8. Big Secret

19.9K 769 12
                                    

Emilie terbangun disebuah kamar besar, kepalanya berdenyut denyut ia berusaha mengingat apa yang sudah terjadi. Ia hanya ingat seseorang menanyakan namanya setelah itu ia tidak ingat apapun.

Pintu diketuk pelan, dan seorang wanita berpakaian seragam masuk dan mengangguk kemudian menyimpan minuman dan makanan. Emilie .
"Saya dimana ini...?" Tanya Emillie perlahan.
"Nona ada di kediaman Tuan Besar kami." Jawab pelayan itu sambil tersenyum.
"Tuan besar...? Siapa?"
Tiba tiba pintu terbuka, seorang lelaki tua masuk perlahan.
"Tuan.. Winson..? Mr Dwayne Winson?" Emilie terkejut dan sontak berdiri.
"Iya betul Millie.. kau rupaya masih ingat padaku.." Lelaki tua itu tersenyum ramah.
"Tentu aku ingat... Apa kabar Mr Winson? Boleh tahu kenapa saya bisa kebetulan ada di rumah anda?"
"Ceritanya sangat panjang, sebaiknya kau habiskan dulu makananmu, bersihkan diri, nanti kita mengobrol ya, saya tunggu di bawah. Biar Merry melayani kamu disini." Ujar Dwayne sambil menepuk lembut bahu Emily.

Emily merasa bingung namun ia tetap menghabiskan makanan dan minuman yang disediakan dengan pikiran yang penuh pertanyaan. 
 
Merry dengan setia menunggu Emily menyelesaikan makan dan mandinya bahkan menyediakan pakaian gantinya, sebuah dress selutut berbahan halus. Kemudian mengantar Emily kebawah menemui Dwayne.

Ternyata rumah Dwayne sangat luas menuju ujung tangga saja rasanya begitu jauh menurut Emily, tiba diujung tangga Emily turun perlahan sambil menatap foto foto yang terpasang rapih disepanjang dinding, sampai pandangannya tertumbuk  pada satu foto wanita cantik yang begitu dikenalnya, memakai kalung seperti miliknya.. Bunda.. Emily berhenti dan memandang lekat pada foto itu. Tak terasa air matanya menetes, ia sangat rindu bundanya.
"Dia secantik dirimu... Lihatlah.." suara Dwayne menyadarkan lamunannya.
Emily mengangguk gugup,"Bagaimana mungkin Mr Winson punya foto bundaku?"
Dwayne tersenyum,"Kemarilah.. ini sudah saatnya buat kau mengerti."
"Maaf ... Saya baru muncul sekarang, saya sudah mengawasimu sejak lama. Bundamu itu Rebbeca Winson, dia putriku, aku selalu memanggil nya Becky."
"Apaa... Bagaimana mungkin? Apakah anda yakin?" Emily yang baru sampai ujung tangga menjawab dengan heran.
"Tentu... Waktu itu kita tidak sengaja bertemu, aku sangat kaget waktu melihatmu di acara itu. Kau sangat mirip dengan Becky.. ibumu, namun aku semakin yakin kau anaknya Becky dengan melihat kalung tosca yang kau pakai, lalu aku mengajakmu berdansa, aku sebenernya ragu, kau bakal menerima ajakanku. Kulihat kau menolak semua pria muda yang mengajakmu berdansa. Tapi aku beruntung, diam diam aku mengambil beberapa helai rambutmu, dan aku sudah mengujinya di lab.. kau adalah 100% cucuku." Dwayne membuka lengannya dan memeluk Emily yang menghambur pada pelukannya.
"Kakek.... Aku pikir aku tidak akan pernah mengenalmu, Bunda tidak mau bercerita sedikitpun padaku tentang kakek, waktu itu aku menolak semua lelaki yang mau berdansa kecuali kakek, aku rasa sesuatu yang lain terhadap kakek, tidak ada rasa takut sedikitpun, malah aku seperti mengenal kakek, ternyata kau adalah kakekku... Oh kakek.." Emilie memeluk Dwayne dengan haru.
"Kakek... Bolehkah aku memanggilmu begitu?" Tiba tiba Emillie sudah sadar berkata lancang.
"Tentu sayang... Bertahun tahun aku merindukanmu."jawab Dwayne sambil meremas jemari Emily lembut.
"Kakek.. apakah aku ada saudara sepupu atau paman dan bibi?"
Dwayne menggeleng lemah, "Aku tidak punya siapapun sayang.. hanya kau cucuku. Becky adalah putri tunggalku."
"Aku akan tinggal disini menemani kakek, jika kakek tidak keberatan." Jawab Emilie kemudian, hatinya lega ia tidak perlu ketakutan lagi, karena Dwayne Winson pasti akan melindunginya.
"Tentu sayang.... Oh iya, maaf kalo kakek lancang. Apakah kamu sudah punya kekasih?"
Emillie menggeleng perlahan," Aku sedang bingung Kek, bosku tiba tiba melamarku dan ayah tiba tiba menjodohkanku."
Tiba tiba raut wajah Dwayne berubah,,"Wisnu sialan itu bukan ayah kandungmu.."
Emilie kaget," Apa maksud kakek? Lalu siapa ayahku?"
"Ibumu dulu berpacaran dengan Edward, bahkan sudah bertunangan. Dimalam pertunangan Edward mabuk dan menodai ibumu, aku pikir ya sudahlah.. toh mereka akan menikah, tetapi seminggu sebelum pernikahan Edward kecelakaan dan meninggal, sementara hasil testpack ibumu positif hamil. Wisnu menawarkan diri menjadi suami Becky, waktu itu aku takut menanggung malu dan mengiyakan. Saat itu Wisnu adalah asisten Edward dikantornya. Meski aku belum mengenal Wisnu, tapi karena waktu itu aku sedang mencalonkan diri menjadi senator aku mengijinkan pernikahan mereka, dan membiarkan Wisnu membawa Becky ke Indonesia."
Emilie begitu shock mendengar kenyataan itu,"Pantas saja ayah seenaknya menjodohkan aku dengan Leon, menurut Derrick, Leon adalah seorang dengan prilaku seks menyimpang."
"Kau tahu... Leon adalah keponakan istri baru Wisnu, dulu Wisnu berusaha memerasku dengan menyembunyikan kalian, sampai akhirnya Becky memutus kontak dan menceraikan Wisnu. Becky sengaja mengganti namanya, dan membawamu kabur menjauh dari ayahmu, supaya Wisnu tidak lagi memeras kakek, bertahun-tahun aku tidak bisa menemukan kalian, hingga saat itu kita bertemu secara tidak sengaja."
"Aku takut dengan ayah sejak kecil dia  tidak pernah meperlakukan aku dengan hangat, ternyata dia bukan ayah kandungku."
"Yah.. dan begitu tiba tiba dia menemukanmu, dia langsung menjodohkanku dengan keponakannya, dia pasti tahu kalo aku sedang mencarimu, dan mencari penerus usaha kakek."
"Untunglah kakek segera menemukan aku."
"Lalu bagaimana hubunganmu dengan bossmu?"
"Aku bingung Kek.. dengan Mr Derrick.. apakah dia tahu juga soal kakek?"
"Hmm kakek rasa tidak juga.. kakek akan menyelidikinya, tapi di malam kita berdansa kakek lihat dia selalu cemburu dan berada disekitarmu, seakan menghalau pria pria yang akan mengajakmu berdansa, dia sangat posesif terhadapmu"
"Iya kek, dia tahu kesukaan dan kebiasanku, impianku. Sekarang dia memberi aku waktu untuk menjawab lamarannya."
"Perasaanmu sendiri bagaimana? Kau menyukainya?" Tanya Dwayne serius.
"Sedari dulu aku kagum pada Mr. Derrick, sejak jadi asistennya aku tak pernah sekalipun melihat Mr Derrick bersama wanita, sampai semua orang menyangka dia gay, dia selalu serius bekerja, dan hampir setiap proyek yang dia pegang berhasil." Jawab Emilie.
"Hmm apakah kau tahu kenapa dia tiba tiba melamar?"
" Dia cuma bilang mencintaiku dan begitu cemburu ketika melihatku dengan pria lain, apalagi tak lama aku mengajukan surat resign. Karena ayah menyuruhku menikah. Salah satu syarat dikontrakku sebagai asisten Mr. Derrick adalah tidak boleh nikah."
"Kakek sudah menyelidiki bosmu, dia orang yang sangat pandai dalam bisnis, bertekad sangat besar. Saran kakek, kau coba jajaki perasaanmu padanya, sambil kakek akan menyelidiki Derrick lebih jauh, aku mengundangnya meeting, dan menyuruhnya harus membawamu bersama, apakah menurutmu Derrick orang yang jujur?"
Emilie terdiam sejenak, berusaha mengingat ngingat, apakah Derrick sering berbohong?."Seingatku Mr Derrick selalu jujur, dia memilih diam daripada harus berbohong dan bermulut manis."
"Baiklah kita akan test bosmu ini, kau cobalah kembali bekerja."
***
Pagi hari Emilie muncul dikantor, Derrick menyambutnya hangat.
"Honey.. kenapa gak telepon aku kan bisa menjemputmu."Derrick tidak ragu memamerkan kemesraan nya padaku, dia tidak perduli dengan tatapan Asni.
"Mr Derrick, saya gak mau merepotkan" Emilie melirik Asni yang masih menatap sinis padanya. Emilie melepaskan pelukan Derrick.
Derrick malah mempererat pelukannya, dia melirik Asni menyadari ketidaknyamanan Emilie.
"Asni...tolong pesankan kopi, Double espresso untukku Dan caramel macchiato untuk calon istriku." Derrick menekankan kata calon istri yang membuat Asni melotot, namun tetap menganguk menjalankan tugasnya.
Derrick tersenyum sambil mengedipkan matanya pada Emillie,"Gak perlu malu depan Asni, seharusnya dia yang malu, kau istriku, otomatis kau pemilik perusahaan ini. Kau boleh memecatnya kalo kau tidak suka."
Mau tidak mau Emilie tersenyum, Asni yang berusaha menjatuhkan dia dihadapan Derrick, malah kena batunya.
"Sayang ada beberapa hal yang perlu kita bahas, ada beberapa peluang bisnis baru, kau kan pemilik perusahaan ini, kau berhak mewujudkan idemu disini, tapi aku minta jatahku pagi ini ya..."
Belum sempat Emillie menjawab, Derrick sudah melumat bibirnya tanpa ampun sampai ketukan Asni menghentikan ciuman panas mereka.
Kedatangan Asni dan kopi mereka menggiring mereka dalam diskusi yang serius tentang beberapa peluang bisnis baru.
Tiba tiba Emillie merasa pandangannya berkunang kunang, perutnya melilit hebat dan dalam sekejap ia merasa hampir pingsan, untunglah Derrick dengan sigap menangkap tubuh Emilie, dia langsung menggendong dan membaringkannya di kamar
Derrick. Setelah itu ia segera memanggil dokter Bram, sahabatnya yang memiliki klinik di salah satu ruko di kompleks mall yang berada disamping gedung kantornya.
15 menit Bram sudah tiba dikantornya dan memeriksa Emillie dengan serius.
Derrick gelisah dan tak sabar, selain itu dia tidak suka melihat Bram berlama lama memeriksa Emillie dan menyentuh kulitnya.
Tiba tiba Bram mengangkat kepalanya dengan kaget dan menatap Derrick dengan pandangan aneh.

Tbc

Sudden Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang