9

1.9K 253 6
                                    

***

1 Maret 2012 pukul 07.35 malam, Lisa memarkir mobilnya di bagian belakang Olympic Gymnastics Arena. Sudah ada banyak fans di bagian depan gedung itu. Besok kekasihnya akan mengadakan konser di bangunan besar ini, dan malam ini ia meminta Lisa datang untuk membawakannya beberapa barang. Lisa sudah berkencan dengan pria itu sejak awal tahun 2009 kemarin, dan sekarang kekasihnya sudah jadi seorang leader boygroup yang cukup terkenal.

"Ya! Kwon Jiyong!" seru Lisa setelah ia menginjakan kakinya di ruang kontrol lampu konser tersebut.

"Oh! Akhirnya datang juga, lama sekali," komentar Jiyong yang langsung menghampiri Lisa dan memeluk gadis itu. "Mana titipanku sayang?"

"Kau benar-benar akan tidur disini?" tanya Lisa, sembari memberikan sebuah tas kertas pada Jiyong. "Besok kau harus konser dan sekarang akan menginap disini? Astaga... Kau merasa kuat huh?"

"Aku ingin pulang tapi tidak ada yang-"

"Ku antar pulang?"

"Kau tidak punya jadwal pemotretan? Bukannya ada jadwal pemotretan di- sebentar ku lihat dulu," ucap Jiyong sembari mengeluarkan handphonenya, mengecek jadwal Lisa yang selalu Manager Cha kirimkan padanya setiap minggu. "Managermu akan memarahiku lagi kalau kau sampai terlambat ke lokasi- nah ini dia, kau seharusnya pemotretan di Water Park, malam-malam begini? Yang benar saja managermu itu-"

"Kau sudah memprotes jadwalku hari Senin kemarin," potong Lisa sembari tersenyum pada beberapa orang staff yang tertarik untuk menonton mereka. "Eunwoo oppa sudah mengganti jadwalnya, sampai tanggal lima nanti jadwalku kosong,"

"Sungguh?! Keren! Aku benar-benar menyayangimu!" seru gembira sang leader yang sempat kesal karena mengira Lisa tidak bisa menonton konsernya. Untuk menunjukan rasa senangnya, Jiyong itu memeluk Lisa, dengan sangat erat hingga Lisa meronta karena sesak. "Hehe maaf, aku akan menyelesaikan masalah disini dengan cepat lalu setelah itu kita pulang,"

"Pelan-pelan saja, ini kali pertamamu memproduseri konser jadi santai saja, aku akan menunggu sembari menggambar di sini," jawab Lisa yang kemudian berjalan ke sebuah sofa di sudut ruangan. "Aku punya tugas yang harus di kumpulkan tanggal 6 nanti,"

Jiyong kemudian bekerja, mengecek ulang keseluruhan detail konsernya, memastikan semua detail tersebut sempurna. Sementara kekasihnya menunggu sembari mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Lisa dan Jiyong berkuliah di Universitas yang sama, Kyunghee University. Lisa mengambil jurusan fashion business, sementara Jiyong mengambil jurusan post-modern music– walaupun selama ini Lisa merasa seperti berkuliah di dua tempat.

"Lisa-ya," ucap Jiyong yang tiba-tiba saja duduk di sebelah Lisa. "Apa sulit?"

"Apa?"

"Laporanmu, sulit?"

"Tidak, sudah hampir selesai, ada apa?" tanya Lisa yang kemudian menoleh dan menatap Jiyong yang tersenyum manis di sebelahnya.

"Tanggal 3 aku harus mengumpulkan laporanku-"

"Laporan tentang musik tradisional itu kan?" potong Lisa dan Jiyong menganggukan kepalanya. "Sudah ku kerjakan tadi pagi, ingin mengeceknya?" tanya Lisa yang kemudian mengeluarkan sebuah laporan yang sudah ia cetak dari dalam tasnya.

"Kau memang yang terbaik," ucap Jiyong setelah ia membaca sepintas isi laporan tersebut. "Ah! Dan ini bayaranmu, aku sudah menyelesaikan musik latarnya, tapi suara hujan yang kau kirimkan kemarin tidak cocok dengan suasana dalam naskahnya, jadi aku mencari suara hujan lainnya," oceh Jiyong sembari memberikan sebuah USB pada Lisa.

"Sudah menemukan suara hujannya?"

"Sudah, sudah selesai semua. Lain kali aku akan mengajarimu caranya memotong dan menggabungkan musik, jadi kau bisa melakukannya sendiri," ucap Jiyong yang kemudian mengusap rambut Lisa dan berterimakasih pada staff yang memberikan dua gelas kopi untuk mereka. "Kalau kau tidak membantu kuliahku, aku pasti sudah berhenti kuliah. Semua tugasnya menyebalkan," keluh Jiyong yang kemudian memeluk gadis di sebelahnya.

"Bertahanlah... Kurang dua tahun lagi," ucap Lisa yang kemudian mengusap rambut Jiyong. "Kalau kau bisa lulus," ledek gadis itu sembari terkekeh kemudian melambaikan tangannya pada Seunghyun dan Seungri yang baru saja datang. Mereka perlu melakukan gladi bersih yang terakhir sebelum konser benar-benar di langsungkan besok.

"Oh? Lisa disini? Jadi Ji, kau akan pulang atau tetap disini malam ini?" tanya manager Big Bang, yang kebetulan datang dari agensi bersama Seunghyun dan Seungri. Gladi bersih yang terakhir itu akan di mulai jam setengah sembilan nanti, hanya saja Seunghyun dan Seungri sengaja datang lebih awal untuk membantu Jiyong. "Lisa-ya, seharian tadi dia terus bekerja karena katanya dia sedang berusaha mengalihkan pikirannya," adu sang manager.

"Mengalihkan pikiran dari apa? Gadis lain? Waktu saja hampir tidak punya, masih mau menggoda gadis lain, aigoo... Menggelikan," balas Lisa sembari terkekeh dan berusaha mendorong Jiyong menjauh darinya.

"Dia kesal karena katanya kau sibuk minggu ini dan tidak bisa menemaninya konser," jawab si manager yang kemudian kembali bekerja dengan handphonenya. Menghubungi Daesung dan Yongbae agar mereka tidak terlambat datang.

"Ah... Jadi kau mau tidur disini karena kesal?"

"Lebih baik aku bekerja di sini daripada memikirkan Lisa yang tidak bisa datang ke konserku, rasanya aku ingin memecat Lisa dari YG, agar dia tidak sibuk lagi," adu Seungri. "Begitu katanya noona,"

"Aku tidak bilang akan memecat-"

"Manisnya..." potong Lisa sembari bergerak untuk bangun dari sofanya. "Cepat bekerja... Aku harus menyelesaikan laporanku sekarang, aku tidak bisa mengerjakan apapun di rumahmu nanti," suruh Lisa sembari menarik Jiyong agar segera bangun dari sofa dan pergi ke panggung bersama Seunghyun dan Seungri.

"Ya! Apa yang kalian lakukan dirumah? Jangan bermain-"

"Bermain apanya?!" potong Jiyong, sama kerasnya dengan seruan Seunghyun tadi. "Kalau menginap dirumahku, dia hanya akan mengobrol semalaman dengan eommaku lalu tidur di kamar Dami noona,"

"Dia akan di pukuli appanya kalau berani meniduri seorang gadis di rumah- aw! ya! Sakit!" teriak Lisa sembari mengusap bokongnya– yang baru saja Jiyong pukul karena Lisa membongkar rahasianya.

Tepat tengah malam, Lisa membuka matanya karena merasakan elusan lembut di pipinya. Gadis itu membuka matanya kemudian melihat Jiyong tersenyum padanya. "Ayo pulang," ucap Jiyong sembari membereskan laptop dan barang-barang Lisa.

"Sudah selesai?" tanya Lisa sembari mengusap matanya yang masih mengantuk, kemudian melipat selimut yang ia pakai.

"Sudah sayang," jawab Jiyong. "Ayo," ajaknya sembari mengulurkan tangannya, menggandeng Lisa untuk berpamitan dan keluar dari gedung olahraga itu.

"Jam berapa kau harus datang kesini besok?" tanya Lisa, berjalan di sebelah Jiyong menuju pintu belakang, menuju mobilnya.

"Jam 10,"

"Hm... Kalau begitu, aku menginap di rumahmu ya?"

"Hm... Kamar Dami noona kosong,"

"Aku tahu, tadi pagi aku sudah bertemu dengannya... Aku sudah bilang kalau tadi pagi eommamu datang ke lokasi pemotretanku? Dia datang dengan Dami eonni,"

Jiyong mengangguk namun tetap tidak mengerti kenapa ibunya sampai datang ke lokasi pemotretan kekasihnya.

"Eommaku bahkan tidak kesini, kenapa dia ke lokasi pemotretanmu?"

"Aku berjanji akan menemaninya berbelanja, lalu dia menjemputku di lokasi. Eommamu membelikanku kalung baru, besok aku akan memakainya,"

"Heol... Dia memakai gajiku untuk membelikan anak orang lain kalung? Lama-lama dia akan mengadopsimu dan mengusirku, masuklah," ucap Jiyong yang membukakan pintu mobil untuk Lisa. "Astaga... Tolong bersihkan mobilmu nona," keluh Jiyong ketika ia duduk di balik roda kemudi. "Keluarkan baju-baju kotor-"

"Itu bersih, aku baru mengambilnya dari binatu,"

"Dan kau mengacak-acak baju bersihmu di mobil? Simpan baju bersihmu di lemari. Dan itu, sepatu- tas juga- heish... Rumah dan kamarmu sangat rapih tapi mobilmu benar-benar seperti tempat sampah," omel Jiyong sembari menyetir mobil Lisa untuk pulang kerumahnya. "Astaga! Lalisa! Kapan terakhir kali kau pergi ke bengkel? Mobil ini benar-benar perlu di perbaiki! Ya! Kau mendengarkanku tidak?!" lanjut Jiyong yang kemudian melirik dan melihat Lisa tengah memejamkan matanya. "Aku tahu kau hanya pura-pura tidur! Bangun bangun bangun! Hei! Lalisa Manoban!"

"Heish! Berisik! Kau tidak lelah Kwon Jiyong-ssii?!"

***

06:30Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang