276

2 1 0
                                    

Patahan bola mata

Jenuh, jenuh dengan segalanya.
Jenuh, jenuh dengan patahannya.
Para pemangsa hati telah ku basmi.
Namun, tetap saja kau yang ku inginkan hadir disini.
Hanya untuk menunggumu dengan ikatan janji.
Sejak dahulu tetap begini saja rasanya.
Rasa yang tak pernah berubah walau badai darah tak kasat mata tercipta.
Butiran air macam hujan membasahi pipi.
Seketika semua diam, hanyut dalam kabut hitam yang menembus mata.
Walau gelap tetap terlihat amat jelas.
Ternyata sederhana, membuat patahan tanpa mematahkan.
Perihal dua insan yang penuh tawa dan cerita.
Hanya mengikuti naluri hati ke tempat kau berada.
Benar, bukan hanya kau disana.
Melainkan, kalian berdua dengan kebahagiaannya.
Melewati jembatan drama yang sengaja tersusun sesuai rencana.
Melewati lorong - lorong ular berbisa tanpa diketahui aku yang memiliki rasa dan menunggu dengan setia.
Rasa cinta yang berubah seketika itu juga.
Menjadi patah yang tidak terkira.
Menjadi sirna yang termakan cinta dusta.
Aku, harap, aku bisa cepat lepas dari bayang tak ternilai sepertimu yang meninggalkan aku demi dia.
Apa, menurutmu kehilangan kekasih itu suatu bencana?

Suatu Kata Kedua.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang