Sepahit kamu,
Takkala senja hari ini yang telah sirna sedari tadi.
Aku ingat jelas garis nyata yang dipersembahkan hanya untukku, yaitu senyummu.
Perihal rindu berkecamuk lagi, karena tetesan air hujan kembali datang.
Mempersembahkan tubuh kebasahan dan ntahlah..
Secangkir kopi diujung langit senja tadi.
Membuat aku takut sendiri.
Pahit, itu yang aku rasakan.
Sama dengan beberapa detik lalu, saat kau berada disini, disampingku dengan senyummu itu.
Hingga, tanpa kata.
Kau pergi, pergi bersamaan dengan lenyapnya senja hari ini.
Pahit, itu yang aku rasakan.
Tentang kamu yang bahkan tak kembali menoleh hanya untuk memberi alasan dan penjelasan.
Sekarang, untuk apa aku berharap dan menatapmu yang makin lama makin jauh saja?-RosaIndahPermata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suatu Kata Kedua.
PoetryIni adalah diary kedua saya, saya hanya ingin menuangkan isi otak saja dalam bentuk tulisan sederhana. Semoga sukaa. Terima kasih yg sudah baca, vote dan comment juga.