Note: Jangan lupa baca bagian akhir chapter. Ada Mini Giveaway:)Happy Reading!!!
..
.
.
.
Sinar matahari membelai lembut wajah orang-orang yang menikmatinya. Aroma manis bunga yang baru bermekaran sungguh menggoda. Angin sejuk dipagi hari berhembus pelan memainkan helaian rambut wanita itu.
Euphoria terbaik pagi ini.
Hani duduk berjinjit sebelah kaki dikursi taman. Menikmati suasana tenang dipagi hari. Taman kecil dihalam belakang adalah tempat favorit oh Hana. Memang tak akan sama, tapi suasana ini begitu ia nikmati sekedar pengobat rindu pada tawa anaknya.
Ranumnya tersenyum ketika otaknya kembali menampilkan kilasan ingatan singkat saat putrinya bermain disini. Berlari sembari mengejar kupu-kupu. Bahkan gadis kecil itu pernah menakuti Kakak sepupunya, Rahee dengan kodok.
Taman ini juga menjadi tempat favorit Yoojung saat berkunjung kesini. Iparnya dan ibu mertuanya sering mengajak Hani untuk sekedar menikmati secangkir teh hangat di sore hari. Hana dan kedua sepupunya juga diajak bergabung meski Raon sering membuat Hana dan Rahee menangis karena kejahilannya.
Tapi, hal-hal kecil seperti itulah yang paling dirindukan. Kehangatan, kenyamanan dan rasa hangat yang belum pernah oh Hani rasakan sebelumnya. Didalam keluarga inilah ia mengenal dan merasakan apa itu perhatian.
Andai saja hidupnya bisa berbahagia hingga tahap akhir kehidupan. Andai saja ia bisa seperti ibu lain. Yang berada dan menemani putrinya hingga berhasil. Mendidik, memahami kepribadian juga menjadi teman yang baik. Itu semua adalah impian semua ibu didunia ini. Ntah apa kesalahan yang ia buat di kehidupan sebelumnya hingga harus kehilangan oh Hana.
Sebesar itukah kesalahannya? Hingga tuhan mengambil hal paling berharga dihidupnya?. Atau setidak beruntungnya ia hingga tak dapat kesempatan menjadi ibu yang baik?.
Ntahlah, itu sudah ditakdirkan. Semuanya sudah dirancang dan terencana. Tak ada yang bisa menebak-nebak alurnya hidup."Aku sial sekali"
Lirihnya."Bibi!"
Suara gadis kecil memanggil oh Hani.Wanita itu menoleh. Senyum simpul tersemat pada ranumnya kala melihat gadis kecil itu berlari menghampirinya.
"Rahee? Kau disini?. Dimana ibumu nak?."
Tanya oh Hani seraya berjongkok menyesuaikannya tingginya dengan torso mungil Rahee."Ibu sedang memasak bersama ahjuma. Bibi sedang apa disini?"
"Tidak, hanya duduk sebentar untuk menghirup udara segar. Kau sendiri?"Gadis itu terlihat berfikir sedikit. Meski Rahee sudah berumur sembilan tahun tapi pola fikir oh Hana jauh lebih baik darinya.
"Oh iya, ibu menyuruhku untuk bertanya pada bibi. Bibi ingin sarapan apa?"
Hani tersenyum. Ia berdiri seraya memegang bahu Rahee.
"Hm... Bibi rasa tidak baik menyuruh ibumu membuat sarapan untuk bibi. Sekarang kita ke dapur, bantu ibumu dan ahjuma."
Ajak oh Hani."Tidak apa-apa?"
"Tidak.., Kajja"........
Suara minyak panas menggoreng kentang hingga setengah matang memenuhi dapur seluas kamar apartemen itu. semua orang sibuk dengan aktivitas memasaknya.
Beberapa pelayan sudah mulai menyiapkan meja makan berukuran memanjang lima meter. Ada dua belas kursi pada meja itu. Beralaskan karpet meja berwarna merah serta kursi kayu berbahan kayu Ebony berkualitas tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Mom
Novela Juvenilbahagia tak selalu tentang cinta Ntah itu mencintai atau dicintai. terkadang seseorang yang mengasihimu dengan cintanya juga tak mampu mencapai titik tertinggi untuk rasa bahagiamu. kebanyakan jenis cinta semacam ini juga akan membuat sakit, karena...