2. Memilikimu

41.6K 998 7
                                    

Bibir Emilie rasanya sangat lembut dan manis,  bibirnya bergerak kaku dalam kulumanku tampaknya ia belum pernah berciuman aku berusaha selembut mungkin kepadanya, kurasakan tubuhnya mulai relaks dan Emilie patuh saat kukalungkan lengannya keleherku. perlahan kuraba payudaranya, kudengar rintihan tertahan dari mulutnya ketika kuremas remas payudaranya, tanganku sudah gatal ingin menyentuh kewanitaannya, ku surukan tanganku ke balik roknya, kaki Emily merapat, kuraih lututnya kupisahkan, seditik kemudian jari2ku telah menyusuri sisi celana dalamnya, mencari celah untuk masuk dan menyentuh kewanitaan nya. Kuelus elus dari balik celana dalam nya, ia meliukan tubuhnya mulai terbakar dengan sentuhanku, sampai Emily akhirnya menyerah, tubuhnya melemas dalam pelukanku, kurasakan tubuhnya menggelinjang hebat, bibirnya mendesah dan mendesis nikmat, kalo saja Emily bukan gadis perawan, aku tidak akan selambat ini,  aku sudah tak sabar menyatukan diriku dengannya. Kubaringkan tubuhnya, dan kulucuti rok dan celana dalamnya supaya aku lebih bebas menyentuh kewanitaan nya. Tampaknya Emily sangat menikmati sentuhanku, ia bersikap pasrah dan bibirnya terus mendesah nikmat.


Ah aku tak tahan perlahan kulucuti semua pakaian ku, kulihat Emilie sudah terbakar gairah, matanya terbelak melihat bentuk tubuhku, tangannya terulur mengelus otot  dada dan perutku, namun tangannya terhenti di perutku, padahal aku sangat berharap ia mengelus juniorku. Ia malah memalingkan wajahnya yang memerah. Kubimbing lengan nya untuk mengelus juniorku yang sudah sangat mendamba sentuhannya, lengan nya begitu halus menyentuh juniorku, ooh rasanya aku hampir keluar...

Kami saling menyentuh kemaluan masing2, kumainkan jari jari membelai, menye tuh kewanitaannya,  sampai akhirnya kurasakan Emilie mengejang dan mencapai orgasme pertamanya,  ku tatap wajahnya, matanya yang terpejam dan cara dia mengigit ujung bibirnya terasa sangat indah. Ku baringkan tubuhku disampingnya, ku hisap ujung payudaranya yg masih berwarna pink, kuhisap bergantian, decapan mulutku berlomba dengan desahan nya,..
Perlahan kuelus lagi klitorisnya dengan ibu jariku dan ku masukan ujung telunjukku ke lubang kewanitaannya, Emilie terus mendesah, "please... Mr Derick... Please..." Katanya dengan susah payah, lengan nya mengapai ku untuk merapatkan tubuhku.. kurasa Emilie sudah tak bisa menahan dirinya. Ku arahkan kejantananku padanya, perlahan kusentuhkan pada kewanitaan nya yang lembab dan basah, perlahan desahannya berubah menjadi teriakan saat kuhujamkan kejantananku di keperawanannya.
Kulihat air mata menggenang di mata beningnya, kuredakan kesakitannya dengan ciuman lembut ku. Ketika kurasakan bibirnya membalas pagutanku secara perlahan ku mulai memompa kejantananku, kembali desahannya terdengar semakin memacu gairahku.
Tubuh kami bergerak berlomba mengejar kepuasan, beberapa saat kemudian kurasakan tubuh Emilie menegang menjemput orgasmenya, dinding vagina rapat nya terasa begitu meremas kejantananku dan menghantarkan orgasmeku.

Sesaat setelah kugulingkan tubuhku kesamping tubuhnya, Emilie langsung memunggungiku, kulihat bahunya bergetar perlahan, kupeluk pinggangnya perlahan, kukecupi leher tengkuk dan punggungnya meredakan tangisnya.
Kubelai rambutnya dan ku tarik lembut bahunya, agar dia terlentang menghadapku, ku usap air matanya,
"Kenapa kau lakukan ini Mr Derick?" ucap Emilie disela isakannya.
"Sst... jangan menangis dear, aku minta maaf kalau sudah menyakitimu, weekend ini aku akan menikahimu di Bali, semua sudah aku siapkan."
Mata Emilie terbelalak, "Apaa... menikah.. tidak mungkin, aku sudah akan di tunangkan oleh ayahku."
"Ayah .? bukankah kau anak yatim piatu?"
Emilie menggeleng, "Aku juga baru tahu belakangan ini, sewaktu aku remaja ayah dan ibuku bercerai, ayah berselingkuh dengan sekertarisnya, dan sekarang dia tiba tiba kembali dan menjodohkan ku dengan seseorang.
Tanganku terkepal," Sudah berapa lama? mengapa kau tidak mengatakan semuanya padaku Em? Siapa lelaki itu..?"
"Dia Mr. Leonard...anak pemilik Bank MIT teman dekat ayahku, ayah memohon padaku agar aku bersedia  dinikahkan dengan Leon."
"Leon.. ? kau sudah seakrab itu hingga memanggil namanya?" Api cemburu kembali merayapi hatiku, " Apakah kau menyukainya?"
Emilie hanya memalingkan wajahnya dan air matanya perlahan mengalir.
Ku usap air matanya, kukecup bibirnya yang sedikit membengkak karena ciumanku tadi, perlahan kembali kukulum bibirnya sambil kuremas lembut payudaranya, aku sungguh berharap efek obat perangsang itu masih ada, aku tidak bisa membayangkan siapapun memiliki dan menikmati tubuh Emilie, api cemburu menyalakan gairahku lagi, harapanku terkabul rupaya efek obat perangsang itu masih ada, Emilie kembali membalas ciumanku, kembali kumainkan jemariku di klitoris nya, tubuh eloknya meliuk liuk mendamba lebih, kali ini akan kubuat Emilie memohon agar kumasuki, desahan dan rintihannya kembali memenuhi kamarku. Ketika jariku mulai memasuki kewanitaannya, desahan Emilie semakin hebat, kubalikan tubuhnya, kuposisikan agar dia menungging di hadapanku, Emilie yang sudah dikuasai gairah hanya menurut, ku hujamkan miliki kembali keliang kewanitaannya, Emilie menjerit perlahan, api cemburu yang menguasaiku membuat gerakanku sedikit kasar dan menuntut, kucekal rambut Emilie dalam satu gengamanku, sehingga wajahnya terangkat menghadap cermin didepan kami, aku ingin melihat pantulan wajahnya yang penuh gairah, menyaksikan gerakan sensual persetubuhan ini.
Kucengkram pinggulnya agar penyatuan kami terasa makin dalam, sesekali kuremas dan ku tepuk kedua bongkahan pantat Emilie yang sekian lama kudamba dan kubayangkan. Persetubuhan kedua kami jauh lebih panas, Emilie begitu patuh mengikuti setiap posisi yang kuinginkan.

Emilie POV

Perlahan kubuka mataku, tubuhku terasa begitu nyeri terutama di kewanitaanku, kulihat sekelilingku aku berada di kamar yang asing, perlahan ingatanku kembali, kulihat noda darah di seprai, mengingatkan pada peristiwa semalam, aku menjerit mengingat semuanya. Kenapa Mr. Derick begitu tega, selama ini bosnya itu jarang sekali berbicara hal diluar pekerjaan, sikapnya begitu dingin dan tak acuh, bahkan banyak yang menyangka Mr. Derick adalah penyuka sesama jenis, karena tidak pernah terlihat dia bersama seorang wanitapun. Kemana dia sekarang? meninggalkan aku disini, perlahan kugerakan tubuhku untuk turun dari ranjang, meskipun rasa sakit dikewanitaanku bagai sebuah cubitan yang sangat menyakitkan saat aku bergerak.
Pandanganku bertumpu pada secarik kertas dan sebuah gelas dan sepiring sandwich.
"Emilie.. maaf aku terpaksa meninggalkanmu sebentar, kita ada rapat penting hari ini dengan Meyer Aldrich.. selesai rapat aku pasti langsung menemuimu lagi, melanjutkan pembicaraan tentang pernikahan kita, jangan lupa makan sarapanmu, pakaian gantimu ada didalam koper disamping ranjang. ttd Derick

Aku tidak bisa melanjutkan pernikahan dengan Mr Derick, aku sudah berjanji pada ayah, tapi aku bukan Emilie yang sama lagi, aku bukan gadis yg suci lagi. Aku kembali menangis, kulangkahkan kakiku kedalam kamar mandi kubilas seluruh tubuhku di bawah pancuran shower, aku benar benar membenci nasibku...
Apa yang harus aku lakukan...

Tbc

Sudden Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang