Happy reading!!
..
.
[Vote and Comment]
.
.10:30
Apartemen mewah Seoul"Rasanya badanku lemas sekali
Aku juga pusing dan mual"
Rintih Jiyonhee kepada sahabatnya Jaema Song."Kau sudah minum obat?"
"Sudah,tapi malah semakin pusing"jaema menghela nafas. sepintas ia menatap sendu pada sahabatnya itu. sungguh ia tak tega melihat sahabatnya duduk merengkup dengan memegangi perutnya.
"kau tak akan sembuh jika hanya mengeluh seperti ini."
tukas jaema meraih tangan Hani.
"Kau mau membawaku kemana?"
"Kedokter, Kau tidak boleh sakit"
imbuhnya.________
"Bagaimana dok?,Teman saya sakit apa?"
Telisik jaema ketika belahan pintu kaca itu terbuka, memperlihatkan sosok dokter dengan jubah putihnya segera menghampiri jaema yang terlihat begitu hawatir.
"Teman anda tidak apa-apa, anda tak perlu hawatir karena Ini adalah gejala umum untuk seorang ibu hamil" imbuh sang dokter.
"Apa?,Hamil?"
Detik ini juga jaema terpaku, ia tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya atas apa yang ia dengar barusan. Otaknya sibuk berfikir dan mencerna apa yang sedang terjadi didepan matanya.
Berita yang harusnya disambut gembira ini malah sebaliknya, jaema yang kenal baik bahkan tinggal bersama Hani, bahkan tak pernah mendengar bahwa gadis itu sudah menikah.
"Ya, Kandungannya baru memasuki Minggu ke-2, jadi mual dan pusing akan sering terjadi"
"T-terimakasih dok"
ucapnya membungkuk sebelum berlalu meninggalkan dokter itu.jaema berjalan menyusuri koridor rumah sakit. ia nampak shock dengan apa yang didengarnya barusan. Dengan langkah tergesa ia segera bergegas menemui Hani didalam ruang perawatan.
Jaema terpaku kala melihat wajah teduh Hani, ia tengah tersenyum sembari mengobrol pada seorang suster yang kelihatannya menyuntikkan sesuatu pada Hani. Dalam lamunannya, jaema kembali mengingat bagaimana kehidupan Oh Hani.
mirisnya sahabatnya itu tak memiliki siapa-siapa, ia bahkan yatim piatu dan tinggal bersamanya. bagaimana bisa Hani mengalami hal ini?, apa iya seseorang dari club telah melecehkannya?.
"Jaema?"
celetuk Hani saat menyadari atensi jaema diambang pintu. "....Jaem kenapa kau hanya berdiri disana? Ayo masuk"
"Iya,"
Jaema mendudukan dirinya tepat disamping Hani, ia menatap tulus manik indah sahabatnya. tak mungkin Hani melakukan hal itu dan menghancurkan masa depannya, anak yang dikandung Hani pasti memiliki ayah. sahabatnya itu tidak akan pernah menjadi gadis murahan, mengingat betapa baiknya gadis itu.
"kau kenapa? kenapa raut wajahmu begitu? apa sakitku cukup serius?"
tanyanya polos.Jaema meraih tangan oh Hani, menatapnya intens pun tulus. Berusaha menunjukkan senyuman dan wajah bahagianya sebelum menyampaikan kabar, yang sejatinya memang harus disambut penuh kebahagiaan dan rasa syukur.
"Hani, sebenarnya aku tidak tau harus bersikap bagaimana. Aku akan menyampaikan yang sudah dokter katakan, aku harap kau juga menyambutnya dengan baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Mom
Jugendliteraturbahagia tak selalu tentang cinta Ntah itu mencintai atau dicintai. terkadang seseorang yang mengasihimu dengan cintanya juga tak mampu mencapai titik tertinggi untuk rasa bahagiamu. kebanyakan jenis cinta semacam ini juga akan membuat sakit, karena...