karis.
Wkwkw, i'm just kidding. Iyaa, ini Karis. Ini siapa?
15.13

'Haruskah aku mengungkapkannya?'

Me.
Ah, i-itu..
15.14

"Teh, bantu Ibu sini!" Ibuku memanggil.

Me.
Bentar yaa kang, dipanggil Ibu.
15.15

Aku meninggalkan handphone ku dikamar, dan segera menuju tempat suara itu muncul. "Lagi main hp ya?"

"Iya. Baru aja ngebalesin pesan."

"Oh. Shalat dulu, udah gitu bantu bentar ya."

"Iya."

Selesai shalat, aku membantunya menyuci piring, sedangkan ia memasak. Memang tiap hari seperti ini, dan selalu bertukar pekerjaan.

30 menit berlalu. Handphone ku bergetar sangat lama. "Itu, hp ngegeter terus. Buka gih, siapa tau orang itu butuh." ucap Ibu yang sedang fokus memotong bawang. "Iyaa."

Segera aku pergi ke tempat benda persegi panjang itu berada, dan..

7 pesan belum dibalas dan 28 panggilan tak terjawab.

Karis.
Beneran dipanggil ibu?
15.15

Asli?
15.16

Ihh kemanaaa?
15.16

Aku masih punya pertanyaan.
15.17

Kamu mau dipanggil apa?
15.17

Kemana sih? ☹️
15.18

Hey?
15.18

'Ada apa sih? sampai segininya ya ampun..'

Me.
Mbb kang, lama ya?
15.46

Karis.
Aku nunggunya sampai berabad-abad nih..
15.46

Me.
Ahaha, bisa aja.
15.47

Karis.
Jadi?
15.47

Me.
Tulis aja nama kontaknya 'uknown'.
15.47

Pesanku hanya dibaca. Mungkin dia sedang sibuk. Sambil ditemani cemilan, aku mengambil laptop dan membuka situs film bioskop. Bisa dibilang, aku ini penggemar Twilight. Semua dari awal sampai akhir sudah ku tonton dan ku hafal. Sering kali ku ulang film nya.

Drrrtttt..

1 pesan belum dibalas.

Karis.
Uknown? Serius?
16.00

Me.
Iya.
16.00

Karis.
Oke deh.
16.01

Aku hanya membaca pesan itu, dan pergi ke meja belajar dengan seketika. Besok, pastinya kami sudah mulai masuk KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dan normal seperti biasa.
***

Malam hari, sebelum aku tertidur, dan seperti biasa, aku membuka handphone yang sejak sore ku matikan. Tidak ada notif pesan sama sekali. 'Biarlah. Aku kan, tidak terlalu penting di mata orang lain. Toh, kalau butuh, pasti mereka dateng sendiri.'

Dengan badan yang sedikit sakit, aku memaksakan tidur. Dan sepertinya, aku mempunyai firasat yang tidak enak besok. 'Entahlah, itu hanya firasat. Jangan terlalu dipikirkan.'
***

雨 (𝐡𝐮𝐣𝐚𝐧)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang