melody menatap ke arah adiknya yg sedang tersenyum dan bersandar pada ranjang rawatnya.melody tau betul adiknya masih lemah terlihat dari senyum palsunya
melody tersenyum lalu berjalan ke arahnya dan memeluk adiknya penuh rindu"maaf"lirih melody
nabilah menggeleng dalam pelukannya"kakak gak salah kok,itu murni kecelakaam"ujar nabilah tersenyum
melody melepaskan pelukannya dan mengecup kening adiknya"mungkin kalo kakak dengerin panggilan kamu dan gak ngikutin zara mungkin kamu gak akan kayak gini"lanjut melody lirih
"gak kak,kakak gak salah.jangan nyalahin diri kayak gitu aku gak suka.."ujar nabilah mempoutkan bibirnya membuat melody gemes
"kak,mama mana..?"tanya nabilah saat tak melihat naomi disisinya
melody pun mengangguk setuju,pasalnya mamanya ini dari kemarin terlihat aneh dengan sikapnya
"mama marah ya sama aku sampe gak mau lihat aku?"tanya nabilah menunduk
melody menggeleng dan menggenggam tangan nabilah"mama ada urusan sama dokter kok,jangan berpikir gitu ya"ujar melody memeluk adiknya
rasanya seperti ada suatu hal yg disembunyikan mama itu yg dipikirkan melody saat ini.
ckel
keduanya melepaskan pelukannya saat melihat naomi yg menghampiri mereka dengan senyumnya"hai sayang"sapa naomi
naomi menatap lirih nabilah mengingat jika kemungkinan besar nabilah bukanlah putrinya"mel,kmu belum sarapan ini untuk kamu mama bawain"ujar naomi menyerahkan beberapa makanan pada melody
nabilah menatap sendu mamanya saat naomi tidak sama sekali menatap ke arahnya
"mama..."lirih nabilah membuat naomi terhenti dan menoleh ke arah nabilah
naomi tersenyum dan menghampiri dan mengelus rambut nabilah"istirahat ya,mama ada perlu bentar"belum nabilah menjawab naomi sudah terlebih dahulu keluar dari ruangannya
melody menatap heran mamanya yg sama sekali tak menunjukkan reaksi saat bertemu nabilah.sedangkan nabilah hanya menunduk saat naomi tak memeluk dirinya
"dek.."panggil melody saat nabilah terus menunduk
"mama gak meluk aku kak,mama marah sama aku hiks..."melihat adiknya yg menangis melody pun kembali mendekat dan memeluknya
sedangkan di depan pintu ruangan itu naomi merasa sesak dan menangis dalam diam"maaf sayang,mama gak bermaksud gitu"lirih naomi
naomi bener bener masih tak percaya jika nabilah bukanlah putrinya,sebuah ingatan mulai berputar di memorynya
flasbaek on
"ma,apa aku ini putrimu?"
naomi menghentikan tangannya yg menggosok punggung putrinya dengan sabun.kini mereka sedang menikmati mandi bersama pada sore hari
"bukan.."ujar naomi membuat nabilah membalikkan tubuhnya
"jadi?aku bukan put--"
"kamu itu anak mama,dan papa dev.lagian pertanyaannya aneh aneh deh"ujar naomi tersenyum
"ih mama bikin kaget tau,habisnya aku bingung mama,kakak,papa punya tanda lahir di leher tapi aku gak,kalian pintar ngelukis tapi aku gak"jelas nabilah membuat naomi terdiam lalu mengecek leher nabilah.dan bener tidak ada sama sekali tanda lahir di leher nabilah
"itu gak masalah sayang,yg jelas kamu itu putri tercantik mama"uhar naomi tersenyum membuat nabilah ikut tersenyum
"kalo pun aku bukan putrimu,aku akan selalu jadi putrimu ma"
flasbaek off
naomi menghela nafas kasar,percaya atau tidak membuatnya gelisah.
melihat nabilah membuatnya merasa bersalah,tak seharusnya ia mendiami nabilah karna ia pun pasti tidak tau tentang ini
"maaf bu naomi,ini ada ibu shanju.dia yg sebenarnya sudah mendonorkan darahnya pada putri ibu"naomi tersentak,menoleh pada seorang wanita yg masih cantik memiliki tinggi yg ideal namun pakaiannya yg sedikit kotor
wanita yg dipanggil shanju itu tersenyum kikuk dan sedikit menunduk"m-maaf,bu naomi apa saya b-boleh bicara sama ibu?"tanya shanju alias shania
naomi yg masuh terdiam pun tersadar dan mengangguk setelah dokter pergi.keheningan menyelimuti keduanya
"aku kira darah itu dari stok rumah sakit"ujar naomi tersenyum kecil
"ah i-itu saya sebenarnya sedang cek up,tapi melihat ibu saya mendadak mengingat putri saya.jika putri saya yg berada disana saya pasti sama seperti ibu jadi saya memutuskan mendonorkan darah saya yg ternyata cocok dengan darah putri ibu"
deggg
jantung naomi semakin berpacu cepat saat sosok wanita ini mengatakan jika darahnya dan nabilah itu sama
"e-hm terimakasih atas bantuannya"ujar naomi pelan yg diangguki shania dengan senyum ragu
"a-apa boleh saya meminta tolobg pada ibu?"naomi menatap shania yg seperti kebingungan
"tentu,apa?"
"saya sedang dalam keadaan sulit,anak saya memerlukan sedikit uang untuk sekolahnya ap--"
"saya akan memberinya sebagai ucapan terimakasih saya sama ibu"ujar naomi paham
ia terus menyangkal berusaha menghilangkan firasat yg mengatakan jika nabilah terkait hubungan dengan shania
shania menatap naomi dengan mata berbinar-binar lalu mengucapkan terimakasih berulangkali pada naomi
saat naomi hendak pergi ia menghentikan langkahnya saat suatu hal membuatnya ingin bertanya pada shania
"nama,siapa nama putri ibu shania kalo saya boleh tau"
"zara adyisti junianatha"
ciee kagen kagak sama ni ff??
sebenarnya pengen bet up sekali dua tapi jan dulu deh ya
may besok,sekarang apa taun depan nih apdetnya??
