Bab 15

54 3 0
                                    

Semenjak hari dimana aku mendapatkan piala juara kedua, aku dengan Aldi menjadi lebih dekat.

kedekatan kami pun mulai terjalin. Aku mulai membuka hati untuknya.

Ternyata lelaki itu tidak seburuk apa yang aku pikirkan. Dia baik. Dia sangat peduli denganku.

Memang terkadang sikapnya yang dingin tapi sebenernya dia tidak secuek itu.

Hari ini aku membuatkan makanan khusus buatnya.

Iya. Aku ke Rossy.

Karyawan disana menyapaku. Dan mengucapkan selamat kepadaku karena sudah menjuarai runner up.

Aku mengucapkan terima kasih dan bertegur sapa.

"Oiya Aldinya ada kan di ruangannya?" kataku bertanya kepada sekretaris Aldi.

Ada keraguan disana.

"Ada, tapi," katanya ragu.

"Yaudah aku masuk dulu deh, keburu jam makan siang abis," kataku tanpa menggubris Lia.

Aku melewatinya lalu berjalan ke ruangan Aldi.

Dengan perasaan senang aku berjalan, tetapi pintu ruangannya sedikit terbuka.

Saat langkah mulai mendekat, aku mendengar suara.

tanganku mulai mendorong pelan pintu.

Sama sekali aku tidak ada niatan menguping, tetapi aku ingin mengetahui siapa orang yang ada didalam sana karena terdengar suara wanita.

Mataku mulai membelalak, melihat Aldi sedang berpelukan dengan wanita lain.

Tapi, wanita itu.

Tina.

Temanku.

tanganku dengan sergap menutup bibir.

Kakiku bergetar, energiku habis. Lemas.

Aku tidak menyangka jika sahabatku itu merebut lelaki yang sudah jelas adalah calon pasangan hidupku.

Aku lari dari situ. Kakiku melangkah dengan cepat.

"Mba Karlina," kata Lia.

Aku tau pasti Lia ingin menghentikanku.

Dipikiranku hanya satu. Kabur dari situ.

Tidak ada yang perlu dijelaskan.

Ini sudah sangat jelas. Bahwa Tina dan Aldi masih sangat saling mencintai.

Keberadaan Aku hanya menjadi nyamuk dan bahkan menjadi penghalang kisah cinta mereka.

cukup.

Aku harus bilang kepada orang tua Aldi. bahwa pernikahan ini tidak bisa dilanjutkan lagi.

Sesampai di mobil, aku nangis sejadi-jadinya.

Kenapa sahabatku tega melakukan hal ini? kenapa mereka harus berpura-pura untuk tidak saling terlihat mencintai? kenapa mereka tidak bilang dari awal kepadaku bahwa Aldi tidak mencintaiku? kenapa?

---

Aku sampai di rumah Aldi.

Pikiranku hanyut dalam keadaan.

Aku nekad kerumahnya untuk bilang bahwa aku tidak bisa lagi melanjutkan pernikahan ini tanpa sepengetahuan orang tuaku.

Mataku sedikit sembab.

Aku sudah meneteskan obat mata supaya tidak terlihat.

Keputusan yang mendadak ini atas kehendak keemosianku saja.

ONE THING(END)Where stories live. Discover now