Season 2 [25] Destiny?

74 5 0
                                    

Stay at home and always healthy
Let's Fight Covid-19!!
#dirumahsaja

Happy Reading!!
.
[VOTE AND COMMENT]
.

.

.

.

.

Suara riuh memenuhi rumah mewah itu. Ocehan dan sedikit umpatan bercampur menjadi satu suara. Deruhan mesin juga terdengar begitu berisik kala mobil-mobil mewah milik petinggi negara ini tak hentinya memasuki halaman rumah milik keluarga Kim.

Ratusan prajurit berbadan kekar dengan seragam rapi serta ekspresi sangar berdiri rapi disepanjang jalan menuju gerbang utama. Semua tamu laki-laki yang hadir mengenakan setelan jas hitam, dalaman kemeja putih serta dasi yang diseragamkan.
Sedangkan nyonya-nyonya besar mengenakan dress atau gaun berwarna hitam.
Sebuah pita kecil berwarna putih terpatri rapi tepat di dada kanan pria. Serta menjepit rambut untuk tamu wanita.

Puluhan karangan bunga dengan berbagai macam jenis juga ikut menghiasi pinggiran karpet merah yang digelar sepanjang jalan menuju pintu utama. Karangan bunga yang indah untuk suasana terburuk keluarga Kim.

Sebenarnya Yoojung sudah melarang keras untuk keberadaan benda-benda indah berbau duka itu. Tapi sekali lagi iparnya tak sependapat. Oh Hani justru menyela ketika Yoojung memberi perintah. Wanita berambut pendek itu bahkan tak diberi sela untuk mengemukakan pendapat kembali.

Seperti saat ini. Yoojung tengah berdiri didepan pintu berwarna putih bertuliskan Royale badroom. Menatap sendu pada sosok adik iparnya yang sedang melamun seraya menatap pantulan dirinya pada plasma bening itu. Sesekali Yoojung menghela nafas terlampau berat hingga bingkai mata oh Hani berkali-kali menolah Padanya.

"Hani-ah, kau tak usah pergi jika terasa sulit untukmu"
Celetuk Yoojung memecah keheningan.

Oh Hani tersenyum pada Yoojung. Ia berdiri meraih tangan sang kakak ipar. Berusaha memberikan jawaban dalam diamnya. ia yakin Yoojung akan mengerti jawabannya meski hanya dengan gestur tubuh dan mimik wajah. Iparnya tak pernah salah dalam pengertian mengenai dirinya. Itu juga salah satu alasan oh Hani begitu kuat mempertahankan dirinya agar tak runtuh.

Karena banyak orang yang akan jatuh jika ia menyerah sekarang.

"Aku tau ini tak akan mudah, jadi kau tak harus memaksakan dirimu"

"Yoojung-ah, menurutmu aku akan melewatkan upacara pemakaman putriku?. Aku tidak akan bisa..
Ah iya, bolehkah aku memapah Rahee selama pemakaman?"

Yoojung memejamkan matanya disusul senyum ramah. ia sudah tak bisa menolak lagi kali ini. Oh Hani sendiri telah menguatkan dirinya lalu apa yang ia lakukan? Menghalangi seorang ibu untuk hadir di pemakaman putrinya?. Tidak.. tidak boleh seperti itu.

"Tentu, Rahee bersama Jong-in menyambut tamu kehormatan"

Hani mengangguk sebelum berjalan melangkah juntai meninggalkan atensi Yoojung.

"Kau baik-baik saja kan nak?. Andai bibi tau saat itu akan terjadi hal seperti ini, bibi tidak akan membiarkanmu pulang larut malam seperti itu"
Monolog Yoojung.

___________

Mobil mewah bermerk
Hummer Cruseher dengan simbol dua beruang coklat yang merupakan simbol dari keluarga Kim memasuki gerbang pemakaman.

Ketika memasuki gerbang, orang-orang hanya akan melihat taman air mancur dengan bunga mawar hitam mendominasi. Sebuah jalan setapak menuju pemakaman utama. Ada sebelas makam yang berjajar dan memiliki simbol kebesaran keluarga kim. Makam ini menjadi tempat peristirahatan terakhir untuk anggota keluarga Kim terdahulu. Diantaranya mendiang Tuan Kim yang merupakan ayah dari kai dan Yoojung. Dan untuk hari ini, akan ada dua belas makam. Karena putri tunggal dari pewaris utama KJ group telah hilang.

Single Mom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang