hari yang ditunggu-tunggu dimulai
jantung Aku berdebar lebih kencang,
Aku dengan teman-teman kompetisiku sudah berada di sebuah Aula di Restoran Rossy. Terdapat Banyak meja yang sudah dilengkapi peralatan dapur, seperti : wastafel, kompor, meja dan alat-alat memotong.
Kompetisi ini terbilang besar sampai mengundang wartawan dan beberapa media untuk meliput acara ini.
Aku menarik napas pajang berkali-kali.
Apakah aku bisa melakukan yang terbaik? jangan sampai ada kesalahan sedikit pun.
Aku sedang berkumpul untuk melakukan briefing.
Aku tidak melihat sosok Aldi.
"Karlina, semangat," Steve jalan melewati Aku dengan senyum menyemangati.
Aku tersenyum,
tring...
Sebuah pesan masuk ke handphone.
Aku engga bisa nemuin kamu, semoga berhasil hari ini.
meski tidak terlihat ujung hidungnya, tetapi melalui teksnya, Aku sudah senang dan berterima kasih karena sudah mau mengajariku dan menyempatkan datang semalam.
pok..pok..pok..
seseorang bertempuk tangan untuk menarik perhatian.
"Kumpulin handphone-nya sekarang,"
---
Acara dimulai,
Pembukaan terbilang meriah dan penyambutan juri datang ke depan panggung.
Chef-chef senior dari Rossy datang bergantian.
Ah..
Aldi disana,
Dia tidak bisa menemuiku karena takut orang lain salah paham, takut orang lain mengira Aldi tidak kompetitif dalam menilai peserta.
Aku memahami posisi lelaki itu.
Steve juga tadi hanya lewat, ia hanya memberikan semangat sambil lewat.
Setelah pembukaan, peserta memasuki tempat yang sudah diatur sesuai nomor yang tadi dibagikan saat briefing.
Aku menyemangati diriku sendiri harus melakukan yang terbaik untuk diriku sendiri.
Papa dan mama terlihat dibarisan tempat duduk dari wali peserta. Karena penilaian dan pemberian juara akan dilakukan di hari yang sama.
Aku menatap Aldi, lelaki itu terlihat sedikit cemas.
Kompetisi memasak dimulai.
Para peserta mulai cekatan dalam memasak.
Juri memperhatikan satu persatu dari atas podium, mulai berbisik siapa yang terlihat lihai dalam memasak.
Aku memotong sayur dengan sergap.
15 menit sudah berlalu.
Chef-chef mulai berkeliling.
mata Aldi sesekali memperhatikan Aku.
Biasanya pertanyaan-pertanyaan chef seperti, 'Mau buat apa?', 'Kreasi yang ditunjukan apa?', 'Ada teknis khusus?' dan segala macam itu.
biasanya juri-juri ingin pesertanya melakukan hal yang tidak biasa, karena memasak membutuhkan kreatifitas yang lebih dan beda agar terlihat istimewa.
"Kamu mau buat apa?" Chef Gilang menghampiri Aku.
"Saya mau buat pasta udang cream, tapi udangnya di blender kasar,"
"Tapi kamu rebus dulu kan itu?"
"Iya saya rebus, terus saya mau campur bikin sedikit foam supaya ngembang,"
Chef Gilang angguk-angguk mengerti lalu melewati Aku karena jika peserta tidak boleh terlalu banyak diajak bicara takut mengalihkan perhatian peserta.
Aldi tidak melewati dapur Aku.
Laki-laki itu kawatir jika Aku tidak fokus dengan kedatangannya.
sisa waktu 5 menit
"Sisa waktu lima menit, kalian harus plating," salah satu Chef berteriak.
40 peserta mulai panik, ada yang sudah sedikit lagi selasai, ada yang masih kawatir masakannya tidak matang, ada yang baru mulai plating.
Aku memasukan mi ke piring dengan rapih lalu menyiram mie dengan saus yang ia bikin, diberi hiasan sedikit di atas pasta.
tring....tring.....tring.....
"Angkat tangan,"
semua peserta angkat tangan.
huft akhirnya...
---
Peserta dipersilahkan kesisi ruangan karena para juri akan berkeliling untuk menyicipi satu-persatu dan langsung menilai.
---
setelah melakukan penilaian, akhirnya pengumuman juara sebentar lagi.
Juri mulai mendiskusi kan siapa yang akan memperoleh perhatian paling menarik dan memilih 5 juara dari 40 peserta.
"Kami sudah berdiskusi tentang masakan kalian, 5 orang tersebut harus mempresentasikan hasil masakannya. Ingat, presentasi kalian masuk kedalam penilaian juara. dan Kalian harus mempunyai inovasi dan yang kalian jelaskan dapat dimengerti,"
"Ya, Chef," serempak menjawab.
"Nomor 13, nomor 23, nomor, 2, nomor 5 dan nomor 30, silahkan kedepan podium,"
peserta mulai maju kedepan,
"Karlina, kamu nomor 23, sana maju,"
Aku melihat nomor yang berada di dada.
"oiya," kataku kaget.
Karlina pasti bisa
Jantung Aku mulai berdegup kenjang,
YOU ARE READING
ONE THING(END)
Romance"Jika cinta itu aku, buktikanlah. Jangan biarkan aku terjatuh sendiri." - Karlina Seorang wanita berumur 22 tahun, sama seperti perempuan-perempuan lainnya, memiliki hati, perasaan dan juga cinta. Hanya bisa menangis apabila bersedih dan tertawa ap...