Kesendirian

2.1K 179 24
                                    

Main Song :

No one knows - Seo eunkwang

(follownya jangan lupa)

________

Rose melangkahkan kakinya menuju sebuah perusahaan besar di negara itu, kakinya melangkah dengan percaya diri.

"Nona Roseanne Park, tuan menunggu anda diruangannya," Rose hanya membalas sebagai jawaban.

Sebelum ia pergi menuju lift, matanya menuju pada tangga yang menjulang tinggi. Tangga mengingatkannya pada seseorang. Ia kehilangan seseorang saat menuruni tangga dan merelakan seseorang juga saat menuruni anak tangga. Senyumnya mengembang pasrah dan segera beralih pada lift. Tak ingin mengingat kenangan menyedihkan itu.

Rose menaiki lantai tertinggi menuju ruangan sang pemilik perusahaan.

"Kau sudah datang, Rose?" ujar pria paruh baya diujung sana dengan senyum mengembang manis melihat sosok wanita dewasa yang kembali ingin melanjutkan hidupnya, bahkan tanpa pria yang dicintainya.

"Apa yang harus aku kerjakan, ayah?"

_____

Rose memijat kakinya yang pegal karena memakai heels setelah 5 tahun tidak menggunakannya.

Selama 5 tahun itu juga hidupnya dipenuhi dengan penyesalan yang tak ada habisnya. Mengingatnya saja membuat air mata Rose ingin turun begitu saja.

Ia segera membuka kenop pintu apartemennya setelah memasuki pasword.

Rose rindu korea, namun tidak dengan kenangan yang mampu membuat dadanya sesak menahan penyesalan.

Jepang menjadi negara pelarian yang sudah dilangkahkannya sejak 3 tahun belakangan ini. Dan selama 3 tahun itulah ia memendam perasaan sakit itu sendiri.

Tidak ada yang tahu memang, Rose memang tak ingin membuat orang terdekatnya menjadi khawatir memang.

Ngomong-ngomong soal orang terdekat, Jihoon telah menjadi penerus Taesan grub di Korea dengan Changwook yang mengurus cabang di Jepang.

Kisah cinta pria itu untungnya tak se-mengenaskan dirinya. Walaupun Jihoon berkali-kali gagal dalam urusan percintaan tapi akhirnya ia menemukan cinta sejatinya dan akan segera melangsungkan pernikahannya pada awal tahun.

Tak ada sesuatu yang selalu indah memang, karena itulah Rose tak ingin terlalu berbahagia karena kenyataan pahit alan selalu bersisihan dengannya.

Kring Kring

Suara telfon memenuhi ruangan apartemennya. Rose segera mengangkat telfon tersebut. Dan segera mengembangkan senyumnya kala melihat Jihoon menelfonnya.

"Ada apa Jihoon-ah?"

"Ada apa? kau benar benar. Apakah aku tidak boleh menelfonmu?"

"Rose tertawa sebelum menjawab, "Bukan seperti itu, bodoh. Apakah Park Jihoon tak bisa menunjukkan sikap tegasnya di hadapanku?"

"Cih, aku sedang tegas tahu! nuna saja yang s'lalu tertawa keras,"

"Aku menikmati sisa hidupku, Jihoon-ah"

Diseberang sana, raut wajah Jihoon berubah menjadi serius. "Nuna, lakukanlah operasi,"

"Aku sudah melakukannya saat itu, bahkan kau yang memberi tahuku bahwa aku sudah di operasi, kenapa tiba tiba—"

"Itu sudah lewat 5 tahun nuna, operasi yang sesungguhnya belum kau lakulan. Penyakitmu—"

"Jangan membuat hidupku semakin terlihat menyedihkan Jihoon-ah, aku tidak pernah merasakan sakit lagi belakangan ini,"

"Nuna jebal, appa dan aku tak rela jika—"

"Aku tak akan meninggalkan kalian. Tenang saja, aku sudah besar, rasa sakit mana mungkin tak bisa ku tahan. Jadi jangan begitu khawatir, jihoon-ah"

"Nuna, aku janji bila kau melakukan operasi aku akan mencari keberadaan Chanyeol hyung untukmu,"

Rose terdiam sebelum menjawab. " Tak ada gunanya Jihoon-ah, biarlah aku mengalah. Aku akan terus mengingatnya walaupun aku tak berusaha mencari dimana keberadaannya sekarang. 5 tahun sudah cukup bagiku untuk menunggu. Kini saatnya aku memendam itu semua sendiri, tak apa jika dia tak mengingatku sedikitpun tapi, aku akan mengingatnya bahkan dikehidupan selanjutnya." Setetes air mata Rose pun jatuh sesaat setelah Rose tak bisa menampung kesedihannya di pelupuk matanya.

"Kalau begitu, kututup ya"

"Nun—"

Pip

Rose memutus sambungan telefonnya sepihak dengan dada yang mulai sesak memendam perasaannya dengan kepala yang belakangan ini sakitnya mulai bertambah begitu juga dengan sakit perutnya yang bahkan setiap detik sakitnya bertambah.

Rose tak ingin membuat yang lainnya memikirkannya, Rose tak ingin lagi menyesal telah membuat kehidupan orang orang terganggu karenanya.

Rose memendamnya, memendam semua rasa sakit yang ada, tak perduli bahwa dirinya yang tersiksa. Karena sedari awal Rose yang sudah memilih jalan seperti ini. Biarlah dia membuat pilihannya sendiri.

Satu hal yang diinginkan oleh Rose,
Jika ia dilahirkan kembali, buatlah rasa penyesalan yang begitu besar tak pernah terasakan kembali olehnya.

Harapan itu terucap tepat sebelum matanya terpejam, tak kuat menahan sakit yang begitu dalam.

•TBC•

[JANGAN LUPA FOLLOW AKUN WATTPAD AKU. TERUS MAIN SONG NYA JANGAN LUPA DIPUTAR:)]

I think satu chapter lagi end. Gak ada tambahan chapter lagi karena dulu rencananya aku mau lebihin 2 atau 3 chapter lagi.

Tapi gak tau yah, mungkin kalau bertambah bakal tambah 1 chapter aja.

Epilog diadain apa enggak nih, sahabat?

APADAH GUE KOK JADI KAYAK KEKEYI

FOR LIFE || Chanrosè (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang