"Kepada seluruh peserta LDK diharap segera berkumpul di barak."
Pengumuman itu berulang selama beberapa menit, membuat kami harus berjalan naik ke atas dengan pakaian yang basah dan sedikit kotor.
Kembali ku ditemani oleh Adis, karena kami memang selalu bersama di saat-saat tertentu. Setelah sampai di barak, kami berebut kamar mandi, saling berteriak meminta giliran.
Satu jam berlalu, kami telah siap untuk pulang. Melangkah perlahan, merelakan suasana indah di sana. Mulai memasukkan barang ke angkutan umum yang diam mematung di depan barak.
"Terima kasih atas segala partisipasi kalian untuk mengikuti acara ini. Semoga semua ilmu bermanfaat untuk kalian. Sekian dari saya." ucap Ketua Pelaksana.
Dalam hatiku, memang merasa senang. Tetapi, ada satu hal yang membuatku selalu termenung;aku dan Karis berbeda mobil.
Kendaraan ini telah berjalan mulus, melewati indahnya pegunungan dan kembali ke jalanan yang sangat ramai. Rintik hujan mulai menyapa, seakan memanggil semua orang untuk beristirahat, dan menikmati suasana dengan tenang.
Semua orang yang ada di dalam mobil ini mungkin sangat kelelahan. Mereka tidur dengan nyaman dan nyenyak;kecuali aku. Tidak ada handphone yang bisa aku mainkan. Akhirnya, aku mengambil Al-Qur'an, dan membacanya perlahan.
Sungguh, tulisan yang indah. Aku dibuat takjub olehnya. Arti yang sangat menyayat hati, lantunan bacaan yang beragam, membuatku ingin terus belajar ayat suci ini.
Aku menoleh ke arah samping. Hujan sedikit reda, tapi ia masih setia menemani ku. Dan ada sesuatu yang membuatku terpaku.
Wajah Karis yang memandang sendu rintik hujan.
***Aku pulang. Suasana rumah sangat sepi. Semua orang tengah tertidur. Kembali ku raih benda berwarna putih itu dan mulai mengetik.
Me.
Udah nyampe rumah?
21.09Karis.
Iya, udah.
21.10Me.
Udah beres-beres?
21.10Karis.
Hum.
21.11Balasannya, singkat.
Perasaanku mengatakan ada yang tidak beres. Mungkin memang mood nya yang sedang turun, atau sikapnya yang ingin menjauh?
Me.
Ada apa?
21.15last seen at 21.12
Mungkin dia kelelahan, ya. Benar-benar kelelahan. Memang, menjadi seorang panitia itu tidak mudah. Dan pastinya ia sedang beristirahat untuk memulihkan badan nya.
***Satu minggu berlalu, dimana hari yang paling dinanti. Pelantikan Calon Pengurus OSIS. Kami sudah berlatih selama itu, sampai tiba dimana Karis dan kawannya akan melepaskan jabatan mereka, dan diserahkan ke angkatan selanjutnya.
Jujur, hatiku sangat sedih. Aku berpikir, dengan pelantikan ini semua akan usai. Karis mendekati ku, "Ada apa?"
Aku menggeleng, dan mengusap air mata yang perlahan jatuh. Sedikit berlebihan, tetapi rasa sakit ini memang mendalam.
"Udah, ayo yang semangat. Bentar lagi kamu jadi pemimpin nya!" sahut Karis. Ia menatapku dengan tatapan yang sendu. Aku berbalik dan fokus ke pelantikan ini.
"Dengan ini, kalian resmi diangkat menjadi pengurus OSIS selanjutnya."
Tepuk tangan mengiringi segalanya, bahkan seakan-akan menghilangkan semua suara-suara yang aku benci. Aku senang, tidak, aku sedih.

KAMU SEDANG MEMBACA
雨 (𝐡𝐮𝐣𝐚𝐧)
Novela Juvenil[SLOW UPDATE] Hujan. Bagiku, ini hanya sapaan rindu. Yang datang tanpa diminta, dan pergi tanpa kata-kata. Mungkinkah ku bisa, merangkai sebuah kalimat. Agar kau tahu bahwa, sebenarnya.. aku merindukan nya? Sedikit rumit bagimu. Tetapi cukup mudah b...