Netramu melilau bermakna khalas.
Embusan angin seakan menertawakanmu, sehingga kau sulit bernapas.
Mayapada yang nirmala laksana menampikmu, dengan memberi nestapa tak terhingga.
Bungkamnya dinding selayak mencacimu, hingga membuatmu seperti pendosa.Kemudian kau berbisik pada kersik dengan lara setitik, "Jika buana saja tak sudi menerima eksistensiku, kemanakah aku harus pergi?"
Hening.
Dengan suara selembut beledu yang menggetarkan syahdu, terjawab, "Surgawi."
YOU ARE READING
Niskala
PoetrySekiranya tulisan ini tanpa makna, semoga saja ketika kau membacanya; bergetarlah atma yang menyatu dalam jiwa.