12. The truth..?

15K 653 12
                                    

Foto foto pernikahan Derrick dan sepucuk surat dari bundanya Becky, membuat Emilie hampir percaya jika Wisnu memang benar. Tapi ia tetap waspada. Baginya tidak ada seorang pun yang dapat ia percaya.
"Jadi kau percaya kan apa yang ayah katakan, coba kau pertimbangkan Em, siapa diantara kita yang kau kenal lebih lama?"

Emillie mengganguk, "Terimakasih ayah untuk infonya."

Wisnu tersenyum,"Bagaimana, kalau kau pulang saja bersama ayah sekarang, sebaiknya kau meninggalkan Derrick dan Kakekmu."

Emilie menggeleng,"Saya akan membereskan sesuatu dengan Derrick dulu ayah."

"Emilie sebaiknya secepatnya kau putuskan dan pulang ke rumah, aku bisa melindungimu, bagaimanapun kau adalah anak Becky."

"Baik ayah.." dalam hati Emilie. tidak begitu saja mempercayai Wisnu, saat ini tidak ada seorang pun yang akan dia percaya, meski setengah mati ia ingin mempercayai Derrick, tapi foto foto yang dibawa Wisnu adalah potongan dari majalah yang sudah lama tak mungkin untuk dipalsukan, begitu juga percakapan dengan Beno sopir Derrick. Itu semua adalah bukti kuat bahwa Derrick selama ini berbohong.

Wisnu masih diam disamping Emilie, tampaknya ia masih menunggu Emillie mengambil keputusan saat itu juga.. Tiba tiba handphone Emilie berdering, Derrick meneleponnya. Emillie menjawab dengan segan."Hallo"

"Dear.. kamu dimana...? koq lama sekali.. aku kesana ya.."

"Tidak perlu, aku akan pulang segera, ada hal penting yang akan aku sampaikan." Emilie segera menutup teleponnya dan segera berpamitan dengan Wisnu, Emilie merasa sangat tidak nyaman berlama lama dengan Wisnu.

Ditengah jalan dia meminta Beno berhenti sebentar disebuah hotel, Emilie sudah berencana untuk kabur lagi, kali ini untuk selamanya, kali ini dia akan merencanakan kabur keluar pulau.

Sebelum turun, Emilie sengaja meninggalkan sebagian guntingan majalah foto foto pernikahan Derrick di mobil, setidaknya ia memberikan Derrick petunjuk kalo dia tidak bisa dibohongi.

Emilie sudah membawa surat surat pentingnya sebelum berangkat tadi, dia sudah berencana, jika bukti yang diberikan Wisnu adalah valid ia akan langsung meninggalkan semuanya, dia akan hidup dengan anaknya berdua, dengan uang tabungannya, ia tidak akan memperdulikan berapa banyak harta yang seharusnya ia bisa dapatkan.

Emilie berusaha menahan tangis, ini bukan saatnya untuk dia menjadi lemah dan cengeng, bunda selalu mengajarkannya untuk wanita mandiri dan kuat.

Derrick meneleponnya lagi, Emilie buru buru mengangkat, dia khawatir Derrick curiga sebelum rencananya terlaksana.

"Ya Derrick, aku mampir sebentar ke hotel, aku mau numpang ke toilet."

"Ooh.. Em, perasaanku tidak enak. sebaiknya aku menyusul mu saja. Kau di hotel mana? tunggu aku di lobi, aku akan kesana"

"Aku di Aston, aku cuma sebentar saja."

"Aku kesana, tunggu di lobi." Derrick langsung menutup teleponnya.

Emilie bergegas menuju dapur hotel, dan pergi lewat pintu belakang, ia meninggalkan handphonenya di tempat sampah di ujung lobi, sehingga Derrick tidak bisa melacaknya.

Untunglah ada taksi lewat dan Emilie menyuruh taksi membawanya ke bandara. Untuk mengecoh semua orang, dari bandara Emilie tidak memilih naik pesawat, karena tiketnya akan bisa dilacak.

Dia menaiki travel primajasa yang membawanya ke Bandung.

***

Derrick begitu panik mendapati Emilie yang tidak menunggunya di lobi hotel, padahal dia sudah melacak handphone Emilie. Emilie memang berada di hotel, tapi tidak seorang pun melihatnya, dengan kemampuannya dia bisa memaksa untuk melihat CCTV hotel. disitu dengan jelas ia melihat Emilie pergi lewat pintu belakang dan naik taksi, dengan mudah ia melacak taksi yang membawa Emilie. Emilie ke bandara, Derrick merasa bingung, kenapa Emilie pergi ada apa lagi? Tiba tiba Beno menghampirinya dan menyerahkan amplop pada Derrick. Derrick sangat terkejut dengan isinya, rupanya Emilie mengetahui soal pernikahannya foto guntingan majalah dan koran itu tidak bisa dipalsukan, tentu Emilie akan percaya.

Sudden Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang