17#Hug

2.8K 233 6
                                    

H A P P Y R E A D I N G guys🎉

Pencet dulu tombol bintang di kiri bawah

AUTHOR POV,

" Raya, kamu harus nyobain sayur ini. Nenek yang masak." Kata Nenek Titi kepada Raya sambil menyendokkan sayur yang dimaksud.

Raya hanya tersenyum dan pasrah terhadap perlakuan nenek Titi yang membuat nya tidak enak kepada Farah.

" EKHMMM!."

Suara deheman membuat semua orang menatap Akmal bingung.

" Kenapa mal? Kamu juga mau sayur nya?." Tanya nenek Titi.

" Maaf sebelumnya, aku tidak bisa menerima perjodohan ini." Ucap Akmal menghadap ke nenek nya.

Jelas nenek Titi terkejut. " Kenapa? Bukannya kalian sudah kenal sebelumnya?."

" Nenek salah paham, perempuan yang ingin aku kenalin ke kalian itu Farah, bukan Raya."

Nenek Titi membulatkan matanya. Sedangkan Orang tua nya Akmal hanya diam dan menunggu reaksi nenek Titi. Pasalnya, orang tua dari Akmal juga tidak terlalu memaksa untuk menjodohkan Akmal, toh ia bisa memilih sendiri tanpa perlu dijodohkan.

Farah terus menunduk sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat.

" Hey gadis kampung, pergi kau dari sini dan jauhi cucu saya!."

Akmal membulatkan matanya, matanya sudah memerah dan tangan nya pun megepal dengan kuat. " Jodoh itu ditangan Allah bukan ditangan nenek! Akmal bisa nentuin sendiri!."

" Tidak! Nenek tidak setuju kamu sama dia!." Ucap nenek Titi bersikeras.

" Mah, mamah ga bisa maksa Akmal untuk nikah dengan pilihan nenek. Biarkan dia memilih sesuai hatinya." Kali ini Bunda dari Akmal angkat bicara.

" Nek, maafkan Raya sebelumnya. Raya kesini hanya untuk menemani Farah, dan Raya tidak tahu akan terjadi seperti ini. Raya tidak bisa menerima perjodohan ini." Raya ikut bicara.

" Tidak akan! Akmal akan tetap nenek jodohkan dengan kamu Raya!."

BRAAKKK

Akmal langsung berdiri " maaf Nek, untuk kali ini Akmal ga bisa ngikutin kehendak nenek karena ini menyangkut masa depan Akmal sendiri."

Farah tersentak ketika Akmal memegang tangannya dan membawa nya keluar dari rumah itu, entahlah kemana.

" AKMAL KAMU JANGAN PERGI!." teriak nenek Titi.

Raya sudah menitikkan air matanya, ia sekarang menjadi sangat bersalah dengan Farah.


















" Akmal kita akan kemana?." Tanya Farah panik ketika Akmal membawa mobilnya dengan laju. Farah bisa melihat emosi yang membuncah di mata Akmal.

" Akmal please sadar! Kamu tidak boleh seperti ini, terlalu bahaya Akmal!."

TIIITTTT

" Farah, Farah kamu ga papa kan?." Tanya Akmal dengan begitu khawatir.

" Aku ga apa-apa." Lirih Farah sambil memegangi kepalanya. Mobil yang mereka naiki hampir saja menabrak pembatas jalan.

Akmal membuka pintu mobilnya dan membukakan pintu untuk Farah. Farah melihat ke sekelilingnya, ini seperti sebuah taman.

" Please anter aku pulang ke rumahku."

" rumah kakakmu?." Farah mengangguk mengiyakan.

AKMAL langsung menggeleng, " Tidak! Aku tidak akan mengantar mu kesana, itu terlalu berbahaya Farah."

Setelah itu terjadi keheningan di antara keduanya. Tempat duduk mereka hampir berjarak satu meter.

" Maafkan nenek ku." Ucap Akmal terlebih dahulu.

Farah menunduk dan menghela nafas. "Itu bukan salah nenekmu."

" Tetap saja aku tidak enak dengan mu."

" Aku besok akan pulang ke Singapore." Tukas Farah yang membuat pandangan mereka langsung bertemu.

" Kenapa cepat sekali? Bukannya kita masih ada libur setengah bulan lagi?." Tanya Akmal heran, pasti ada sangkut pautnya dengan masalah nya di Indonesia ini.

" Aku perlu ketenangan, aku sudah putuskan itu."

Itu keputusan Farah, Akmal sama sekali tidak bisa mencegah nya. Mendengar jawaban Farah, Akmal semakin tidak tega dengan nasib perempuan Sholehah itu.

DDRRRTTT

DDRRRTTT

" Bang, Lo bawa ka Farah kemana?." Tanya Aldi.

" Emang kenapa? Kepo banget."

" Eh Lo jangan apa-apain dia, nih gue lagi sama ka Raya disuruh Nenek nganterin pulang. Tapi ka Raya nya pengen ketemu ka Farah."

" Lo ke taman deket SMA gue dulu deh, mobil gue mogok. Farah ada sama gue."

TIT TIT

" Aldi sama temen kamu bakalan jemput kita kesini, kamu tenang aja."

Selang beberapa menit sebuah mobil sedan warna hitam menepi dipinggir taman. Terlihat Aldi dan Raya keluar dari mobil itu dan langsung menghampiri Akmal dan Farah.

" Faraaah." Raya langsung memeluk sahabatnya itu erat.

Sedangkan kedua Akmal dan Aldi sibuk memperbaiki mesin mobil yang Akmal kendarai sebelumnya. " Ah Lo ada-ada aja, nabrak trotoar segala."

"Diem lo anak kecil!." Sahut Akmal ketus kepada adiknya. Gaya bicara seperti itu sudah menjadi keseharian kakak beradik itu.

" Bang, mending nih mobil kita suruh montir aja yang betulin. Lo pulang bareng gue sekalian nganter mereka." Akmal mengangguk mengiyakan usulan Aldi.




^_^^_^^_^




Malam hari ini hawa terasa panas, maklum sana karena sekarang musim panas di Indonesia. Sekitar setengah jam yang lalu Farah dan Raya sudah sampai dirumah Raya. Dan sekarang akhirnya mereka bisa merebahkan diri di kasur yang sangat empuk.

Sedari tadi mereka hanya ngomong seadanya, mungkin mereka perlu bicara untuk meluruskan masalah ini.

Farah ikut bergabung bersama Raya di kasurnya. Ia memejamkan kedua matanya alih-alih untuk menenangkan dirinya tentang kejadian tadi.

" Far." Sebuah panggilan dari orang disamping nya yaitu Raya.

" Hmmm." Sahut Farah.

" Farah, maafin gue ya. Gue ga tau kalo gue dijodohin sama dia, orang tua gue juga ga ngomong. Lo tenang aja, gue bakalan nolak perjodohan ini." Terus terang Raya.

Farah menggerakkan badannya menghadap ke arah Raya sembari tersenyum. " Keputusan ada ditangan Lo. Gue ga masalah kok kalo Lo terima perjodohan itu, lagian jodoh kan siapa yang tau " sahut Farah santai.

Inilah yang sangat Raya Kagumi dari seorang Shabilla Farah Humaira yaitu sifat rela menerima dan berserah diri.

" Tetap aja gue ga akan nerima perjodohan itu. Lagian gue juga udah punya kali." Ujar Raya sambil tersenyum membuat Farah ikut tersenyum.

" Besok gue pulang ke Singapore."

Wajah Raya langsung berubah tegang. "Kenapa Far?, Apa karena kejadian tadi?."

" Bukan, bukan karena itu. Gue cuman mau pulang aja ke Singapore, Lo jangan kasih tau Abang gue ya."

Raya terlihat murung ketika mendengar sahabat nya itu akan pulang ke Singapore. " Kalo emang itu keputusan Lo, yaudah gue ga bisa cegah juga."

To Be Countinued

Assalamualaikum semua nya, maaf ya chapter nya pendek banget. Aku ga sempat nulis sama sekali. Tugas di sekolah lagi numpuk dan itu membuat aku belum kepikiran buat next. Chapter ini pun aku sempat-sempatin karena banyak yang ngoment untuk dilanjut.

Jangan lupa vote sama comment nya ya.

Wassalamu'alaikum

Akmal ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang