alm. habibie's POV
~
Ainun, kauingat tidak? Sekian tahun lalu, ketika saya masih bisa mengenggam erat tanganmu, bahagia sekali rasanya.
Lalu, Nun, ketika mendengar kabarmu yang mematikan raga, melihatmu yang tak lagi mengukir senyum seindah pendar baskara yang menyingsing menerangi sanubari saya, sungguh, dunia saya seakan runtuh.Saya cinta engkau, Ainun.
Saya tak tahu lagi, Nun, apa yang harus saya lakukan.
"Gusti Allah, kini saya tak bisa memeluk Ainun, saya hanya bisa memeluk pusara bertabur bunga yang berisi nama Ainun," lirih saya.Saya mohon, Nun. Di swargaloka sana kau baik-baik saja, 'kan? Saya tak bisa menemani kau lagi, dan kau tak bisa tertawa secerah kencana kirana yang menentramkan hati saya lagi.
Nun, biarpun kau telah pergi, dirimu akan selalu berada pada hati saya.
Karena bagaimanapun, Habibie akan selalu mencintai Ainun, yang hatinya telah Ainun curi sejak ribuan hari.Tunggu saya, Nun.
YOU ARE READING
Niskala
PoetrySekiranya tulisan ini tanpa makna, semoga saja ketika kau membacanya; bergetarlah atma yang menyatu dalam jiwa.