/22/ eucforia x darmariz; sewu kutho

11 0 0
                                    

/1/Di keheningan malam aku terhenyak membiarkan hatiku terkoyak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

/1/
Di keheningan malam aku terhenyak membiarkan hatiku terkoyak. Sudah beribu kota kutempuh, namun seujung kukumu bahkan hembusan napasmu tak tertangkap oleh penginderaanku. Barangkali setiap langkah yang berlalu lalang selalu kutanya, dimana dirimu berada?

Tapi semua sama-sama tidak mengerti, kamu pergi meninggalkan sepi walaupun kumencari tanpa henti.

/2/
Jika takdir adalah penanda buku yang menjebak cerita, mungkin begini pada akhirnya. Kau, menantiku di babak yang merangkum kita sedang aku tertatih mencarimu di halaman yang salah.

Meniti tiap kata-kata yang patah menyusun ulang kalimat agar menjadi arah. Tapi, isi kepala kita enggan saling mengalah. Pasrah, pasrah. Lalu, diam menunggu dengan gelisah siapa yang siap mengaku salah atau sekadar mengalah.

Kau tetap menunggu atau berbalik arah mencariku? Atau kita hanya tersesat di masing-masing ego yang payah?

/3/
Tapi mengapa rasanya semenyakitkan ini? Kita memang sempat bermain-main bersama ego hingga ia membabat habis rasa yang pernah ada. Waktu itu, kau milikku. Kita saling mencinta sampai hanya dirimu yang memenuhi dada.

Demi semesta beserta isinya, mengingat bahwa aku kehilanganmu pada pukul tiga pagi ini sungguh menghancurkan tiap detak jantungku.
Berkali-kali aku mencoba untuk melupa, tapi entah mengapa berujung sia-sia.

Aku masih cinta, dan lara dalam pelupuk netraku menjadi saksinya.

Aku masih cinta, dan lara dalam pelupuk netraku menjadi saksinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
NiskalaWhere stories live. Discover now