10. The Party and the test

19.1K 714 17
                                    

Malam itu Emilie kembali ke apartemen, tak lama Derrick mengetuk pintu apartemen nya.
Derrick memakai pakaian santai dengan senyum tipis menghiasi wajahnya.

Derrick memakai pakaian santai dengan senyum tipis menghiasi wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai honey.." Derrick langsung nyelonong masuk dan menutup pintu apartemen Emilie.
"Mr Derrick..." Emillie tergagap menyambut Derrick, entah kenapa akhir akhir ini kesan seram dari bossnya memudar.
Derrick memeluknya dan merapatkan tubuh Emilie ke dinding,"Sst... Jangan panggil aku Mr. Lagi.. kau istriku, dan kalo kau panggil Mr aku langsung terangsang."
Derrick merundukan wajahnya, dan menempelkan bibirnya perlahan keatas bibir Emilie yang pasrah, perlahan Derrick melumat bibir Emilie, lama lama lumatannya makin memanas, Emilie begitu mudah bereaksi membalas ciuman Derrick, lengan Emilie terulur melingkari leher Derrick. Decakan panas ciuman mereka memenuhi apartemen kecil Emilie, hingga akhirnya Derrick terpaksa menyudahi.
"Kau.. cintaku...menikahlah denganku sayang.." bisik Derrick parau.
Emilie merenggangkan tubuh mereka,"Apa jaminan kalo kau tidak akan berbuat jahat padaku? Dan hanya menjadikan aku budak seksmu setelah kita menikah?"
"Hmm, akan aku tunjukkan sesuatu padamu, ikut aku kerumahku."
"Rumah..? Atau apartemenmu?" Emilie sedikit bingung, setahunya Derrick tinggal di Apartemen mewah dekat kantor.
"Rumah.. tentu aku punya rumah, aku segan tinggal disana, karena di apartemen lebih dekat ke kantor. Lagipula di rumah hatiku kosong, tidak ada yang menungguku selain para pelayan, aku bantu kamu beres beres ya. Bawa kosmetik dan keperluan pribadi secukupnya. Kau gak perlu repot bawa baju."
Emilie memberengut, " Kau tega ya suruh aku telanjang terus."
Derrick tertawa keras,"Haha... Aku sangat suka melihatmu telanjang, tapi aku tidak segila itu, ayo aku bantu. Kamu harus percaya padaku"
Emilie membereskan barangnya yang cuma sedikit, dia tidak membawa terlalu banyak barang ke apartemnnya.
"Besok aku suruh Roger kesini, buat membereskan. Kau tidak perlu tinggal disini lagi. Disini tidak aman."

***
Selama perjalanan kerumah Derrick, mereka mengobrol ringan mengenai pekerjaan diselingi kecupan kecupan Derrick. Hampir satu jam mereka tiba di rumah Derrick. Emilie sedikit kaget dengan rumah Derrick yang begitu besar seperti rumah kakeknya.
Pelayan membukakan kedua pintu, sehingga ia turun berbarengan dengan Derrick. Seorang pelayan yang kelihatan paling senior menghampiri Derrick dan menganguk.
" Jose, Kumpulkan semua pelayan di ruang tengah, ada yang mau kubicarakan." Perintah Derrick sambil memeluk pinggang Emilie memasuki rumah.
Perlahan Emilie mengamati rumah Derrick, rupanya Derrick memiliki rumah yang sangat megah, ruang dalam yg sangat luas dan mewah. Lalu Derrick mengajaknya duduk diatas sofa besar yang empuk. Dalam waktu 10 menit para pelayan berkumpul. Emilie mengira ngira ngira jumlah mereka, 16 orang, berikut si Jose kepala pelayan.
"Okay semua sudah berkumpul, aku perkenalkan pada kalian, wanita yang bersamaku dia Emilie Rebecca, mulai detik ini dia pemilik rumah ini, pemilik kalian dan tentu pemilik diri saya sendiri. Karena Emilie adalah istriku."
Diluar dugaan para pelayan bertepuk tangan, dan berseru mengucapkan selamat pada Derick.
Derrick tersenyum,"Terima kasih buat sambutannya, malam ini sesuai janji kita adakan pesta. Kau sudah siapkan makanan dan lain nya Jose?"
"Sudah tuan... Semuanya akan siap dalam 20 menit, silahkan Tuan dan Nyonya kami tunggu di teras belakang."
Derrick mengangguk, lalu dia mengajak Emilie ke kamarnya, rupanya ada sebuah lift khusus kelantai tiga, yang akan membawa mereka ke kamar Derrick.
"Derrick, rumahmu besar sekali?"
Derrick menggeleng,"Sekarang adalah rumahmu."
Kamar Derrick sangat luas dengan balkon menghadap ke taman.
Derrick menepuk sofa panjang mengajak Emilie duduk disampingnya."Dear.. ini bacalah."
Emilie duduk disamping Derrick dan melihat map yang disodorkan padanya, sebuah akta rumah.."Apa ini..?" Tanyanya bingung.
"Akta rumah ini, untukmu."
Emilie terbelalak, dibawahnya ada map lain dari notaris tentang pernyataan bahwa rumah ini miliknya."Untuk apa? Aku kan belum setuju menikah denganmu."
"Untuk kau karena sudah mengandung anakku, aku sudah siapkan mas kawin kalo kau bersedia menikah denganku."
"Kau berjanji akan menjawabnya malam ini kan? Ayo kita kebawah aku adakan pesta kecil untuk menyambutmu."
Derrick menuntun Emilie menuruni lift dan menuju teras belakang yang sudah di dekorasi cantik, di belakangnya ada kolam renang, dan sebuah panggung kecil yang berisi group musik sedang memainkan musik-musik romantis. Emilie terpana, semua pelayan memakai baju bebas, mengganti seragam mereka. Sebaliknya stand2 makanan dilayani oleh pelayan dari catering.
Semua orang sibuk makan dan berdansa, rupanya Derrick sangat royal pada pelayannya. Bayangkan dia berpesta dengan para pelayan, dikelilingi makanan lezat, dekorasi yang indah serta musik yang merdu.
Emilie memperhatikan semua pelayan menikmati pesta, mereka bersikap santai namun tetap sopan.
Satu sisi Derrick yang tidak Emilie kenal sebelumnya. Ketika Emilie sedang mengobrol dengan salah satu pelayan, tiba tiba semua terdiam dan Emilie mendengar suara Derrick dari panggung, "Emilie Rebeca.. kau wanita paling istimewa untukku, mau kah kau selamanya disampingku?" Tiba2 Derrick sudah berlutut dihadapannya dan menyodorkan sebuah cincin indah. Seperti dihipnotis Emilie menerima uluran tangan Derrick dan hanya menurut saat Derrick memasangkan cincinnya.
Semua pelayan menyoraki mereka, Derrick memeluk dan menggendong Emilie,"Kalian lanjutkan pesta sepuasnya, ingat besok sudah tidak ada jejak sedikit pun."

Sudden Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang