5#Fronting

3.7K 300 3
                                    

H A P P Y R E A D I N G guys🎉

Farah POV,

Disinilah aku sekarang, di halte menunggu bis lewat. Sambil menunggu, aku memasang earphone mendengarkan murotal surah ar-rahman dengan volume yang normal.

Hari ini Minggu, kuliah diliburkan. Aku, Leina dan Yana memutuskan untuk pergi ke perpustakaan negara. Yana dan Leina sudah terlebih dahulu pergi kesana, dan aku menyusul mereka.

Sekitar kurang dari lima menit menunggu, bis berhenti di depan ku, aku langsung menaiki nya dan memilih untuk duduk paling depan dekat jendela. Tidak terlalu banyak penumpang, hanya beberapa saja.

Aku mengedarkan pandangan ku, aku menajamkan mataku saat melihat orang yang ku kenali. Dia duduk di lima kali belakang kursi ku, pandangan nya ia arahkan ke handphonenya.

Ketika dia mendongakkan pandangannya, tanpa sengaja mata kami bertemu. Aku benar-benar kaget, itu Akmal kan? Lelaki dengan suara merdu itu?

Seperti nya dia juga sama kagetnya dengan ku, lalu tidak berapa lama kami secara bersamaan langsung memalingkan wajah kami dan mengucap istighfar karena tadi aku sempat tenggelam dalam tatapan matanya.

Ah tidak, kenapa aku harus bertemu dengannya disini?. Tapi kenapa, jantungku selalu berdebar tak menentu kala bertemu dengannya? Apa aku harus menyapa nya? Oh no no, biarkan saja seperti ini.

Aku akui eum.... Dia memang tampan. Dia menggunakan celana jeans hitam dipandu dengan kaos oblong putih dan jaket biru malamnya. Pantas saja banyak dari kaum hawa yang mengagumi ketampanan pria yang satu ini.

Allah, kenapa aku terus saja memikirkan dia. Tunggu, tapi kenapa Akmal menaiki bis yang menuju ke kota. Apakah tujuan kami sama? Oh tidak, tidak mungkin. Mungkin saja Akmal ada acara lain di kota.

Syukurlah jalanan tidak macet, jadi bis bisa langsung berhenti tepat di halte depan perpustakaan negara. Pasalnya aku ingin cepat-cepat turun, jantungku tidak baik jika ada Akmal di dekatku.

Tanpa sadar Akmal turun dari bis terlebih dahulu mendahului ku. Baru saja kakiku menapakkan di jalanan, " awwww." Aku tidak melihat kalau disana ada batu sehingga membuat kaki ku terkilir.

Aku mendongakkan kepalaku melihat seseorang yang menghampiri ku. DEGGG. Aku terbius dengan tatapan nya, seolah enggan untuk menatap yang lain.

Tatapan kami buyar kala mendengar klakson mobil dari pengendara jalanan. " Astagfirullah." Ucap kami barengan. Kulihat Akmal mengusap wajahnya.

" Kaki kamu?." Tanya Akmal ragu sambil melihat kaki Farah yang tertutup kaos kaki jadi tidak bisa melihat bekas terkilir nya.

" Ah tidak apa-apa, hanya terkilir sedikit." Sahut Farah mencoba bangkit.

" Awwww."

" Aku minta ijin untuk mengobati luka di kaki kamu, bisakan?. Kalau tidak diobati akan infeksi." Sungguh Akmal laki-laki yang sopan. Laki-laki idaman bukan?

Farah mengangguk ragu, " bolehkah aku membantu mu untuk duduk ke halte sana. Tidak baik di lihat orang seperti ini."

Astaga aku lupa, posisi kami saat ini berada di trotoar jalan. Akmal langsung membantu ku berdiri dan menuju halte terdekat. Ya Allah, ampunilah hamba mu ini.

" Sekali lagi aku minta ijin untuk menyentuh kaki kamu." Farah hanya mengangguk tanpa berani menatap.

Akmal dengan cekatan langsung membuka sepatu Farah dan membuka kaos kakinya. Benar saja, kaki Farah kemerahan akibat terkilir tadi.

Farah tidak ngerti apa yang Akmal lakukan, sedari tadi ia hanya mengusap pelan kaki Farah yang terkilir. Namun tak disangka, setelahnya Akmal menekan luka itu dan langsung membuat Farah berteriak.

Akmal ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang