***
Lisa benar-benar marah saat ini, gadis itu duduk dengan kesal di sebuah restoran tertutup menunggu tamunya datang. Satu sloki sake sudah ia tenggak saking kesalnya menunggu, padahal Lisa pun baru saja datang di tempat itu. Tempat itu sebuah restoran jepang, yang tidak cukup ramai dan sangat tertutup. Tempat yang selalu di pakai para orang berkuasa untuk mengadakan pertemuan-pertemuan rahasia.
Tidak lama, seorang gadis yang Lisa tunggu datang, Jiwon. Gadis itu datang setelah ia menghubungi Lisa dan menceritakan apa yang terjadi padanya. Jiwon sedang pergi ke sebuah casting untuk pemeran pembantu di sebuah stasiun TV lokal ketika ia bertemu kembali dengan produser Lee– produser yang dulu menjualnya. Dan dalam pertemuan yang tidak di sengaja itu, produser Lee mengancam akan membongkar rahasia kehamilan Jiwon beberapa tahun lalu.
"Kenapa kau datang ketempatnya lagi? Kau bodoh?" sinis Lisa membuat Jiwon benar-benar diam. Dalam keadaan begini, Lisa harus menunjukan seberapa berkuasanya, seberapa banyak kekuatan dibelakangnya. "Aku sudah memberimu uang agar kau bisa pergi jauh dari sini, agar kau tidak muncul lagi dan bisa memulai hidupmu-"
"Itu mimpiku,"
"Mimpi? Apa menurutmu kau ada di posisi bisa bermimpi sekarang? Masih hidup setelah semua dosamu saja sudah cukup bagus untukmu," jawab Lisa tidak membiarkan gadis di hadapannya mengalahkannya. "Sekarang apa yang ingin kau lakukan?" tanya Lisa, membuat si gadis di hadapannya harus menelan dalam-dalam rasa malunya. Harus menekan kuat-kuat harga dirinya.
"Kau kaya-"
"Kau pikir sekaya apa aku sampai kau bisa terus-terusan datang meminta uang padaku?" potong Lisa. Menurutnya, Jiwon akan terus mendatanginya untuk menyelesaikan semua masalah keuangannya dengan mengancam akan membongkar kehamilannya dulu.
"Kita tidak punya pilihan lain, dia memintaku memberinya uang tutup mulut. Atau dia akan menyebarkan rumor itu dan karir Jiyong akan-"
"Apa kau pernah mencintai Jiyong?" potong Lisa dan disaat itulah Lisa menyadari satu hal– kalau Jiwon hanya menganggap Jiyong sebagai tambang uang. "Berapa banyak lagi yang kau butuhkan?" lanjut Lisa, setelah ia selesai dengan penilaiannya sendiri.
"Kau akan memberiku uang?"
"Ya," jawab Lisa. "Kalau kau berjanji tidak akan muncul di depanku dan di depan Jiyong lagi. Pergilah ke tempat yang sangat jauh,"
Jiwon berfikir, sementara Lisa menaruh selembar kertas berisi perjanjian. Perjanjian kalau Lisa akan memberikan sejumlah uang yang tidak bisa Jiwon bayangkan, dengan syarat Jiwon tidak akan muncul lagi didepannya maupun Jiyong.
Singkat cerita, Jiwon setuju. Wanita itu menandatangi perjanjian yang Lisa buat– tanpa berdiskusi dengan siapapun. Tepat setelah Jiwon dan Lisa selesai bicara, uang yang Lisa janjikan masuk kedalam rekening Jiwon. Jiwon pikir itu adalah akhir untuknya, namun baru beberapa langkah ia meninggalkan restoran, seorang pria menghampirinya. Seorang pria yang Lisa kirim untuk memastikan kalau Jiwon pergi jauh dari negara mereka.
Di saat yang hampir bersamaan juga, seorang pelayan membuka dinding diantara ruang makan pribadi Lisa dengan ruang makan di depannya. Ada sekat dinding kayu yang dapat di buka di tiap meja restoran tertutup itu. Kini dua pria duduk di meja lain, di depan Lisa. Pria di sebelah kanan Kim Namjoon dan pria di sebelah kiri, adalah pria yang belum pernah Lisa lihat wajahnya– Suga.
"Aku ingin uangku kembali," ucap Lisa tanpa menatap dua pria itu. "Singkirkan wanita tadi dan suami tuanya itu. Setelah itu uang yang kuberikan padanya, kau bisa mengambilnya,"
Ya, beberapa menit yang lalu, Suga– si informan yang Kim Namjoon percayai– memberitahu Lisa kalau Jiwon ternyata sudah menikahi produser itu. Keduanya menikah dan memiliki seorang bayi laki-laki. Informasi yang terlambat itu lantas membuat Lisa sangat marah. Jiwon menipunya, mengenai hubungannya dengan produser itu.
"Kepergian seperti apa yang kau inginkan?" tanya Suga kemudian, sementara Kim Namjoon sedikit gugup karena ia bisa di bunuh tuan Manoban kalau sampai pria itu tahu apa yang putri cantiknya lakukan.
"Mati," jawab Lisa. "Tanpa dicari siapapun, tanpa menarik perhatian siapapun, tanpa kecurigaan sedikitpun. Hanya mati, dengan damai,"
"Tapi nona, kau bisa dapat masalah-"
"Aku juga akan mendapat masalah kalau membiarkannya terus seperti ini," potong Lisa. "Orang lain yang akan mati kalau mereka tetap hidup,"
Selesai dengan pertemuannya, masih tanpa berdiskusi dengan siapapun, Lisa pergi ke rumah sakit tempat Jiwon mengugurkan kandungannya. Lisa ingin tahu apakah catatan aborsi Jiwon masih disana atau tidak. Namun sepertinya tindakannya saat itu membawa mala petaka. Tidak ada yang peduli pada kematian Jiwon dan si produser kotor itu. Tidak ada yang mencurigai Lisa sebagai otak di balik kematian mereka, namun seluruh negri dihebohkan oleh berita Lisa yang datang ke rumah sakit dan menemui seorang dokter kandungan.
"Apa ini?" tanya Jiyong, sembari melempar sebuah surat kabar di atas meja, di depan Lisa. "Kau bilang kemarin kau akan pergi menemui sutradara, tapi apa ini? Kenapa kau ada di rumah sakit kemarin?"
"Beritanya tidak benar," ucap Lisa hendak bersikeras. "Aku tidak hamil, sungguh-"
"Lalu kenapa kau pergi kesana? Kenapa kau membohongiku dan pergi kesana sendirian? Dimana managermu kemarin?" Jiyong terlihat marah. Tentu bukan hanya karena beritanya. Jiyong marah, sangat marah, karena apa yang terjadi terasa seperti de javu baginya.
***
Aduh aku punya banyak cerita yang belom tamat, tapi ga bisa nahan pengen posting cerita baru lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
06:30
Fanfiction06:30 adalah lagu yang dinyanyikan oleh Simon dan Jane sebelum mereka berpisah di tahun 2012.