Bab 13

54 3 0
                                    

Sudah beberapa hari ini Aku tidak melihat keberadaan Aldi.

Entah kenapa, sosok itu menjadi salah satu yang di tunggu disetiap harinya.

Bukan karena Aku mencintai Aldi, tapi hati Aku mulai mencari dan mata terus memandang keseluruh arah untuk menemukan sosok itu.

Sekarang aku bingung, kenapa selalu sosok itu yang ada.

Lelaki itu bahkan tidak melakukan hal hal 'aneh' untuk Aku.

Tidak menelpon, mencari, atau memberikan sesuatu yang membuat Aku tersentuh.

Tapi disetiap Aku berhadapan dengan lelaki itu, jantungku berdetak lebih kencang dan tanganku berkeringat.

Tidak bisa diungkapkan tapi bisa dirasakan.

Bagaimana pun itu, semoga rasa ini tidak menjadi ancaman yang besar untuk kehidupan Aku melainkan kebahagiaan di masa depan.

---

Malam sebelum hari dimana tujuan kompetisi memasak.

Aku gelisah, terus mengingat catatan yang aku tulis.

Tring..

Sebuah pesan masuk.

Perhatian Aku beralih ke ponsel.

Tertara nama "Aldi" disana. Aku buka dan membaca pesan tersebut.

Ke dapur sekarang
-Aldi.

Tanpa bertanya lagi, Aku bergegas dan langsung menuju dapur.

Aku melihat Aldi sedang menata piring yang sudah tersaji makanan.

Aku memperlihatkan setiap detail gerak gerik lentik tangan Aldi dari kejauhan.

Mata Aldi tersorot sedang fokus dengan apa yang didepannya.

Aku suka dengan pemandangan ini. Senyumku merekah, tidak ada yang spesial tapi Aku senang.

Mata ku dan Aldi bertemu, Aku buru-buru mengalihkan kearah lain. Pasti Aldi berpikir aneh tentang Aku.

Aldi memanggilnya untuk mendekat lalu Aku mengikuti.

"Aku udah siapin makanan buat kamu,"

kenapa tiba-tiba?

wajah Aku terlihat bingung.

Aldi membawa makanan itu ke meja makan Aku mengikuti langkah Aldi dari belakang.

"Tumben," kata Aku saat di meja makan.

Aldi membimbing Aku duduk dan menarik bangku untuk Aku.

"Dilihat, dicoba dan ditanggapi," ternyata itu tujuan Aldi, Ia ingin Aku mempresentasikan hasil makanan dadakan ala Chef Aldi.

Aku mengambil garpu dan sendok yang Aldi sediakan.

Makanan itu aku lihat dari sisi depan, belakang, kiri dan kanan dan atas.

Ini sudah kesekian kalinya Aldi memasak untuk seseorang bahkan akan dikomentari secara langsung dihadapannya.

"Aku coba ya," Aku mulai menyendok pasta, mencium aroma terlebih dahulu lalu hinggap di lidah.

Aldi menatap lurus mata Aku.

Aku menggunyah dengan raut yang cukup ekspresif.

"Wah, gila enak banget. pastes aja kamu menang kompetisi master chef,"

"Ck, bukan itu jawaban dari judger," Aldi sedikit kesal dengan reaksi yang diucapkan Aku.

Lelaki itu mau Aku mengomentari detail cita rasa hidangannya.

"Mie nya kenyal dan matengnya pas, rasa sausnya creamy tapi engga buat orang eneg bahkan bikin nagih untuk makan terus, presentasi awalnya simple dan jika dilihat dari sisi kiri kanan depan belakang diputer mie nya rapih prnataannya," kata Aku mengomentari.

Sebenernya, Aku agak canggung untuk mengomentari masakan sekelas Aldi yang sudah berkecimpung didunia permasakan bertahun-tahun,

Sedangkan aku baru dua sampai tiga tahun berlatih masak dan membuat kue langsung membuka cafe.

ONE THING(END)Where stories live. Discover now